MEET IBU
Bagian dari alternate universe Better Than Revenge
Jungkook berjalan menyusuri lorong rumah sakit jiwa untuk menuju ke kamar istrinya. Tangan pria itu juga membawa boneka yang tadi ia beli untuk sang istri.
“Halo, sus,” sapa Jungkook pada perawat yang bertugas merawat istrinya.
“Iya, pak. Silahkan masuk. Ibu sudah mandi, sarapan, dan minum obat.” Perawat mempersilahkan agar Jungkook masuk.
“Iya, terima kasih. Suster boleh pergi dulu, biar saya yang urus istri saya.”
“Siap, pak. Nanti kalau butuh bantuan, silahkan hubungi saya.”
“Pasti, sus.”
Setelah perawat pergi, Jungkook segera masuk ke dalam kamar rawat istrinya yang tengah berdiam diri di pinggir kasur sembari menatap kosong ke arah luar jendela. Jungkook berjongkok di depan istrinya, kemudian menggenggam tangan wanita itu.
“Hai Minji. Aku dateng besuk kamu.” Ia tersenyum sembari menggenggam tangan istrinya yang seperti biasa tak akan memberi respon. Lee Minji, itu adalah nama wanita yang dinikahi Jungkook enam tahun silam.
“Maaf ya baru besuk. Kemarin aku sibuk kerja.”
“Oh iya, aku bawa ini.” Jungkook menunjukkan boneka teddy bear yang dibelinya tadi kepada istrinya. Minji yang melihat boneka itu segera mengambilnya dan memeluknya penuh sayang ke dalam dekapannya.
Jungkook tersenyum getir melihat keadaan istrinya yang tak ada perubahan sama sekali setelah bertahun-tahun lamanya. Ruang kamar Minji penuh boneka pemberian Jungkook maupun rekan-rekan si pria Jeon karena ia cukup tenang jika memeluk barang itu.
“Jalan-jalan yuk cari udara segar?” Meskipun tak mendapatkan tanggapan, Jungkook tetap meraih tangan Minji untuk turun dari ranjang dan mulai mengajaknya berjalan ke luar kamar. Minji hanya menurut, pun ia mendekap erat boneka pemberian suaminya.
Jungkook membawa Minji berjalan-jalan ke taman rumah sakit jiwa yang untung saja jaraknya tak jauh dari kamar. Saat tiba di taman, Jungkook mengajak Minji duduk di kursi yang ada.
“Minji, aku tahu pasti sulit menerima semua yang terjadi. Tapi apa gak sebaiknya kamu move on? Ada aku di sini, kamu masih punya aku. Ini udah hampir enam tahun, kita harus melihat ke depan. Yang terjadi biarlah terjadi, kita lupakan aja. Hem?”
Seperti biasa, Jungkook tak pernah lupa mengajak Minji untuk move on setiap kali ia menjenguk istrinya itu. Ia tetap melakukan itu meskipun istrinya tak memerhatikan ucapannya, alih-alih asik bermain dengan boneka.
“Hehe iya. Kamu suka bonekanya ya? Sampe gak perhatiin aku ngomong?” Jungkook tersenyum getir, punggung tangannya menghapus air mata yang jatuh membasahi pipinya.
“Aku beli air minum dulu ya di kantin sana. Deket kok, sebentar aja. Kamu di sini main sama boneka dulu.”
Jungkook berjalan pergi untuk membeli air minum, meninggalkan Minji yang duduk sendirian di taman sembari asik bermain boneka.
“Ups, maaf tante.”
Minji menoleh ke arah sumber suara saat ada anak kecil yang meminta maaf karena tak sengaja melempar balon ke arahnya. Mata wanita itu menjadi berbinar saat melihat si anak kecil. Sontak saja Minji berdiri dari duduknya, kemudian setengah berjongkok untuk menyamakan tinggi si anak kecil. Kemudian ia segera memeluk erat anak kecil itu.
“J-jungmin? Jungminnya ibu,” gumam Minji sembari memeluk anak laki-laki di hadapannya.
“H-hah? I’m not Jungmin. Tante salah orang ya? I’m Corbyn, anaknya papa Jimin. Lepasin Corbyn, bisa?”
“Jungmin, Jungmin anak ibu sudah besar.” Minji menatap wajah anak laki-laki itu dan mengelusnya penuh sayang.
“Ibu seneng banget. Ibu seneng banget dijenguk Jungmin.”
“Suster!!” Corbyn menangis dan berteriak memanggil pengasuhnya. Iya, anak kecil itu memanglah Corbyn Matthew Park, anak Jimin. Anak kecil itu memang diajak pengasuhnya ke rumah sakit jiwa untuk menjenguk sepupunya.
“Astaga, Corbyn.” Pengasuh baru datang membeli susu untuk Corbyn, ia terkejut kala melihat anak bosnya dipeluk oleh salah satu pasien.
“Ibu, mohon maaf ini anaknya minta dilepas. Boleh?”
“Anak ibu jangan gitu hiks kenapa Jungmin gak suka ibu peluk?” Minji pun ikut menangis.
“Mohon maaf, bu. Tapi ini bos saya namanya Corbyn, bukan Jung—”
“Jungmin! Namanya Jeon Jungmin!” Minji berteriak marah.
“Ada apa ini—Oh?” Jungkook terkejut ketika mendapati ada Corbyn dan pengasuhnya.
“Dokter, tolong ini Corbyn nangis minta dilepas.”
“H-hei, Minji. Tolong dilepas bisa? Ini Corbyn—”
“Jungkook! Ini anak kita. Lihat, lihat! Anak kita udah gede. Jungkook aku seneng banget dijenguk Jungmin kita.”
Jungkook terdiam sesaat, mencerna semuanya. Ini pertama kalinya Minji banyak berbicara bahkan memanggil namanya semenjak dirawat di rumah sakit jiwa. Pun, ini pertama kalinya Minji sangat senang melihat anak kecil dan menganggap sebagai anak mereka. Padahal sebelumnya Jungkook telah mencari beberapa bayi pengganti, namun Minji tak menyentuh mereka sama sekali, alih-alih tetap menangis dan mencari Jungmin yang telah tiada.
“Corbyn, boleh bantu om? Tolong jadi Jungmin sebentar aja ya buat tante? Om tahu Corbyn anak baik, bantu om sebentar, ya?” Jungkook berbisik pada Corbyn. Berikutnya, Jungkook juga berbisik meminta tolong pada pengasuh Corbyn agar membantu, yang untung saja disanggupi.
“Corbyn, main-main sebentar gak apa-apa ya? Corbyn anak baik, pernah dibantu om dokter untuk sembuh, sekarang bantuin om dokter sebentar ya?” Pengasuh ikut berbisik membujuk Corbyn.
Akhirnya Corbyn mengangguk dengan polos. Ia menurut saja saat diajak bermain bersama wanita yang mengaku sebagai ibunya. Sementara Jungkook melihat interaksi Minji dan Corbyn dengan beribu pertanyaan di dalam benaknya.
To be continue...