THE WEDDING

Bagian dari alternative universe Please, Love Me

Credit pict to the right owner.

Hari yang ditunggu-tunggu baik oleh pasangan pengantin, keluarga, maupun penggemar, akhirnya tiba. Dalam beberapa saat kemudian, Jeongguk dan Jimin akan menggelar upacara pernikahan. Acara digelar secara tertutup, khusus dihadiri oleh keluarga utama, kerabat terdekat, dan sahabat.

Jeongguk bangga pada dirinya sendiri karena sedikit demi sedikit, ia bisa menghapus luka trauma di hati Jimin, pun sekarang suaminya itu juga mau mengundang kedua orang tuanya untuk hadir di pernikahan mereka. Bukan hanya itu, ia juga senang karena bisa melihat senyum bahagia di wajah Charlotte yang sangat antusias atas pernikahan kedua orang tuanya.

Sesuai dengan keinginan Jeongguk dan Jimin, apacara pernikahan digelar secara outdoor di salah satu hotel bintang lima dekat pantai Santa Cruz, California Utara. Tempat didekor bernuansa putih, dilengkapi dengan bunga-bunga. Tempat tersebut berhadapan dengan pantai yang indah, mengingat kedua pengantin sangat menyukai laut.

“Hey, you looks so beautiful.” Jeongguk berbisik untuk melayangkan pujian kala ia dan Jimin bertemu di depan altar. Ia memakai setelan jas berwarna hitam, sementara Jimin mengenakan warna putih.

Jimin tersenyum, ia segera membawa tangannya untuk melingkar di lengan Jeongguk. “You too. You looks so beautiful,” balasnya.

“What about me?” Charlotte yang berada di depan Jeongguk dan Jimin melayangkan protes. Kedua orang tua Charlotte terkekeh pelan.

“You too, princess. You looks so beautiful.” Jeongguk membawa tangannya untuk mengelus surai Charlotte.

Pihak panitia upacara pernikahan mengingatkan Jeongguk dan Jimin agar berjalan di altar, sehingga mereka segera berjalan dengan Charlotte yang ada di depan. Mereka berjalan melewati para tamu undangan yang telah duduk dengan rapi.

“Aku gugup, pi.”

“Me too, dad.” Jimin merespon. “But I’m so happy,” lanjutnya.

“Me too, pi.”

Saat sudah melewati altar, Charlotte diminta duduk di kursi barisan depan. Jeongguk dan Jimin pun segera naik ke panggung yang sudah ada pendeta—yang siap membantu pengucapan janji pernikahan. Saat semua sudah siap, pendeta segera memulai acara.

“Justin Jeon and Christian Park, have you come here freely and without reservation to give yourselves to each other in marriage?”

“Yes.” Jeongguk dan Jimin menjawab pertanyaan dari pendeta secara bergantian.

“Will you honor each other as man and man for the rest of your lives?”

Secara bergantian, Jeongguk dan Jimin memberikan jawaban, “I will.”

“Will you accept children lovingly from God and bring them up?”

“I will.” Jeongguk dan Jimin kembali merespon pertanyaan dari pendeta secara bergantian.

Berikutnya, pendeta mempersilakan Jeongguk dan Jimin untuk mengucapkan janji kepada satu sama lain secara bergantian.

“I, Justin Jeon, take you, Christian Park, to be my husband. I promise to be true to you in good times and in bad, in sickness and in health. I will love you and honor you all the days of my life.”

“I, Christian Park, take you, Justin Jeon, to be my husband. I promise to be true to you in good times and in bad, in sickness and in health. I will love you and honor you all the days of my life.”

Selesai mengucapkan janji suci, keduanya dipersilakan untuk bertukar cincin, kemudian mereka berciuman. Orang-orang yang menyaksikan cumbuan Jeongguk dan Jimin bertepuk tangan serta bersorak bahagia.

“I love you, Jeongguk.” Jimin berbisik saat ia dan Jeongguk menjeda cumbuan bibir.

“I love you too, Jimin.” Jeongguk merespon.

Jimin tersenyum, kemudian ia memilih segera memberikan hadiah pada Jeongguk sesuai rencananya. “Aku punya hadiah buat kamu.”

Jeongguk memasang ekspresi bingung, “Hadiah? Apa?”

Jimin meraih kedua tangan Jeongguk, kemudian meletakkannya di perutnya. “Hadiah di sini. Ada adek.”

Kedua mata bambi Jeongguk membulat sempurna. “Kamu hamil?”

Jimin mengangguk dan tersenyum.

“Serius? Kamu hamil?”

Lagi, Jimin memberikan senyuman lebarnya dan anggukan kepala.

Jeongguk tak bisa menahan diri untuk melompat kecil dengan perasaan bahagia. “Ladies and gentleman, Christian Park told me that he is pregnant!” teriaknya.

“Here.” Jeongguk memegang perut Jimin yang masih datar. “Our baby is here!” pekiknya bahagia. “Charlotte, kamu mau punya adek!” teriaknya.

Seluruh orang di sana pun terkejut dan segera beramai-ramai meneriakkan kata, “Selamat.”

Jimin meneteskan air matanya karena terharu. “Thank you. Justin, thank you,” bisiknya.

“Gak. Harusnya aku yang terima kasih ke kamu. Terima kasih, aku bahagia banget, pi.”

“Aku yang harusnya berterima kasih lebih banyak ke kamu. Makasih banyak, dad. Aku bahagia banget.”

Jeongguk dan Jimin saling melempar senyum, keduanya kembali bercumbu, namun tak lama. Setelah itu, keduanya mengikuti serangkaian acara selanjutnya, termasuk berfoto bersama para keluarga, kerabat, dan sahabat.

Bersambung...

Semoga ngefeel ya biarpun aku kesannya kayak buru2 gitu ngetiknya :’)??