Changmin terbangun dari tidurnya dengan mata yang sembab. Pikirannya menerawang jauh tentang apa yang terjadi padanya di malam sebelumnya.

Kepalanya mendadak terasa pening ketika ingatannya sudah kembali sepenuhnya. Changmin menghela napasnya kasar. Kekalutan melanda hatinya, sebab takut bahwa Chanhee akan menjauhinya setelah melihat trauma yang dimilikinya.

Sebuah tendangan dari kaki kecil mendadak Changmin rasakan di punggungnya. Changmin segera membalikkan badannya, bingung karena Sunwoo juga berada di kasurnya.

Setelah membetulkan selimut yang menutupi tubuh Sunwoo, Changmin meregangkan tubuhnya seraya berjalan ke arah pintu kamar. Dibukanya pintu kamar sambil menguap lebar-lebar.

Suara teriakan yang berasal dari kamar yang berada di seberangnya membuat mata Changmin melebar.

Di depannya terlihat Chanhee yang sibuk menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.

Changmin lantas menggerakkan lehernya untuk menatap ke bawah, menatap horor pada dirinya sendiri karena ia hanya mengenakan boxer pendek di atas lutut tanpa mengenakan atasan apapun.

Buru-buru, Changmin membanting pintu kamarnya. Air mata malu dengan senyum penuh penyesalan melukisi wajah Changmin pagi itu.

Setelah mandi dan berpakaian lengkap, Changmin turun ke bawah untuk makan pagi. Tepat dibelakangnya, Chanhee juga baru saja turun ke bawah.

Tanpa basa-basi, Chanhee segera berpamitan untuk pulang karena ada kelas pagi yang harus ia hadiri.

Bunda Ji lantas menyuruh Changmin untuk mengantarkan Chanhee dengan motornya agar Chanhee dapat tiba lebih cepat. Chanhee sedikit terkesiap ketika mendengarnya, rasanya ia ingin menolak tawaran tersebut tapi Chanhee tak sampai hati untuk membuat Bunda Ji sedih karenanya.

Perjalanan menuju rumah Chanhee kembali dipenuhi dengan keheningan, dejavu merupakan kata yang pas untuk menggambarkan keadaan itu. Bedanya, kali ini luapan kecanggungan adalah penyebab dari keheningan tersebut.

Sesampainya di rumah, Chanhee segera turun dari motor Changmin. Saking buru-burunya, Chanhee setengah melompat ketika melakukannya.

Ucapan terimakasih diberikan Chanhee untuk Changmin. Suara pintu rumah yang ditutup terlampau kencang membuat Changmin tersadar bahwa kejadian tadi pagi tampaknya akan susah untuk dilupakan.