Hai, ini Chanhee.

Ini adalah pertama kalinya aku nulis disini tentang sebuah tulisan yang bakal aku tujukan untuk orang pertama yang pernah bertahta di hatiku.

Namanya, Kim Sunwoo.

Sunwoo dan aku kenal secara tak langsung lewat ospek jurusan kita berdua. Waktu itu, Sunwoo masih berumur 18 tahun sedangkan aku sendiri udah menginjak kepala dua.

Rangkaian acara terakhir dari ospek jurusan adalah pembacaan surat cinta dari mahasiswa baru untuk para kakak tingkat yang tergabung ke dalam panitia.

Dan.. ya..

Sunwoo tulis suratnya untuk aku.

Semenjak saat itu, entah bagaimana- hubunganku dan Sunwoo malah makin dekat.

Bahkan mungkin, terlalu dekat?

(Soalnya beberapa dari temen-temenku sampe bilang kalau aku dan Sunwoo ini lebih cocok dipanggil TTM, alias Teman Tapi Mesra. Hehehe.)

Tapi kalau boleh jujur, ada beberapa hal dari Sunwoo yang bener-bener aku suka.

Yang pertama, walaupun Sunwoo lebih muda dari aku- ada banyak kalanya dimana dia malah bersikap lebih dewasa dari aku.

Yang kedua, walaupun Sunwoo sering usil sama aku- Sunwoo gak pernah gagal buat bikin aku senyum. Bahkan di saat aku badmood karena tugas di luar nalar dari dosenku.

Yang ketiga, walaupun Sunwoo nggak punya kendaraan pribadi- dia selalu ngeusahain buat ngajak aku jalan-jalan keluar tiap minggunya. Sekalian buang stress, katanya.

Hal-hal kecil yang kayak gini dari Sunwoo, bikin aku semakin kasmaran dibuatnya. Walaupun nyatanya, Sunwoo dan aku nggak pernah secara terang-terangan nyatain perasaan kita ke satu sama lain.

Setelah aku resmi lulus dan dapat gelar sarjanaku, aku dipanggil untuk kerja di luar negeri. Di sebuah tempat dengan zona waktu yang berbeda dari Sunwoo.

Awalnya, kita berdua masih bisa nyempatin sedikit dari waktunya untuk sekedar ngobrol lewat video call.

Tapi lama-kelamaan, aku ngerasa gak tega sama Sunwoo karena LDR thingy ini.

Lingkar mata yang kian hari kian menghitam, terlihat jelas di wajah Sunwoo yang terus-menerus begadang tiap malam hanya untuk bertukar kabar denganku. Sunwoo juga gak jarang malah kena flu dan sakit tenggorokan karena semalaman gak tidur nungguin balasan dari aku.

Jadi pada akhirnya.. ceritaku sama Sunwoo, terpaksa kandas di tengah jalan.

Aku gak bisa terus-menerus mengikat Sunwoo dan ngasih dia harapan palsu, karena aku sendiri gak tau kapan aku bisa kembali ke Korea untuk nemenin Sunwoo di-sisinya lagi.

Kim Sunwoo, kalau suatu saat tulisan ini bisa nyampe ke kamu.. kakak cuman pengen bilang makasih buat semua yang udah kamu lakuin buat kakak.

Although I love you, we both know that you deserve better, Nu.