Hari ini, hari Jumat. Suatu kebetulan yang menyenangkan bagi Changmin karena dosennya tidak jadi datang di kelas terakhirnya hari ini. Setelah membereskan seluruh barang bawaannya, Changmin segera berjalan menuju mobilnya. Bersiap untuk menuju Lunar Day Care tempat pujaan hatinya bekerja.
Izin dari Bunda untuk kembali menjemput sang Adik sudah dikantonginya dari semalam. Walaupun begitu, tetap saja tatapan penuh curiga didapat Changmin dari wanita yang melahirkannya itu. Changmin hanya dapat melempar senyum penuh arti sebagai balasannya.
Sempat-sempatnya seorang Ji Changmin berganti baju terlebih dahulu di dalam mobilnya. Rambutnya ia tata ke belakang dengan bantuan pomade. Sentuhan wangi maskulin ia tambahkan di bagian leher dan pergelangan tangannya.
Pertemuan pertama Changmin dengan sang bidadari dapat dikatakan cukup memalukan bagi Changmin. Sebab, waktu itu dia baru saja keluar dari klub tari dengan peluh yang membasahi seluruh tubuhnya. Pakaian yang dikenakannya pada hari itu pun jauh dari kata rapih. Kali ini, Changmin bertekad untuk memberikan impresi yang baik.
Betapa senangnya hati Changmin ketika sosok yang dirindukannya selama beberapa hari ke belakang, sedang berdiri dengan jarak hanya beberapa meter jauhnya dari tempat Changmin berada. Changmin berdeham. Rangkaian kalimat disisipi gombalan maut telah tersusun dengan apik di dalam kepalanya.
Sayang seribu sayang, otak Changmin mendadak berhenti bekerja tatkala menyadari bahwa Chanhee sedang tersenyum kepadanya.
Lebih parahnya lagi, Chanhee sudah berjalan ke arahnya.
Changmin melempar senyum kikuk sebagai balasan. Tangannya sibuk menggaruk bagian belakang kepalanya yang bahkan sama sekali tidak gatal.
“Halo, mau jemput Sunwoo lagi ya?”
Suara ini.
Suara yang berhasil menaklukkan hati Changmin.
“I- Iya, Sunwoo udah keluar kan ya?”
Siapapun dapat langsung menyadari nada gugup yang keluar dari belah bibir Changmin.
Chanhee kembali melebarkan senyumnya, membalikkan badannya untuk berjalan ke arah ruangan tempat anak-anak berada.
Beberapa menit kemudian, Chanhee kembali terlihat. Kali ini dengan Sunwoo yang menggandeng tangan Chanhee dengan erat. Kening Changmin berkerut melihatnya, adiknya ini benar-benar akrab dengan si bidadari ya?
“Abang, kenalin. Ini Kakak Cantik.”
Mata Changmin membulat tanpa aba-aba. Sebelah tangannya ia gunakan untuk membekap mulut Sunwoo.
“Aduh, sori sori. Adik saya emang begini anaknya..” ujar Changmin setengah meringis, setengah menahan malu.
Kakak Cantik menggelengkan kepalanya sambil tertawa, mulutnya ia tutupi juga dengan telapak tangannya.
Changmin terpana dibuatnya.
“Gapapa kok, Nunu emang biasa manggil aku kayak gitu. Walaupun udah berkali-kali aku minta dia buat panggil nama asliku aja.”
“Boleh dong kalau saya juga panggil pakai nama aslinya?”
Keheningan mendadak menyapa mereka untuk beberapa saat. Changmin hanya bisa merutuki mulut licinnya yang sangat tidak bisa diajak bekerja sama.
“Boleh kok.. Kenalin, Chanhee. Choi Chanhee.”
Uluran tangan Chanhee segera disambut dengan antusias oleh Changmin yang cukup terkejut karena ukuran tangan mereka yang lumayan jauh perbedaannya.
“Changmin, Ji Changmin. Abangnya Sunwoo.”
Sebuah tamparan Changmin daratkan di mulutnya, kenapa juga ia harus menyebutkan kalimat terakhirnya? Chanhee kan sudah tau.
Chanhee sendiri tak ambil pusing dengan tingkah Changmin. Fokusnya teralihkan pada Sunwoo yang menarik-narik celana panjang Chanhee.
“Iya? Ada apa, Nunu?”
“Kakak Cantik, abang mau temenan sama Kakak Cantik. Kakak Cantik mau kan temenan sama abangnya Nunu?”
Kali ini, terdengar suara cukup nyaring dari Changmin yang baru saja menepuk jidatnya kuat-kuat.
Changmin rasa, adiknya itu perlu diberikan pengarahan agar lebih berhati-hati dengan ucapannya.
Tapi untuk saat ini, Changmin hanya ingin memeluk adiknya erat-erat. Karena berkat Sunwoo, Changmin berhasil mendapatkan username akun Instagram milik Chanhee.
Memang, bukan nomor Chanhee yang ia dapatkan. Tapi setidaknya, ia akan dapat memperlihatkan foto Chanhee pada Juyeon. Membuat Juyeon percaya bahwa bidadari memang ada di sekitar mereka.