Kali ini adalah genap keempat kalinya Changmin menjemput Sunwoo dari day care. Diluar dugaan, Bunda tidak bertanya maupun memberikan Changmin tatapan penuh curiga lagi. Sebaliknya, Bunda terlihat gembira karena dengan begini Changmin tidak membuang-buang waktunya untuk kegiatan yang tidak bermanfaat.

Changmin datang tepat ketika bel pulang berbunyi. Dilihatnya Sunwoo yang sedang bermain dengan seorang anak lelaki yang kira-kira sepantaran dengannya. Baru saja Changmin akan membuka mulutnya untuk menyapa Sunwoo, adiknya itu tiba-tiba mendorong teman mainnya hingga jatuh terjerembab ke belakang.

Changmin panik bukan main melihat kejadian tersebut. Dengan sigap, ia berlari ke arah Sunwoo dan temannya yang sedang menangis meraung-raung.

Tangan Changmin yang hendak mengelus puncak kepala si anak yang menangis terhenti di udara karena Chanhee mendadak mengangkat si anak dan menggendongnya.

Mata Changmin bertabrakan dengan milik Chanhee untuk beberapa saat, sebelum Chanhee memutuskan kontak mata mereka terlebih dahulu.

Changmin kemudian berdeham sebelum berjongkok agar dapat sejajar dengan ketinggian Sunwoo.

“Adek, kok temennya didorong kayak gitu?”

Sunwoo menatap Changmin dan Chanhee bergantian dengan bibir yang maju. Raut wajah sedihnya membuat Changmin tak enak hati.

“Habis.. Ewicnya jahatin Nunu!”

Yang disebut namanya merasa tak terima. Eric segera turun dari gendongan Chanhee lalu berkacak pinggang di depan Sunwoo.

“Ih! Ewic kan emang gak mau! Kata Mama kalau orang gak mau ya gak boleh dipaksa!”

Chanhee mengerutkan keningnya, bingung dengan masalah yang sedang dibicarakan kedua anak kecil itu.

“Emangnya Nunu minta Eric buat apa?”

Sunwoo mendongakkan kepalanya, menatap Chanhee tepat di matanya.

“Um.. Nunu minta Ewic jadi pacar Nunu, Kakak Cantik.”