Kedua insan manusia itu kini duduk berdampingan, netra terpaku pada televisi di depan mereka- tetapi dengan pikiran yang telah berjalan jauh entah kemana.

Sama seperti sekarang, raganya berdekatan- tetapi dengan perasaan yang bahkan sudah lama tak saling bersinggungan.

Tak ada satupun dari mereka yang tahu kapan tepatnya ini mulai terjadi, juga tak ada satupun dari mereka yang tahu mengapa ini terjadi.

Walau demikian, keduanya tampak seperti berusaha untuk saling mempertahankan hubungan. Berusaha menyelamatkannya sebelum terpisah selamanya.

Namun jauh di lubuk hatinya, mereka berdua tahu bahwa mereka hanya sedang menunda perpisahan.

Perpisahan.

Satu dari banyak kata yang tak pernah gagal untuk menakuti umat manusia. Kata yang seringkali diikuti dengan tangisan, amarah, dan keputus asaan.

Dalam banyak hal, perpisahan hampir selalu memiliki denotasi negatif. Membuatnya menjadi sebuah kata yang acapkali ingin dihindari.

Dan Chanhee serta Changmin, juga berusaha semampu mereka untuk melawan perpisahan.

Chanhee adalah yang pertama untuk mengalihkan pandangannya dari televisi ke wajah Changmin. Detik berikutnya, Changmin melakukan hal serupa- membuat mereka saling berpandangan.

Dulu, keduanya pasti salah tingkah jika berada dalam situasi seperti ini.

Kini, keduanya hanya mampu menyunggingkan senyum tanpa arti. Sama-sama menyadari bahwa api asmara mereka telah padam seutuhnya.

Ketika keduanya saling menatap ke dalam iris masing-masing, kilas balik kisah cintanya terputar secara cepat di hadapan mereka. Hingga tiba-tiba saja itu terhenti, karena salah satu dari mereka lantas memalingkan mukanya.

Changmin benci karena air matanya kembali jatuh di hadapan Chanhee.

Changmin benci karena sekuat apapun ia mencoba untuk kembali mencintai Chanhee, rasanya tak pernah sama seperti dulu.

Seperti biasa, Chanhee membawa Changmin ke dalam pelukannya dan membiarkan bahunya basah oleh tangisan Changmin.

Seperti biasa, Chanhee membisikkan kalimat-kalimat penenang di telinga Changmin- berharap agar usahanya dapat membuahkan hasil.

Setelah Changmin kembali tenang, perlahan Chanhee melepaskan pelukannya.

Menatap wajahnya dalam-dalam sekali lagi, karena Chanhee tahu setelah ini ia tak akan bisa melihatnya seperti ini lagi.

Walau perasaannya pada Changmin kini sudah tak sama lagi, Chanhee tahu bahwa ia akan merindukan Changmin.

Tawa candanya, sikapnya, dan juga rutinitasnya bersama Changmin.

Chanhee mengeluarkan kedua tangannya dari saku bajunya untuk menggenggam tangan Changmin, yang dibalas dengan erat oleh sosok di hadapannya.

Perlahan, keduanya bergerak mendekat.

Melebur dalam pertautan bibir yang cukup lama.

Menyegel kenangan indah mereka berdua melalui sebuah ciuman perpisahannya.

Ya.

Chanhee dan Changmin sama-sama menyetujui keputusan ini, untuk berpisah secara baik-baik karena mereka berdua sadar tak ada lagi yang tersisa untuk dapat mereka pertahankan.

Fin.