Suara gaduh yang ditimbulkan oleh sang abang membuat Sunwoo penasaran dibuatnya. Dinaikinya kasur milik Changmin dengan susah-payah.
Tatapan penuh penghakiman Sunwoo layangkan pada Changmin yang terus-terusan berguling kegirangan di kasurnya. Kedua tangannya terikat dengan erat pada handphone miliknya.
Sunwoo lantas membaringkan dirinya di sebelah Changmin, berusaha untuk melihat dengan lebih jelas yang sedang terpampang di layar handphone Changmin.
Merasa terganggu dengan kehadiran adiknya, Changmin menjauhkan handponenya dari Sunwoo dengan cepat. Membuat wajah Sunwoo menabrak lengan atasnya secara tidak sengaja.
Changmin sudah mempersiapkan dirinya untuk mendengar rengekan Sunwoo. Akan tetapi, Sunwoo malah sibuk mengendus pakaian Changmin.
Kali ini tatapan Sunwoo berubah menjadi tatapan sinis, yang langsung dibalas oleh sang abang dengan tak kalah sinisnya.
“Abang.”
“Apa?”
“Abang habis main sama Kakak Cantik, ya?”
Changmin berjengkit dari tempatnya.
Seingatnya, sang adik sedang tertidur lelap ketika Changmin berangkat menuju rumah Chanhee. Jadi, darimana ia tahu kalau Changmin tadi pergi untuk menemui Chanhee?
“Baju abang baunya sama kayak bau Kakak Cantik. Abang habis peluk-peluk Kakak Cantik?”
Changmin lantas menggelengkan kepalanya sekuat tenaga.
Tadi kan hanya Chanhee yang memeluknya dari belakang, berarti itu tidak terhitung sebuah pelukan dong seharusnya? Hehehe.
Melihat Changmin yang menggelengkan kepalanya, Sunwoo menghela nafas dengan lega.
“Adek sih sering peluk-peluk Kakak Cantik, soalnya Kakak Cantik baunya enak.”
“Kasian deh abang gak bisa peluk Kakak Cantik.”
Sebuah toyoran di jidat diberikan Changmin pada Sunwoo.
“Kamu adeknya siapa sih? Genit betul kelakuannya.”