asep dan anis

// 800ish words, bahasa non-baku, college student!au, aged up characters, lowercase intended.


pada salah satu sudut bagian di nusantara ini, ada satu kampus elit yang isinya cuma orang-orang terpilih yang bener-bener serius belajar buat menyongsong masa depan aja yang bisa masuk.

tapi selain isinya orang-orang yang serius belajar, ada juga yang serius sama si pacar. katanya sih, itu juga. doain aja emang iya.

“nasi goreng lagi???”

itu yang barusan bertanya, namanya asahi. anak semester lima yang satu kampus hampir kenal sama dia soalnya mahasiswa aktif yang sampai bisa pegang jabatan ketua bem fakultas, tapi di dua ukm pun dia tetep gas jalanin dan aman-aman aja.

kadang kala ada yang sampai mikir kalau asahi ini sinting, karena lihat gimana managemen waktunya dia yang bisa seenggak waras itu. terus nih, lebih sintingnya adalah asahi ini di bidang akademik pun tetep bisa balance. dan, dia masih sempet-sempetnya buat punya pacar pula??? tuh, sinting banget kan???

“iya, nasi goreng lagi. kenapa? mau protes?”

nah, yang barusan nyahut dengan agak sewot itu hanni, pacarnya asahi.

terus ini masalahnya (lagi), hanni bukan mahasiswa sembarangan juga. walau kegiatan kampus dia enggak sesibuk asahi, tapi hanni ini aktif di ukm radio yang emang digandrungi sama hampir semua kalangan warga kampus. rumornya sih, dia digadang-gadang jadi salah satu kandidat yang bakal naik jadi ketua ukm radionya tahun depan. terus soal akademik juga dia oke, berani diadu sih (katanya).

jadi, jelas banyak orang juga yang kenal siapa siapa hanni.

lalu status antara asahi dan hanni yang terikat hubungan pacaran pun makin bikin keduanya jadi punya poin tambahan lagi untuk makin dikenal warga kampus.

gak ada deh yang gak bisa tebak siapa pengirim asli surat anonim atas nama asep yang selalu hanni terima setiap kali dia siaran di hari kamis. isinya kalimat-kalimat manis yang klise berupa suntikan semangat yang ditujukan secara khusus buat sang dj.

gak ada juga yang gak tau siapa yang suka tiba-tiba kirim banyak makanan atas nama si manis; itu dikirim khusus buat asahi dan anggotanya setiap kali ada rapat organisasi yang habiskan waktu sampai tengah malem.

udah pokoknya gak ketolong, mereka berdua bucin dan gak ada yang bisa menandinginya.

“gak ada yang mau protes, manis.” asahi simpan sebotol air mineral di hadapan hanni. tadi dia lihat kayak gak ada sesuatu yang bisa diminum di atas meja, makanya inisiatif buat beli. “aku cuma tanya.”

“buat gue mana??!”

oh, gak cuma ada asahi sama hanni ternyata. karena sebenernya sejak awal emang hanni lagi ngantin berdua sama salah satu sahabatnya, danielle. lalu tiba-tiba datang lah asahi.

“eh, sorry. lo gak kelihatan.”

“sialan.”

emang duo bucin kalo udah ketemu, serasa dunia emang cuma milik berdua.

“lo ambil aja sendiri, nanti gue yang bayar.”

“oke!”

danielle pergi ambil air, terus asahi akhirnya balik fokus merhatiin pacar manisnya yang masih lahap (banget) makan nasi gorengnya.

“pelan-pelan makannya.”

“gak bisa, gak bisa, gak bisa! ini terlalu enak.”

“sampe belepotan tuh nasinya di sudut bibir.”

“masa iya?”

“he’em,” jawab asahi sekenanya, karena ia langsung gerak pake aksi dengan singkirin sisa nasi belepotan itu pake ibu jarinya. “kayak bocah banget sih. dasar.”

padahal ini cuma nasi goreng biasa. buat asahi sih, gak ada spesial-spesialnya sama sekali. tapi emang dasarnya hanni aja yang udah kepalang suka, sampai cinta buta juga kayaknya.

lalu gak lama setelahnya, danielle ada balik lagi dengan disambut pemandangan dimana hanni ada menyuap sesendok nasi gorengnya ke mulut asahi.

“ewwwww. kalo mau bucin tolong tau tempat.”

asahi sama hanni cuma ketawa tanpa dosa.

“dah ah gue cabut ya,” pamit danielle yang emang ada janji buat kumpul sama anak ukm-nya dulu sebelum kelas sejam lagi. gak lupa dia angkat tangannya yang pegang satu kantong keresek berisi banyak botol minuman berbagai varian rasa. “makasih traktirannya, kak asahi! haha.”

“ih, magadir!” maki hanni. “itu namanya pemerasan!”

asahi cuma ketawa santai, karena kalau sampai harus jajanin berdus-dus juga itu gak akan pernah jadi masalah buat dia. “sama-sama.”

terus danielle julurkan lidah, ngejek hanni. “wleeek. mampus pacar lo gue porotin. bye.”

hanni udah siap mau ngejar tapi tangannya keburu ditahan asahi. “nasi gorengnya gak akan dihabisin? yakin?”

“eh iya, nasi goreng first.”

asahi ketawa. “kalo dibanding aku, what comes first?”

“tetep nasi goreng lah? please know your limit ya, asep.”

“anjir.”

kemudian di lima belas menit menit selanjutnya, sesi makan siang sambil pacaran ala asahi dan hanni pun selesai. kini keduanya udah jalan beriringan keluar gedung fakultas. sampai di satu titik, mereka harus pisah jalan. asahi mau ke gedung rektorat, sedangkan hanni ke perpustakaan.

“asep jangan kangen aku ya!”

“idih ogah!” bilangnya sih gitu ya, tapi tangannya sekarang sibuk uyel-uyel pipi hanni karena gemes gak mau pisah. “kamu kali yang awas jangan kangen aku.”

“heh, udah! kamu tuh ya, sakit tau!”

hanni hempas tangan asahi. kadang pacarnya kalo uyel-uyel suka pake tenaga dalam yang kayaknya dia sendiri gak sadar deh. hanni suka jadi sampai sebel.

“maaf, anisku. gak sengaja.”

“hmm. dah sana! katanya mau ke rektorat? telat tau rasa.”

“iya, iya. see you later hanni manisku!”

tapi terus abis pamit ngomong gitu asahi malah ada sempetin buat secept kilat curi kecup di pipi hanni dulu.

“HEH, ASEP!”

hanni negur bukan karena gak suka, tapi karena ini ruang terbuka. malu lah yang pastinya?! sedangkan asahi cuma ketawa dan langsung ngibrit pergi sebelum pacar manisnya itu ambil langkah buat ngejar dan biasanya bales mukul dia.

oh, omong-omong soal asep. itu singkatan ya, dari aa kasep = kakak ganteng. panggilan khusus kesayangan dari hanni buat asahi, kapan-kapan dikasih tahu deh sejarahnya asahi sampai bisa dipanggil asep begitu.


yours truly, ann.