Efek obat

Nalen datang kerumah mertuanya karena ajakan Jioza untuk menonton bersama dan tidak lupa salad buah yang juga si tawarkan Jio.

“Spadaaa~~~ Spadi~” ucap Nalen memasuki rumah Tara.

Nalen langsung menuju ruang TV.

“Jio” panggil Nalen yang sudah berdiri tepat di belakang Jio yang duduk di pangkuan Jendral.

“Kak Nana duduk sini”

Jio mengajak Nalen duduk di samping mereka.

“Oh iya kak Nana mau salad buah kan tadi. Kalau mau saladnya om Jendral taro di kulkas” ucapnya.

Nalen langsung berjalan dengan bahagia menuju kulkas.

“Asik di traktir itu emang enak” ucapnya

Nalen membawa 1 mangkok berisi salad buah dan kembali ke dekat Jio.

“Jio ini stroberinya buat Jio aja”

Sendok Nalen memindahkan stroberi dan diberikan pada mangkok Jio.

“Makasih kakak” Jio tersenyum.

Ketiganya kembali memfokuskan diri menonton animasi yang Jio mau.

Setiap adegan yang menurut Jio membuatnya sedih ia akan langsung memeluk leher Jendral.

Jendral juga langsung mengusap punggung Jio menenangkannya.

Jio memindahkan tubuhnya menghadap Jendral.

“Udah ga mau nonton sayang?” Tanya Jendral pelan.

“Jio ngantuk” ucap Jio langsung menyandarkan kepalanya pada bahu Jendral.

Efek obat penurun panas membuatnya mudah merasakan kantuk.

Selain mengantuk kepala Jio terasa berat dan sakit.

“Ya udah kita naik keatas aja ya ke kamar saya” ucap Jendral.

Di rumah orang tuanya memang kamar Marquez dan Jendral juga rutin di bersihkan jadi jika ingin menginap anaknya bisa langsung memakainya.

Ya meskipun rumah mereka bersebelahan tapi siapa tau mereka merindukan suasana kekeluargaan di rumah Jayden.

“Engga mau, Jio masih mau nonton” geleng Jio.

“Katanya ngantuk, terus Jio hadap sini gimana cara nontonnya” ucap Jendral membelai rambut Jio.

“Jio kan bisa dengerin suaranya om Jendral” ucap Jio.

“Boleh ya disini dulu” pinta Jio menunjukan wajahnya dihadapan Jendral dengan mata membola bersinar karena pantulan lampu.

“Udah Je, nanti kalau ketiduran anaknya baru lu bawa naik” ucap Nalen menengahi.

“Ya udah deh” ucap Jendral menyetujui usulan Nalen.

Jio mengeratkan pelukannya pada Jendral setiap kepalanya terasa sakit.

“Sayang engga apa-apa?” Tanya Jendral saat rasanya punggungnya di cengkram kuat.

“Jio pusing” ucapnya.

“Kita ke rumah sakit aja ya” ucap Jendral.

Jio menggeleng cepat.

“Engga mau om Jendral” ucap Jio.

“Om Jendral usap-usap kepala adek” pintanya.

Jendral langsung menuruti Jio dengan mengusap kepala Jio pelan, sesekali Jendral mencium pipi Jio yang ada disebelahnya.

“Istirahat ya cantik supaya sakitnya cepat reda” ucap Jendral berbisik.

Jendral terus mengusap sambil membisikan kata-kata manis untuk Jio.

Jio tersenyum mendengarkan ucapan Jendral yang terus berusaha menenangkannya.

“Om Jendral, Jio sayang om Jendral” ucap Jio serak.

“Mas juga sayang bayi” ucap Jendral lembut mengecup pipi Jio.

Kepala Jio ia tegakan menatap Jendral dengan tatapan sayu karena mengantuk

“Jio mau cium disini” tunjuknya pada bibir plumpynya yang memerah.

Cup

Jendral langsung mengecup bibir Jio.

“Noo.. engga begitu” ucap Jio mendekat dan melumat bibir Jendral acak terlihat sangat amatir.

Jendral membalas ciuman Jio yang terasa sangat hangat tangannya menarik pinggang Jio semakin mendekat.

“Gue datang buat nobar bukan liat orang cipokan anjir” ucap Nalen.

Omongan Nalen tak di gubrik karena keduanya asik berciuman.

Jio mendorong bahu Jendral saat nafasnya hampir habis.

“Jio nakal, Jio kan masih sakit nanti om Jendral ketularan” Jio menepuk bibirnya sendiri menggunakan tangan.

Jendral menahan tangan Jio saat tangannya akan menepuk lagi.

Cup

Jendral kembali mengecup bibir Jio.

“Kalau mau mukul bibir mending pakai bibir saya” ucap Jendral.

Jio tersipu pipinya yang merah semakin memerah wajahnya ia sembunyikan di bahu Jendral.

Sumpah gue ga kelihatan banget disini” ucap Nalen dalam hati

Jendral tertawa melihat tingkah Jio yang terlalu menggemaskan menurutnya.

“Diem om Jendral jangan ketawa Jio malu” ucapnya.

“Lucu, Jio paling lucu didunia” ucapnya mengecup pipi Jio berkali-kali.

Jio yang terus mengomel membuat Jendral mengusap kepala dan pinggungnya pelan.

Usapan pada punggung Jio berhasil menghentikan omelan Jio.

Jio tertidur dipangkuan Jendral.

“Gue naik keatas dulu, Jio udah tidur” ucap Jendral berpamitan.

Akhirnya tinggal Nalen yang menonton sendirian.

●●●

Jendral membaringkan Jio diatas kasur kamar lamanya.

Baju Jio ia buka dan bajunya pun ia lepaskan. Keduanya sekarang telanjang data.

Katanya cara skin to skin bisa cepat meredakan panas jadi apa salahnya mencoba.

Jendral ikut naik ke kasur dan masuk kedalam selimut untuk memeluk tubuh Jio.

Hangat pada tubuh Jio sangat terasa pada bagian dadanya.

Jio yang mencium aroma khas dari tubuh Jendral tak bercampur aroma kain semakin mendekat kearah Jendral dalam tidurnya.

Wajah Jio ia benamkan di ceruk leher Jendral.

“Jio suka wangi” gumamnya dalam tidur.

Jendral tersenyum.

Memangnya dia seharum itu ya sampai Jio selalu mengatakan itu saat mereka berpelukan.

“Cepat sembuh dunianya Jendral” ucapnya mengecup kening Jio dan terlelap bersama