jieharemsoftera

Jio mencuci muka untuk menghilangkan sembabnya sehabis menangis tadi, tak lupa ia sikat gigi dan menggunakan lipbalm sebelum Jendral menelponnya berbeda dengan kemarin yang benar-benar dadakan.

Scratch that bring it back

Ringtong ponsel Jio berdering menunjukan nama 'Om Jendral' disana.

Om Jendral Facetime

Jio merapikan rambutnya lalu mengangkat panggilan itu.

“Bayiii Ngoeng~~” panggil Jendral menirukan Jio begitu panggilan videonya tersambung.

“Ihh bete ah malah ledekin Jio terus” memajukan bibirnya lucu.

“Ada bebek manyun-manyun” ledek Jendral

“Yoya laporin bubu ya ledekin Yoya kayak bebek” kesal Jio

Jendral menggigit pipi dalamnya gemas. Jio yang memanggil dirinya Yoya terlihat seperti bayi lucu.

“Bayi lucu banget bikin mau cium pipinya yang makin tembem” ucap Jendral.

“Huh dasar, ingatnya cium Jio aja” kesalnya mengerucutkan bibirnya

“Cium Jio kan enak” ucap Jendral.

“Om Jendral diam ihh”

Jendral selalu berhasil membuat Jioza salah tingkah.

“Padahal kamar udah gelap tapi pipi merahnya masih kelihatan aja” ucap Jendral

“Diem om Jendral” tangan Jio mengangkup pipinya menutupi rona merah diwajahnya.

“Kalau saya diem ini bukan video call cantik, jadinya foto” ucap Jendral gemas

“Ehehe, iya juga. Om Jendral apa kabar hari ini?” Tanya Jio

“Saya baik, cantik gimana harinya?” Tanya Jendral balik.

“Jio juga baik”

“Om Jendral, Jio boleh cerita engga?” Tanya Jio

“Boleh, saya malah senang Jio mau cerita. Saya kangen Jio yang cerita sambil manyun-manyun” ucap Jendral mempraktekan Jio yang tengah memajukan bibirnya.

“Ihhh malah ingat manyun-manyunnya aja” kesal Jio

“Hahaha.. lucu banget mau saya gigit” ucap Jendral

Jendral merasa bahagia bisa melihat Jio malam ini.

“Jio mau cerita boleh ya” ucap Jio lagi.

“Iya cantik ayo cerita” Jendral mendekatkan wajahnya pada layar untuk fokus pada si cantik.

“Jadi kan tadi pagi Jio di bikinin bubu sama papi puding lagi banyak” senang Jio menepuk tangannya.

Jendral tersenyum melihat Jio yang begitu antusias bercerita karena puding favoritnya.

“Jio udah taro di kulkas pudingnya disamping coklat Jio, oh iya Jio tadi belum bilang ya kalau Jio makan coklat 3 sebelum jalan” sambungnya

“Okey masih dalam takaran yang wajar” ucap Jendral

“Cerita Jio belum selesai, jadi kan sore tadi Jio jalan sama kak Nana sama abang tau engga Jio sempat ketemu kucing di jalanan kasihan dia sendirian, Jio mau bawa pulang tapi belum bilang sama om Jendral” ucap Jio

“Jio mau kucing?“

“Mauuu..” pekik Jio

“Tapi Jio takut deket kucing” ucapnya lirih

“Nanti tunggu saya pulang kita main ke cat cafe ya cantik” ucap Jendral.

“Yey, Jio bisa main sama kucing” Jio sangat senang.

“Oh iya sama jangan lupa ajarin Jio bawa motor ya”

“Iya kalau motor nanti dulu, harus siap dulu Jio-nya” ucap Jendral

“Siap om Jendral” Jio berucap dengan semangat.

“Serius mau belajar bukan karena mainan tadi?” Tanya Jendral

“Hehe iyaa karena mainan tadi” ucap Jio jujur

“Tuh kan, motoran tuh ga semudah main game tadi bayi kalau panik nanti bisa ke gas sampai terbang loh” Jendral memperingati Jio

“Ehh emang iya” kaget Jio

“Iya, jadi harus hati-hati. Tapi nanti saya pasti ajarin bayi” ucap Jendral.

“Yeyy”

“Om Jendral memang terbaik” Senangnya mengacungkan jempol.

“Jio juga terbaik, buktinya Jio masih sempet mikirin kucing yang sendirian tadi” ucap Jendral

Kasihan dia sendirian om Jendral” ucap Jio.

“Sekarang coba tangannya di taro atas kepala terus usap pelan“

Jio melakukan apa yang diperintahkan Jendral.

Tangannya mengusap pelan kepalanya sendiri.

“Jio good boy, you did very well baby. Makasih sudah jadi alasan saya bahagia hari ini” ucap Jendral mengusap ponselnya.

Mata Jio berkaca-kaca namun ia tahan dan cara menahannya dengan menceritakan hal lain yang ia temui hari ini, termasuk penjual wafel yang bercerita ia ceritakan kembali pada Jendral.

“Hoamm” Jio menguap ditengah ceritanya.

“Bayi udah ngantuk ya” ucap Jendral

“Udah jam 10 ya di sana ternyata” sambungnya setelah melihat jam dinding.

Jio mengangguk.

“Udah cuci muka sama sikat gigi?” Tanya Jendral

“Udah tadi sebelum om Jendral telpon adek” ucap Jio

“Bayi masuk selimut sekarang“

“Bentar, adek belum ganti baju tidur sama ambil jaket om Jendral dulu” Jio tiba-tiba berdiri dari kasurnya

Jio berganti baju didepan layar ponsel, meski kamar sudah remang karena hanya lampu tidur yang menyala tetap saja Jendral bisa melihatnya.

Melihat betapa indah dan sexynya tubuh suami kecilnya.

Jendral menelan ludahnya kasar melihat Jio berganti baju tidur dihadapannya, sepertinya Jio lupa atau tak sadar bahwa kamera ponselnya mengarah padanya.

“Sabar Jendral 5 hari lagi” ucap Jendral dalam hatinya.

Setelah mengganti baju dan memakai jaket milik Jendral, ia lalu merangkak kembali menaiki kasur dan mendekat kearah kamera.

“Om Jendral ceritain ke Jio hari ini ngapain aja sampai Jio bobo lagi” ucap Jio karena salah satu hal yang membuatnya nyaman adalah suara Jendral.

Anggap saja Jio tengah mendengarkan podcast eksklusif seorang Jendral Aberald.

Jendral akhirnya menceritakan bagaimana pertemuannya hari ini dengan klien yang berjalan lancar hanya tinggal bertemu dua klien lain untuk perancangan proyek selanjutnya.

Jio perlahan terlelap dihadapan Jendral.

Jendral yang menyadari itu langsung mendekati layar ponselnya.

“You did very well baby, I'm very proud to be yours. Saya mulai menyadari kamu sering overthinking tentang saya ya”

“Tenang, jangan pernah berpikir saya akan berpaling dari kamu lagi ya hati saya sudah terlalu bertaut dengan kamu” ucapnya pada Jio yang sudah terlelap.

Anggap Jendral cupu tak apa, tapi izinkan ia belajar menceritakan dirinya pada suami kecilnya.

Biarkan ungkapan ini berawal saat Jio masih terlelap, mungkin besok ia bisa mengatakan langsung betapa ia sayang pada Jioza.

“Jujur saya tak pernah berminat memiliki pasangan sebelumnya, bubu selalu memarahi saya untuk segera memperkenalkan kekasih saya padanya, tapi saya tak berminat karena ya menikah itu tak selalu indah banyak duka selain suka”

“Tapi daddy tiba-tiba membawa anak 19 tahun ke hadapan saya dan mengatakan 3 minggu lagi kalian menikah atau daddy hancurkan perusahaan kamu detik ini juga”

“Makasih daddy karena ancaman itu Jeje bisa ketemu sama Jio malaikat kecil yang tampan, cantik dan menggemaskan yang kini menjadi suami kecil Jeje” ucapnya.

“Padahal dulu saya benar-benar tak ingin memiliki pasangan tapi sekarang saya sangat ingin Jio tetap jadi pasangan saya hingga tua nanti”

“Waktu awal kita menikah saya berpikir akan sangat merepotkan menikah dengan anak kecil manja seperti kamu, tapi liat sekarang manjanya Jio adalah salah satu bagian terfavorit saya.” ucap Jendral tersenyum.

“Dan sekarang saya sangat rindu si manja” kekeh Jendral.

“Jioza Antariksa ya haha.. dulu saya begitu tak suka nama kamu muncul di keseharian saya kalau Nana dan Ekal menyebut nama atau bercerita tentang kamu saya akan menyuruh mereka diam karena saya kesal dan marah ternyata saya marah karena cemburu mereka lebih tau kamu dibanding saya”

“Dan tanpa saya sadari malah saya yang jadi lebih sering menyebut nama kamu setiap bercerita pada mereka” ucap Jendral.

“Oh iya saya juga tau sebenarnya Jio kemarin menangis, tadi juga nangis. Mata Jio tidak bisa bohong meski Jio ga mau bilang sama saya”

“Saya akan nunggu Jio siap cerita sendiri, karena saya tau Jio pasti akan bilang nanti seperti biasanya, Jio engga pintar bohong” kekehnya.

“Kamu sangat mengubah keseharian saya anak kecil, dulu terlalu abu sekarang sangat berwarna” tawanya.

“Terima kasih sudah hadir dihidup saya Jioza” ucap Jendral

“I love you, and I really do” ucapnya setelah berbicara panjang pada sosok Jioza yang terlelap ia lalu mematikan sambungan ponsel.