Harinya
Pagi ini Jio dengan perut besarnya terlihat ingin membantu orang tuanya mengemas baju kedalam koper, dan berkali-kali juga bubu dan papi mencegahnya.
“Jio duduk aja sayang, ini biar papi sama bubu yang siapin bajunya” ucap Doni.
Jio yang ingin membantu tak menggubris ucapan papinya dan berusaha mendekat.
Jendral yang melihat bayi kesayangannya itu terus ingin membantu melipat baju persiapan ia bersalin nanti mengajak Jio duduk di kasur saja.
“Sayang istirahat aja ya, dedek bayinya nanti kecapekan” ucap Jendral lembut.
Jio menunjukan wajah cemberutnya pada Jendral, tapi tetap menurut pada perkataan Jendral dan keduanya duduk dikasur kamar.
Berdasarkan perkiraan perhitungan dokter Tama, Jio akan melahirkan seminggu dari sekarang.
Jendral sudah mengambil cuti sejak 1 bulan lalu untuk menjaga dan merawat si cantik dan buah cintanya.
Oh itulah juga mengapa keluarga Aberald dan Antariksa mempersiapkan segalanya hari ini, mempersiapkan kebutuhan Jio selama di rumah sakit.
“Jio padahal engga apa-apa loh, Jio bantuin ya bentar aja om Jendral” rengek Jio memohon agar dapat izin Jendral.
Baru Jio ingin berdiri dari kasur ia merasakan sedikit kram pada perutnya.
“Akkhh” pekik Jio memegangi perut besarnya.
“Sayang, sayang kenapa sayang?” Tanya Jendral panik memegangi tubuh Jio.
“Om Jendral, perut Jio.. dedek bayi om Jendral” ucap Jio terbata-bata.
Jendral tak lagi menanyai Jio, Jendral memilih langsung menggendong Jio turun dan menuju mobil.
Nalen yang ada di rumah Jendral melihat situasi ini pun langsung buru-buru menyusul Jendral masuk kedalam mobil.
“Bubu, susul Jeje ke rumah sakit ya” teriak Jendral terburu-buru menyalakan mobilnya dan membawa Jio ke rumah sakit.
●●●
Selamat perjalanan menuju rumah sakit Nalen terus berusaha menenangkan Jio dan Jendral.
“Okey tarik nafas.. terus buang perlahan” ucap Nalen memegangi tangan Jio.
“Kak Nalen dedek bayi huhh hahh” ucap Jio terus menarik dan menghembuskan nafas.
“Bayi okey semua okay ya” ucap Nalen terus memegangi tangan Jio.
“Jendral tenang jangan panik Jio aman sama gue okey, lo fokus aja nyetir” ucap Nalen.
“Kak Nalen perutnya sakit” ucap Jio lemah.
“It's okay kita bentar lagi ketemu dokter ya” ucap Nalen terus menenangkan kepanikan didalam mobil ini.
●●●
Sesampainya dirumah sakit Jendral langsung memarkirkan kendaraannya tepat didepan rumah sakit
Nalen membuka pintu mobil dan segera berlari memanggil petugas medis, sedangkan Jendral langsung menggendong Jio masuk kedalam rumah sakit.
Nalen yang berlari kencang akhirnya kembali dengan membawa brankar dan petugas medis beserta dokter Tama bersamanya.
Jio dengan lembut dibaringkan diatas brankar rumah sakit dan segera dilarikan keruangan dokter Tama untuk pengecekan terlebih dahulu.
“Om Jendral ikut Jio ya” ucap Jio lemah.
“Iya sayang, mas ga akan tinggalin kamu sendirian” ucap Jendral mengecup tangan Jio berkali-kali.
Dokter Tama, Jendral dan Jio masuk keruangan untuk mengecek keadaan Jio dan segera mengambil tindakan selanjutnya yaitu operasi.
Mendengar semua penjelasan dokter Tama membuat Jendral sebenarnya juga merasa takut, taruhan dari semua ini adalah nyawa suami kecilnya.
Tapi dokter Tama menenangkan Jendral, bahwa kandungan dan juga tubuh Jio sangat kuat.
“Jangan takut Jendral, tubuh Jio sangat sehat dan dedek bayi juga sehat. Saya akan berusaha semaksimal saya” ucap Tama.
Semua berkat Jendral dan semua nutrisi yang Jio makan selama mengandung, ya keluarga mereka sangat menjaga Jio dan buah hatinya.
“Lakukan yang terbaik untuk suami dan anak saya ya dok” ucap Jendral.
“Pasti”