Jendral pulang

cw // kissing

Setelah membaca pesan dari Jendral bahwa suaminya ini sudah di parkiran dan akan segera pulang. Jantung Jio mulai berdebar tak karuan.

Film yang Jio tonton sudah mulai ia abaikan karena tangan Jio mulai berubah pucat dan dingin.

Jio mondar mandi di ruang tv sambil mengamati jam dinding.

“Duh bentar lagi om Jendral pasti sampai rumah” Jio melihat jam dinding.

●●●

Tit tit tit tit triring

Jendral baru saja memasukan nomor pin rumahnya.

Pintu rumah Jendral berhasil terbuka. Jendral memasuki rumah dan mengganti sepatunya dengan sendal rumahan yang memang selalu tersedia di depan pintu masuk.

Jendral berjalan masuk hingga keruang TV.

●●●

Jio yang mendengar suara pintu depan sudah terbuka buru-buru duduk ke sofa dan kembali menonton.

Jangan sampai Jendral tahu bahwa Jio sekarang sedang berdebar mengingat ia harus memberi bonus pada Jendral berupa ciuman.

Jio mengangkat kedua kakinya ke sofa lalu memeluknya.

“Bayi?” Jendral memanggil Jio.

Jio diam mematung ditempat mendengar Jendral memanggilnya.

Jendral berjalan masuk kedalam dan mendekat ke arah ruang TV karena pesan terakhirnya dengan suami kecilnya mengatakan Jio tengah menonton.

Jendral sudah berada diruang yang sama dengan suami kecilnya dan terlihat Jio yang masih menonton animasi berjudul Turning Red.

Jendral mendekat kearah sofa untuk bisa berdekatan dengan Jio. Tangan Jendral langsung melingkar memeluk leher Jio yang masih duduk di sofa dari belakang.

Cup

Jendral mengecup pucuk kepala Jio.

“Mana bonus buat saya?” Jendral langsung menagih bonus yang Jio janjikan tadi siang

“Om Jendral mandi dulu kan baru pulang” ucap Jio.

Jendral melepas pelukannya dan berjalan memutari sofa untuk bisa duduk disamping Jio.

Jendral memperhatikan wajah Jio.

“Jio kenapa makin cantik” puji Jendral saat melihat suami kecilnya.

Tangan Jendral mengusap pipi Jio yang merona.

Padahal Jio hanya menggunakan lipbalm seperti permintaan Jendral, sedikit eyeshadow yang senada dengan warna rambutnya, dan baju berwarna putih.

“Jio saya kangen” ucap Jendral memeluk Jio.

“Om Jendral, biasanya juga kekantor sampai sore, hari ini kan kayak biasanya masa udah kangen Jio” ucap Jio membalas pelukan Jendral

“Kemaren kan saya sama Jio terus seharian, jadi saya terbiasa ada Jio” ucap Jendral.

“Jio mana janjinya?” Tanya Jendral.

“Mas Jeje” panggil Jio.

Jendral tak bisa menahan senyumnya mendengar suara lembut Jio memanggilnya.

“Iya Jio, mas mau denger lagi boleh engga?” Tanya Jendral ketagihan

“Mas Jeje sayang” ucap Jio dihadapan Jendral.

Suara Jio membuat Jendral dimabuk kepayang, lembut menyentuh hati.

“Jio harus sering-sering panggil saya mas ya” Jendral memintanya dengan antusias.

Jio tersenyum melihat reaksi dari suaminya hanya karena ia panggil 'Mas'.

Jendral menatap mata Jio senyuman Jio membuatnya semakin cantik.

Tangan Jendral menarik tenguk Jio.

Bibir Jendral mendekat kearah Jio lalu menciumnya. Bibir mereka hanya diam bertemu sampai Jendral mulai melumat bibir Jio.

Jendral memimpin ciuman mereka, tangan Jendral menahan kepala belakang Jio memperdalam ciumannya.

“Mmpphh” Jio melengguh, tangan Jendral mulai mengusap pinggang Jio.

Tangan Jio telah melingkar indah di leher Jendral.

Lidah Jendral berusaha masuk kedalam bibir Jio yang masih tertutup.

Jendral masih berusaha sambil memajukan badannya membuat Jio terbaring di atas sofa yang awalnya mereka duduki. Tangan Jendral masuk kedalam baju Jio dan mengusap perutnya.

Jari-jari lentik Jio meremat rambut Jendral membuatnya berantakan.

“Ahh” bibir Jio terbuka meloloskan desahannya.

Jendral yang diberi akses langsung memasukan lidahnya kedalam mulut Jio dan menautkan lidahnya dengan lidah Jio didalam sana.

Tangan Jendral terus mengusap kulit Jio membuat baju Jio terangkat hingga atas perutnya.

Ting Tong

Jio menepuk bahu Jendral cepat, mau tak mau Jendral melepaskan ciumannya.

“Siapa sih ganggu aja” kesal Jendral.

“Hah.. om Jendral.. bukaahh pintunya ada tamu” Jio terengah-engah karena ciuman dari Jendral yang membuat nafasnya seperti terenggut.

Jendral berjalan menuju pintu depan.

Jio langsung merapikan bajunya yang dibuat berantakan oleh Jendral saat berciuman tadi

Jio berdiri merapikan rambutnya sambil berjalan menyusul Jendral.

●●●

“Jendral kok berantakan baju sama rambutnya?” Tanya Tara.

“Lagi ciuman sama Jio tapi bubu datang”q Jendral cemberut.

“Aduh bubu ganggu ya, bubu mau antarin makanan aja loh Je. Biar Jio bisa makan tepat waktu” ucap Tara

“Bubu” Jio langsung memeluk lengan Tara.

“Jendral kasar ga sayang? Bibir Jio sampai bengkak gini” ucap Tara melihat Jio.

“Om Jendral kenapa bilang bubu” ucap Jio malu menutup wajahnya.

Jendral mengambil nampan berisi makanan dari tangan Tara.

“Udah, kalian makan dulu sana baru lanjut” ledek Tara.

“Bubu” kesal Jio.