Jendral sibuk
Setelah merayakan ulang tahunnya Jendral kembali disibukan dengan proyek yang harus ia segera selesaikan dalam minggu ini.
Sudah tiga hari Jendral selalu pulang larut karena lembur bersama Haikal dan beberapa karyawan.
Tapi Jendral yang bekerja paling banyak, pantang pulang sebelum pekerjaannya selesai.
Selama tiga hari ini ia hanya berbincang dengan si cantik Jio melalui telepon atau chat di waktu senggangnya.
Jio ia titipkan dirumah orang tuanya selama ia bekerja.
Setiap Jendral pulang bekerja tentu Jio sudah terlelap karena jam tidur Jio yang di bawah jam 11 malam.
Seperti malam ini Jendral baru pulang dan sampai rumah pukul 00.34.
Pertama ia akan menghampiri bayinya dirumah orang tuanya.
●●●
Jendral menekan dan memasukan kata sandi pintu rumah orang tuanya
Klik
Pintu rumah terbuka, sepi sepertinya semua orang sudah tertidur.
Jendral langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Pintu ia buka perlahan, terlihat Jio tertidur meringkuk diatas kasur tanpa selimut yang menutupinya.
Jendral masuk berjalan mendekati kasur yang terdapat Jio diatasnya.
Selimut ia tarik menutupi tubuh Jio agar tak kedinginan.
Jendral duduk dipinggir kasur membelai rambut Jio.
“Sayang hari ini mas capek banget, kita nginep disini aja ya” ucap Jendral pada Jio yang masih terlelap.
“Mas mau peluk bayi lama-lama malam ini” ucap Jendral menyisir rambut halus Jio dengan jarinya.
“Tapi mas mandi dulu, supaya bayi nyium wangi aja engga bau keringat” ucap Jendral mengecup kening Jio dan berdiri mengambil handuk.
Jendral berjalan masuk kedalam kamar mandi.
●●●
Air pancuran shower berjatuhan mengenai lantai dan tubuh Jendral.
Seharian dikantor membuat tubuhnya terasa lengket karena keringat.
Habis ini ia ingin tidur dengan Jio jadi dia wajib mandi agar semua kotoran, debu dan keringat yang melekat padanya hilang.
●●●
“Eunghh” Jio melengguh meregangkan badannya.
Suara air tipis menembus dinding.
“Om Jendral” ucap Jio.
Jio langsung tersenyum akhirnya ia bisa ketemu dengan om Jendralnya.
Klik
Jio berlari dari kasur langsung memeluk Jendral yang baru keluar dari kamar mandi.
“Bayi jangan-lari-lari loh sayang”
“Kok bayi bangun?” Ucap Jendral mengusap pucuk kepala Jio.
“Kalau pulang kan tadi adek suruh bangunin, adek mau kiss” ucapnya memajukan bibirnya sebal.
“Ya kan saya mandi dulu bayi, nanti bau keringat ciumannya ga enak” ucap Jendral.
“Bentar dulu ya peluknya, mas pakai baju dulu” ucap Jendral lembut.
Jio menggeleng tak mau melepaskan pelukannya.
Jendral akhirnya mengalah dan menggendong Jio mendekati lemari pakaiannya.
Jendral mengambil kaos dan celana pendek yang ada dikamar lamanya untuk ia pakai.
“Sayang lepas bentar aja ya, saya ga bisa pakai bajunya. Kalau udah kepakai bajunya baru saya peluk Jio ya” ucap Jendral lembut.
Jio sangat merindukan Jendral makanya ia ingin memeluk Jendral terus sejak tadi.
Jendral bergegas memasang bajunya didepan Jio.
Baju sudah rapi terpasang Jio langsung masuk dalam pelukannya lagi.
“Kita di kasur aja ya, bayi udah ngantuk gitu loh” ucap Jendral.
Jio diam saja menenggelamkan wajahnya dileher Jendral menghirup wanginya.
Jendral akhirnya menggendong Jio menuju kasur.
“Jio tidur yuk, mas ngantuk” ucap Jendral.
“Bayi mau kiss kan sini kasih liat dulu mukanya masa dari tadi sembunyi dileher saya” sambungnya.
Jio menatap mata Jendral.
“Ututuu bayi jangan nangis, kan mas udah di rumah” ucap Jendral mengusap rambut Jio.
Mata Jio sudah berkaca-kaca.
Cup.. Cup.. Cup..
“Maaf ya sayang mas lembur terus, mas usahain cepet selesai ya supaya biasa nemenin bayi libur” ucap Jendral menenangkan bayinya yang sudah mau menangis.
“Mau kiss” ucap Jio.
Cup Cup
Jendral mengecup pipi Jio lagi.
“Cium ini” ucap Jio menunjuk bibirnya.
Jendral terkekeh melihat bayinya meminta ia mencium bibirnya, siapa juga yang mau menolak.
Jendral mendekatkan bibir keduanya dan melumatnya pelan menyalurkan rasa sayangnya.
Jio membalas ciuman Jendral yang sangat lembut malam ini.
“I love you cantik” ucap Jendral mengecup lagi bibir Jio.
“I love you too om Jendral” ucap Jio malu.
“Yuk tidur, mas ngantuk banget” ucap Jendral lembut membelai punggung Jio yang berada dalam pelukannya.
Jio menenggelamkan wajahnya di leher Jendral menghirup wangi favoritnya.
Ehem Jendral berdeham sesekali sejak di kantor tadi tenggorokannya gatal.
Tangan Jendral terus mengusap punggung Jio nya untuk mengantar si cantik kembali tidur.
“Selamat tidur cantik” ucap Jendral mengecup kening Jio baru ia menyusulnya.