Jio Takut
Di ruang TV Nalen tengah duduk memainkan ponselnya.
Petir tiba-tiba menyambar dihalaman rumah.
Hiks.. Hiks
Isakan tiba-tiba terdengar membuat Nalen sedikit merinding.
“Anjir suara apaan tuh” pikirnya.
Suara tangisan tak kunjung berhenti membuatnya ketakutan sendirian.
“Kekamar bubu apa ya” pikirnya.
“Engga deh kayaknya salah denger gue” ucapnya kembali memainkan ponselnya mengalihkan fokusnya.
●●●
DUAR
Petir menyambar di halaman rumah membuat Jio terbangun dari tidurnya karena suara yang membuatnya terkejut dan ketakutan.
“Om Jendral” ucap Jio menggoyangkan tubuh Jendral yang tengah memeluknya.
Mata Jio berkaca-kaca ingin menangis karena jantungnya berdebar kencang, Jio sangat ketakutan.
JEDARR DUAR
“AKKKHHH” teriak Jio bersamaan dengan suara petir yang menyambar.
Suara petir yang sangat besar membuat Jio langsung menangis kencang memeluk tubuh Jendral erat.
“Om Jendral.. hiks” tangisnya.
Jendral terbangun kaget mendengar suara teriakan dan isakan Jio.
“Hey cantik kenapa nangis?” Tanya Jendral lembut masih mengumpulkan nyawanya.
Tangan Jendral mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Jio.
Jio tak menjawab pertanyaan Jendral, ia malah semakin mendekati tubuh Jendral untuk bersembunyi.
Jendral mengusap punggung telanjang Jio lembut menenangkan Jio-nya.
DUARR
Jio menutup telinganya, tubuhnya bergetar ketakutan.
“Om hiks.. om Jendral peluk” isak Jio ketakutan.
“Iya ini kan saya peluk sayang” ucap Jendral lembut mendekap Jio semakin erat.
“Yoya takut” tangis Jio semakin kencang.
Jendral menarik selimut naik menutupi seluruh tubuh Jio hingga atas kepala.
Mereka bersembunyi dibalik selimut agar tidak melihat kilatan yang masuk kedalam kamar.
“Tenang cantik, saya ada disini” ucapnya menenangkan Jio yang tak berhenti menangis sejak tadi.
Jendral mengambil ponselnya dan menekan tombol yang mengendalikan gordennya untuk menutup.
Kamar menjadi semakin gelap tanpa penerangan hanya kilat yang masuk yang menjadi penerangan.
Jio masih menangis karena suara petir terus bersahutan diluar sana.
“Om Jendral, Jio engga mau denger suaranya takut” isak Jio.
Jendral mengecupi pipi Jio menenangkan bayi cantiknya yang ketakutan.
Kepala Jio diusap pelan oleh Jendral berharap Jio bisa lebih tenang.
Selimutnya ia buka karena mulai terasa pengap berada dibawah selimut tebal lama-lama.
“Om Jendral hiks.. gelap” ucap Jio pelan.
Jendral menekan tombol kendali pada ponselnya untuk menyalakan smart light bulb.
Lampu menyala.
“Udah engga gelap kan cantik, Jio tenang ya jangan nangis kan ada saya disini” ucap Jendral menenangkan.
“Jio mau peluk engga boleh lepas, Jio takut” isaknya.
“Jio tenang ada Jendral disini, Jendral akan selalu lindungi Jio” ucapnya lembut mengecup pipi basah Jio.