Kebangun
Jio yang tertidur dipelukan Jendral tiba-tiba merasakan punggungnya sakit dan pegal seperti habis mengangkat beban.
Mata Jio terbuka perlahan.
“Punggung Jio sakit” ucapnya pelan pada dirinya sambil memegangi punggungnya.
Jio yang awalnya tidur menyamping menghadap Jendral langsung berpindah posisi.
Mungkin kalau ia meluruskan badannya, punggungnya akan lebih rileks.
Diam Jio menatap langit-langit kamar Jendral, perlahan punggungnya tak begitu sakit lagi.
Jio yang terbangun tiba-tiba menjadi kehilangan rasa kantuknya.
Akhirnya untuk menghilangkan bosan, Jio putuskan untuk mengambil ponselnya.
Sebelum itu ia buka aplikasi twitter karena sejak kemarin ia belum bercerita jadi ia memutuskan cerita bahwa ia terbangun karena sakit punggungnya.
“Jio mau main game dulu deh”
Jarinya menekan launch jadi game yang sering ia mainkan game kucing pekerja yang berjualan sup.
Jio memainkan ini karena gamenya sangat menggemaskan menurutnya.
Setelah tiga puluh menit bermain punggungnya kembali sakit.
Jio bergerak gelisah mencari posisi nyamannya.
“Sayang kenapa?” Tanya Jendral lembut.
Gerakan Jio yang terus mencari posisi nyaman untuk pungungnya membuat Jendral terbangun.
“Jio mau muntah lagi?” ucap Jendral langsung duduk padahal ia baru saja bangun.
“Mau mas Gendong sayang?”
Jio di cecar banyak pertanyaan karena Jendral merasa sangat khawatir dengan Jio.
“Mas, adek engga apa-apa, engga mual” ucap Jio pelan.
“Bayi kenapa, kok bangun? Tidurnya engga enak sayang?” Jendral memijati lengan Jio.
“Punggung Jio sakit” jujurnya pada Jendral.
“Ya ampun sayangnya mas” ucap Jendral mengusap punggung Jio pelan.
“Jangan sakit ya punggung, sayangnya Jendral mau tidur” ucapnya terus mengusap punggung Jio.
“Om Jendral, sini baring lagi Jio mau peluk” ucapnya.
Jendral langsung berbaring memeluk suami kecilnya.
“Bayi sakit banget ya punggungnya, bayi kalau ada apa-apa langsung panggil mas ya. Kita jalani susah senengnya sama-sama jangan bayi sendiri” ucap Jendral membelai rambut Jio.
“Udah engga sakit banget kok om Jendral”
Sepertinya punggung Jio ingin Jendral usap makanya ia terbangun.
“Beneran udah engga sakit bayi?” Tanya Jendral.
“Iya om Jendral” ucap Jio pelan
Tangan Jendral mengusap punggung Jio dengan lembut.
“Hpnya taro dulu ya, besok baru main hp lagi” ucap Jendral lembut.
Jio langsung menurut pada Jendral dan meletakan ponselnya keatas nakas.
“Bayi bobok ya, mas disini jagain bayi” ucapnya pelan.
Punggung Jio terus Jendral usap sampai sicantik tidur.
Tubuh Jio ia luruskan agar punggungnya tak mudah sakit atau pegal lagi.
Jendral menyamping memeluk pinggang ramping Jio.
“Mas bakalan lebih sigap lagi supaya Jio engga kesusahan sendirian” ucap Jendral mengecup dahi Jio
Kepalanya ia dekatkan dengan bahu Jio dan ikut tertidur.