Tendangan Pertama

Jendral masih fokus pada ponselnya yang sedang ia genggam sambil menjelaskan pada Nalen mengapa kata “Dino” seperti kata mematikan baginya dan Haikal.

Mengingat dirinya semalam harus menghapal 26 jenis dinosaurus berdasarkan abjad membuat Jendral ingin tertawa, tapi mengingat Jio yang masih tertidur Jendral menahannya agar si cantik tidak bangun mendadak.

Ditengah asiknya ia bertukar pesan didalam roomchat dirinya dengan Nalen dan Haikal tiba-tiba ada tangan yang memeluknya dan mendekat.

Tangan indah dan cantik itu milik siapa lagi kalau bukan suami kecilnya yang sangat menggemaskan.

Jio yang awalnya tidur pulas semakin mendekati tubuh Jendral dan mendusal didada suaminya itu.

Jendral yang merasakan tubuh suaminya mendekat langsung meletakan ponselnya dan memberikan seluruh fokusnya pada suami kecilnya.

Tangan Jendral mengusap punggung Jio lembut.

“Sayang kenapa menangis?” Tanya Jendral lembut.

“Om Jendral” panggil Jio lirih.

“Iya cantik” Balas Jendral lembut.

Jio semakin menempelkan wajahnya pada dada bidang Jendral hingga perlahan baju Jendral terasa basah.

Jendral panik mendengar isakan suami kecilnya sedang menangis dalam dekapannya.

“Hey sayang, kenapa nangis? Tadi mimpi buruk?” Ucapan Jendral terpotong dengan gelengan cepat kepala Jio.

Jendral yang melihat itu langsung menangkup kedua pipi bulat Jio.

“Jangan kencang-kencang gelengnya cantik nanti pusing ya” ucap Jendral lembut.

Mata Jendral seperti diberi banyak karunia Tuhan melihat ciptaannya yang begitu indah, sedikit sembab tapi suami gemasnya ini tetap terlihat indah dimatanya.

“Okay jadi Yoya mau apa? Mau kue atau mau jajan?” Tanya Jendral dengan nada yang amat lembut sambil menghapus butiran air mata yang jatuh dipipi merona suaminya.

Jio menarik nafas pelan sambil menatap manik hitam kelam milik Jendral.

“Tidak mau kue daddy.. Dedek bayi bilang kangen daddy” ucap Jio sesenggukan.

“Terus dedek bayi mau di usap-usap perutnya seperti ini” ucap Jio mempraktekan usapan yang diinginkannya.

Jio memandangi wajah Jendral dengan mata masih berkaca-kaca dan air mata yang membasahi pipinya.

Jendral hampir saja jantungan karena isakan suaminya ternyata suami kecilnya ingin perutnya diusap-usap oleh Jendral.

Ya memang akhir-akhir ini Jendral cukup sibuk dengan pekerjaannya sampai tidak meluangkan banyak waktu untuk Jio.

Dan ini juga mungkin bawaan hormon seseorang yang sedang membawa bayi didalam perutnya ya, apalagi didalam sana ada tiga jagoan Jendral.

“Iya bayi cantik, ini mas Jeje usap-usap ya perutnya” ucap Jendral mengusap pelan perut Jio.

Terpancar senyum indah diwajah Jio yang sangat Jendral sukai.

“Cantik hari ini mau kemana?” Tanya Jendral

“Mau cuddle aja, hari ini kan minggu, om Jendral jarang dirumah Jio jadi sedih tidak disayang-sayang. Dedek bayi juga”

“Yakan dedek” ucap Jio menatap perut besarnya.

Dug

Kali ini Jendral yang ingin menangis, tangannya.. Tangan Jendral baru saja merasakan tendangan pertama dari buntelan besar didalam perut Jio.

“Baby, itu..”

“Ehh.. dedek bayi kok tendang Daddy” ucap Jio.

“Jio I love you so much” ucap Jendral.

Bertubi-tubi kecupan Jendral berikan pada pipi tembam Jio.

“I love you too om Jendral” ucap Jio malu-malu.

Jendral langsung kembali mengajak bicara perut Jio, mengobrol dengan tiga jagoannya.

“Anak daddy hari ini mau sama daddy aja?”

“Anak daddy mau jadi apa kalau besar nanti?”

“Anak daddy mau daddy beliin apa?”

“Atau bayinya daddy yang mau dibeliin sesuatu” tanya Jendral pada Jio.

“Jio cuma mau sama daddy aja, tidak mau hal lain”

Si cantik sudah lupa dengan keinginannya bertemu dinosaurus.

Tendangan anaknya membuat hari Jendral jauh lebih bahagia hari ini.