jieharemsoftera

Jio sudah tertidur dipangkuan Jendral. Efek samping dari obat demam Jio sepertinya sudah mulai bekerja.

“Daddy, bubu ini Jendral kekamar duluan ya. Jionya udah ketiduran” ucap Jendral pelan berpamitan ingin segera kekamar agar Jio bisa tidur lebih nyaman.

“Jio kenapa bikin bubu gemes terus sih, bisa-bisanya ketiduran pas lagi kamu pangku Jen” Tara benar-benar gemas dengan mantu kecilnya.

“Bubu mau cium Jio dulu dong, sekali aja” mohon Tara pada anaknya.

“Bener sekali aja ya, bubu ciumnya pelan ga boleh bikin bangun Jio-nya” jawab Jendral dengan suara pelan.

“Bubu ni ada-ada aja deh” ucap Jayden melihat kelakuan suaminya yang sangat gemas pada menantunya sendiri.

“Daddy iri kan ga bubu cium juga” Nalen dan Marquez hanya menggeleng melihat tingkah orang tua dan adek mereka.

Cup

Tara mengecup singkat pipi hangat Jio.

“Cepat sembuh anaknya bubu” ucap Tara membelai rambut Jio.

“Udah ya, Jendral mau masuk kamar dulu” ucap Jendral sedikit berbisik takut suaranya yang ada didekat kepala Jio akan membangunkannya.

“Dijaga ya Jio-nya” ucap Jayden.

“Iya daddy” ucap Jendral.

Jendral berdiri perlahan agar tidak mengusik tidur Jio.

Setelah berdiri sempurna Jendral berjalan perlahan menaiki tangga menuju kamar yang ia gunakan dari kecil hingga kuliah dulu.

●●●

Jendral membaringnya tubuh Jio perlahan keatas kasur. Tangan Jio yang melingkar dilehernya ia lepas perlahan.

“Eungh” Jio melengguh dan mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping.

Jendral menutupi tubuh Jio dengan selimut agar tubuhnya tetap hangat.

Jendral membuka tasnya dan mengganti byebye fever Jio. Jendral tadi langsung beli satu kotak penuh.

Kasur Jendral dikamar ini tidak sebesar miliknya dirumah sebelah tapi cukup untuk ia gunakan tidur berdua.

Jendral langsung ikut naik ke kasur dan masuk kedalam selimut yang sama dengan Jio.

Jendral menggeser tubuhnya mendekati Jio.

Wajah Jio yang tengah menyamping berada tepat didepan Jendral

“Jio jangan sakit lagi ya, saya takut dan khawatir banget” ucapnya pelan sambil membelai pipi Jio lembut.

“Pipi Jio cantik, apa lagi kalau lagi merona gini bikin saya makin gemas sama kamu”

Jendral tak ada bosannya memuji seorang Jioza dengan pipi meronanya entah saat Jio sadar atau tertidur seperti sekarang.

Manja Jio, pipi merah Jio semua hal yang ada didiri Jio itu favoritnya

Cup

Jendral sudah sangat gemas pada suami kecilnya, ia kecup bibir Jio pelan dan singkat takut membangunkan si cantik.

“Selamat tidur sayang-nya Jendral” bisik Jendral.

Jio kembali bergerak mendekati Jendral dengan mata tertutup memeluk leher Jendral.

“Jio kangen om Jendral” gumam Jio.

Kelihatannya Jio tengah mengigau.

Jendral tak bisa menahan senyum diwajahnya pasalnya Jio bahkan memikirkan dirinya di tengah tidurnya sampai nama yang ia sebut saat tertidur pun nama Jendral.

Jio mendusal mencari wangi Jendral yang selalu membuatnya nyaman.

Hidung Jio mendekati dan mendapatkan wangi yang menjadi penenangnya dileher Jendral.

Jio langsung membenamkan wajahnya dileher Jendral posisi ini membuat Jio sangat nyaman.

Jendral mengusap pelan punggung Jio agar Jio lebih nyaman dalam pelukannya.

Jendral dan Jio tertidur saling berpelukan.