Starbucks dan Jakarta
Jalanan Jakarta masih saja sama dan akan selalu sama. Macet. Itulah yang Aska dan Aruna rasakan diperjalanan mereka dari Bogor ke Jakarta kali ini. Walau baru beberapan bulan meninggalkan kota metropolitan dan beralih ke kota hujan, Aska tidak menampik bahwa dia merindukan kota ini, kota yang memiliki sejuta kenangan yang ia bawa sejak lahir. Kota yang menghadirkan banyak keberkahan dihidupnya. Dari mulai lahirnya adik kecil kesayangannya ke dunia yaitu Aruna, memiliki Farhan dan Jendra sebagai sahabatnya, dan juga memiliki Ayya sebagai kekasihnya merupakan berkah terbesar yang diberikan oleh Tuhan kepadanya.
Untuk keberangkatan dari Bogor menuju Jakarta kali ini, Aska memilih untuk mengendarai mobil milik Ayahnya daripada mengendarai motor miliknya. Tidak lain dan tidak bukan ialah karena ia membawa adik kesayangannya. “Adek gak boleh keujanan, kasian, nanti sakit. Jadi Abang bawa mobil aja ya Bun, Yah, boleh kan?” tanya Aska meminta izin untuk membawa mobil ke Buna dan Ayahnya.
“Adek, udah bilang Farhan kita udah sampe?” tanya Aska kepada Aruna saat menarik handle pintu mobil untuk Aruna.
“Hati hati kepalanya”, sela Aska sambil meletakkan tangannya pada atas kap mobil agar kepala Aruna tidak terbentur.
“Udah Abanggg.”
“Si Farhan sama Jendra udah sampe Dek?”
“Lagi otw, bentar lagi sampe katanya.”
“Oh yaudah. Kita nunggu di starbucks aja dulu yuk Dek.”
“Okeeeyy Abang.”
Setelah menunggu kurang lebih selama 30 menit, akhirnya Farhan dan Jendra pun sampai di Starbucks, tempat dimana Aska dan Aruna menunggu mereka.
“Lama banget anjir, katanya dikit lagi sampe,” keluh Aska kepada Farhan dan Jendra.
“Kayak gak tau Jakarta aja lo,” jawab Jendra yang menampakkan wajah frustasinya akibat macet.
“Abaaaaangg!!!!” teriak Aruna sambil merentangkan tangannya tanda ingin memeluk Abang-abangnya yang baru sampai.
“Adekkk, Abang Farhan kangennn!!!” kata Farhan sambil memeluk Aruna.
“Adek jugaaa kangen banget sama Abang!!”. Aruna pun membalas pelukan Farhan.
“Gantian dong. Gua kan juga kangen sama Adek!!” ucap Jendra kepada Farhan.
“Awas, awas, minggir gantian!” ucap Jendra kembali sambil menarik badan Farhan agar menjauh dan melepaskan pelukannya pada Aruna.
“Adeeeeekk Abang Jendra kangen Adekkk!!”
“Abaaang ih Adek juga kangen banget sama Abang!!!”. Aruna pun juga memeluk Jendra.
“Ini gak ada yang mau bilang kangen plus meluk gua?” tanya Aska menyela kegiatan kangen-kangenan antara Farhan, Jendra, dan Aruna.
“Gak!” jawab Farhan.
“Skip.” jawab Jendra.
“Gitu banget lo pada sama gua,”
“Apa kabar Aska sayang?” tanya Farhan.
“Gak gitu juga ya, geli gua bangsat!”
“Ewww,” cibir Aruna kepada Farhan.
“Adek aja jadi jijik sama lo Han hahahaha,” sahut Jendra.
“Salah mulu gua heran,” kata Farhan.
“Eh yaudah ayok makan dulu lah, laper banget gua asli,” ujar Aska.
“Bentar dulu, tunggu 15 menitan,” jawab Farhan.
“Mau ngapain lagi sih? Gua aja udah lama ya nungguin lo berdua daritadi.”
“Bentar. Sabar kenapa. Gua mau COD-an dulu sekalian sama orang disini.”
“Astaga Parhan bener-bener lo ya.”
“Hehehehehe.”
15 menit kemudian
Setelah kurang lebih 15 menit menunggu, datanglah seseorang yang Farhan tunggu. Seseorang yang akan melakukan COD (Cash On Delivery) dengan Farhan. Entah barang apa yang akan Farhan beli. Farhan dan Jendra duduk menghadap ke arah pintu masuk Starbucks, oleh karena itu seseorang tersebut bisa dengan mudah menemukan Farhan lalu berjalan tergesa-gesa menuju meja Farhan.
“Loh kok itu Farhan berempat ya? 2 orang lagi itu siapa deh? duduknya pake madep sana sih jadi gak keliatan kan mukanya. Si Farhan bawa siapa lagi sih itu, katanya mau quality time bertiga doang. Emang paling gak jelas jadi manusia tu anak,” batin seseorang tersebut saat menghampiri meja Farhan.
“Hai!! Sini!!” teriak Farhan sambil melambaikan tangannya.
“Sorry ya gue agak telat Han, Jen...” jawab seseorang tersebut dengan napas tersengal-sengal.
“Loh? Ayya?” kata Aska kaget saat ia tiba-tiba melihat Ayya sudah berdiri di depan meja antara Aska-Aruna dan Farhan-Jendra.
“Eh Aska?” sahut Ayya tak kalah kaget dengan Aska.
“Oh lo mau COD-an sama Farhan, Yya?”
“Hah? COD-an? COD-an apa?” jawab Ayya bingung sambil melihat ke arah Farhan dan Aska bergantian.
“Eh Adek main timezone yuk sama Abang Jendra juga!!” seru Farhan kepada Aruna secara tiba-tiba tanpa menjawab pertanyaan Ayya dan membiarkan Aska dan Ayya yang masih tetap pada kebingungannya mereka sendiri.
Aruna yang sebenarnya sudah mengetahui semuanya dan turut andil dalam menyusun secret missionnya dengan Farhan dan Jendra pun segera menyetujui ajakan Farhan.
“Ayukkkk Abang! Adek mau main timezone!!!” jawab Aruna sambil bangkit dari duduknya.
Farhan pun segera menarik tangan Aruna dan Jendra agar segera menjauhi dan meninggalkan Aska dan Ayya hanya berdua.
“Daaahh. Take your time guys,” seru Jendra tersenyum menampilkan eyes smile khasnya sambil melambaikan tangannya pada Aska dan Ayya.
“Anjir emang bener bener ya mereka. Awas aja ya Adek, Parhan goblok, Jendra bangsat,” batin Aska menggerutu sambil melihat sinis ke arah Farhan, Jendra dan Aruna yang semakin jauh dari pandangannya.
ekhem
“Eh Yya. Duduk Yya. Jangan diri aja, capek,” ucap Aska kepada Ayya.
“Hehe kirain gak dibolehin duduk disini,” jawab Ayya canggung kepada Aska.
Bagaimana tidak canggung, Aska memutuskan untuk break dengan Ayya selama kurang lebih 2 bulan tanpa adanya komunikasi sedikit pun. Ayya sebenarnya sudah berusaha untuk menjangkau dan membicarakan hubungan mereka kembali, namun Aska selalu menghindari Ayya dari segi apapun, chat maupun telepon. “Mungkin memang aku udah terlalu nyakitin Aska jadi Aska butuh waktu lebih kali ya?” tanya Ayya pada dirinya sendiri didalam hati.
“Ayya, apa kabar?” tanya Aska memecah keheningan di antara mereka berdua.
“Aku baik Ska. Kamu?”
“Baik-baik aja.”
Suasana pun kembali hening.
“Aska, kemarin kamu lomba ya? Terus menang juara 1?” tanya Ayya basa basi kepada Aska. Padahal Ayya sudah mengetahui kalau Aska mendapatkan juara pada lomba bandnya minggu lalu. Ayya pun juga mengetahui segala kegiatan Aska, tidak lain dan tidak bukan adalah berkat Aruna yang telah menjadi informannya Ayya selama ini.
“Hehe iya kemarin juara 1. Tau dari Adek ya?”
“Iya dari Adek. Padahal dulu aku janji yaa kalau kamu ada lomba, aku bakalan nonton penampilan kamu paling depan,” kata Ayya sambil tersenyum teringat kembali janjinya dulu kepada Aska.
“Aska, kita udah lama ya gak ketemu? 2 bulan bagi aku lama banget tau. Kita pun gak ada komunikasi sama sekali. Aku......kangen,” lanjut Ayya.
“Ayya.....”
“Aska, kamu gak kangen aku?” sela Ayya.
Aska pun terdiam. Diam seribu bahasa yang membuat hati Ayya mencelos.
“Kamu beneran gak kangen aku Ska? Kamu beneran udah gak cinta lagi ya sama aku?”
“Enggak gitu Ayya.”
“Terus gimana? dibicarain sekarang Aska, mumpung kita ketemu kayak gini. Kalo aku ngechat atau telepon kamu pun pasti kamu bakalan ngehindarin aku lagi,”
“Semua keputusan kamu aku terima, apapun itu, mau kamu mau lanjut sama aku atau udahan,” tutur Ayya.
“Ayya, sejujurnya aku pun kangen sama kamu. Kangen banget. Aku masih cinta sama kamu, cinta banget. Perasaan aku ke kamu gak pernah berubah sedikit pun. Tapi....”
“Tapi apa?”
“Aku bingung harus apa. Aku masih belum tau gimana yang terbaik buat kita berdua. Kita bener-bener bisa ldr apa enggak Yya. Aku takut hal kayak kemarin keulang lagi. Aku takut gak bisa ngasih kasih sayang dan perhatian yang kamu butuhin. Kadang aku mikir, kalau ada laki-laki yang bisa cinta dan bahagiain kamu lebih dari aku di Jakarta, aku rela dan ikhlas asal kamu bahagia.”
“Aska gak gitu.....” Ayya pun menghembuskan nafasnya panjang.
“Aska dengerin aku ya, yang aku mau cuman kamu, bukan orang lain. Dan kamu pun udah ngasih kasih sayang dan perhatian yang lebih dari cukup ke aku. Aku yang minta maaf. Maaf kemarin aku sempet ngecewain dan bohongin kamu. Tapi aku bener-bener gak ada maksud apa-apa apalagi selingkuhin kamu. Gak pernah sedikit pun aku mikir kayak gitu Ska. Aska, kita coba dan mulai semuanya lagi dari awal yaa?”
“Kamu beneran gak apa-apa kalo kita ldr kayak gini Yya? Kamu sanggup dan yakin?”
“Aku yakin, asal sama kamu, asal orangnya itu kamu Ska.”
Mereka berdua pun terdiam sejenak.
“Ayya....”
“Iya, Aska?”
“Makasih yaa....”
Sejenak Ayya terdiam dan hanya menatap Aska penuh arti. Pelupuk mata Ayya sudah tidak bisa lagi membendung air mata yang sedari tadi ia tahan dan tanpa terasa air matanya pun sudah mengalir deras membasahi pipinya.
“Eh eh eh kok nangis sih. Jangan nangisssss. Nanti aku disangka ngapa-ngapain kamu Ayya,” ucap Aska bangkit dari tempat duduknya dan beralih untuk duduk disamping Ayya dan mengelus puncak kepalanya lembut.
“A-aku hiks Aska maafin aku. Makasih Aska hiks,” ucap Ayya terbata-bata sambil menangis.
“Iya iya udah ya jangan nangis. Maafin aku juga ya. Jahat ya aku ngediemin kamu 2 bulan? Maaf ya sayang,” kata Aska sambil memeluk Ayya dari samping dan menyangga dagunya pada kepala Ayya lembut.
Ayya pun memukul-mukul dada Aska pelan dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang Aska, “tau jahat! aku didiemin 2 bulan, tega banget jadi orang, aku sebel.”
“Maaf sayanggg. Udah ah jangan nangis. Jelek banget ih tuh liat mukanya jadi tambah jelek,” ledek Aska.
“Bodo!!”
“Hahahaha makan yuk? Kamu laper gak? Aku laper banget ini abis macet-macetan terus abis itu nungguin orang yang mau COD-an sama Farhan lamaaaaaa banget datengnya,” sindir Aska sambil terkekeh pelan.
“Ih iya sumpah ya si Farhan ngerjain kita. Eh enggak Farhan doang berarti, si Jendra sama Adek ikutan! Si Farhan tuh awalnya mau ngajakin aku sama Jendra buat quality time bertiga, terus aku kaget tau-tau kok ada kamu,” oceh Ayya sambil bangkit dari dada Aska dan beralih untuk langsung menatap Aska.
“Hahahaha gemessss banget sih kamu, bawelnya langsung keluar,” kekeh Aska sambil memainkan kedua pipi Ayya kemudian mencubitnya gemas.
“Ihhh sakit!!!!” rengek Ayya.
“Udah ah yuk makan, aku laper,” kata Aska sambil bangkit dari duduknya lalu menarik tangan Ayya yang masih memasang wajah kesalnya karena kesakitan sehabis dicubit pipinya oleh Aska.
Farhan, Jendra dan Aruna memang sengaja merencanakan secret mission ini dengan meninggalkan Aska dan Ayya berdua agar bisa membicarakan kejelasan hubungan mereka berdua. Di lain sisi pun Farhan, Jendra dan Aruna malah asyik bermain di timezone, menikmati waktu mereka bersama dan saling melepas rindu.
“Adekkk adek videoin Abang sama Abang Jendra main basket.”
“Abanggg!! Ayok main air hockey.”
“Han Han sini, Adek sini ayok kita tanding bertiga main arcade games yang mobil buruan mumpung kosonggg!”
“Abang, ada photobox gak sih disini? Kalo ada ayok kita photobox!!!”
“Adekkk ayok udahan Abang capek.”
“Adekk udahan yuk makan dulu yuk.”
“Abanggg!!! Adek mau main itu ayuukk!!!”