My Birthday

22 Mei 2022, hari dimana Ziva menginjak usia 21 tahun. Hari yang dari tahun ke tahun selalu ia tunggu-tunggu, tahun ini terasa asing sebab tak ada ucapan dari sang kekasih. Harvi biasanya menjadi orang pertama yang memberi selamat dan banyak doa baik untuk Ziva, sekarang entah mengapa tak ada pesan yang ia dapat dari lelaki itu.

Lamunanya terpecah oleh suara Davin, ia barusaja membayangkan bahwa lelaki yang ada didepan kamarnya ini, lelaki yang beridiri membawakan sebuah kue ini, lelaki yang akan ia nikahi besok pagi ini, adalah Harvi.

“Hei ini ditiup dulu, jangan lupa make a wish,”

Kedua tangan gadis ini mengepal, memanjatkan doa pada sang pencipta. “Tuhan, kali ini aku tidak meminta banyak hal. Aku hanya meminta kebahagiaan, untuk Harvi. Bagaimanapun besok, apapun yang terjadi nantinya, tolong buat Harvi tetap bahagia. Jaga Harvi selalu,” batinnya terus memanjatkan doa untuk Harvi, entah ini ulangtahun siapa. Tanpa sadar matanya juga mengeluarkan tetesan air mata.

Ziva meniup lilin itu dengan penuh harapan, semoga hanya lilin saja yang padam, jangan doanya.

“Kok nangis?”

“Emang gaboleh?”

“Ya boleh, yaudah kamu masuk lagi. Lanjut tidur. Besok pemberkatan jam 9 kan? Kamu di make up jam berapa besok?”

“Mas? Boleh jalan-jalan sebentar gak?”

“Kamu mau kemana?”

“Rooftop munkin?”


Udara dingin seperti tak dirasa oleh Ziva, tengah malam ia mengajak Davin untuk naik ke lantai paling atas dari hotel yang sedang mereka inapi itu.

“Mas? Besok gue jadi istri lo ya?”

“Eum.. ga nyampe besok. Cuma dalam hitungan jam,”

“Mas, lo punya pacar gak sih? Gue berusaha stalking lo di setiap sosmed tapi ga nemu akun lo,”

“Ga punya pacar, dan saya gak punya akun sosmed, haha”

“Hah? Lo ga ngikutin perkembangan zaman ya mas?”

“Saya ga punya waktu buat main handphone, Ziva. Syukur-syukur saya bisa main keluar sama sahabat-sahabat saya,”

“Enak ya punya sahabat,”

“Kamu gak punya?”

“Sahabat gue ya pacar gue mas,”

“Terus sekarang?”

“Ya gimana, jujur gue belum kasih tau pacar gue mas,”

“Mau saya yang ngomong ke dia?”

“Eh, ya jangan. Udah, itu jadi urusan gue. Mas gaboleh ikut campur,”

“Yaudah, ayo balik. Disini dingin, ga lucu kita masuk angin berdua disini,”

Mereka kembali ke kamar masing-masing. Keduanya tak tidur, Ziva masih berpikir bagaimana cara memberitahu Harvi. Sedangkan Davin, lelaki ini masih mencoba-coba akun sosmed yang baru saja ia buat.