Gadis Lain

Malam ini Yuno berhasil membawa Ara ke pesta ulang tahun Baby temanya, Yuno dengan gentle menjemput Ara di rumahnya, meminta izin kepada kedua orang tua gadis itu dan juga pada Yuda. Yuno senang bertemu orang tua Ara, keduanya baik dan hangat. Pantas saja Ara memiliki kepribadian yang hangat, lembut dan sedikit pemalu. Gadis itu besar di keluarga yang baik-baik.

Mereka sudah tiba di rumah Baby, rumahnya besar dan ramai di datangi oleh siswa yang di dominasi kelas sebelas dan beberapa kelas dua belas. Hanya Ara saja yang berasal dari kelas sepuluh, ah iya, semua tamu undangan yang datang wajib membawa pasangan.

Di sebelah Yuno, Ara dengan gelisah meremas ujung dress yang ia kenakan, jujur saja. Ara sedikit malu dan cemas karena tidak ada orang lain yang ia kenal selain Kak Yuno, Kak Genta dan tentunya laki-laki berwajah jutek yang Ara sendiri malas menyebutkan namanya. Siapa lagi kalo bukan Kak Ido, ah iya, ngomong-ngomong hanya cowok itu saja yang datang sendiri. Kayanya juga, Ido gak perduli dengan bagaimana sang pemilik acara menceramahinya karena tidak membawa pasangan.

“Baby, happy birthday ya,” ucap Yuno, cowok itu menjabat tangan Baby dan memberikan kotak kado yang kemarin ia beli bersama Ara.

“Ahhh Yuno,” Baby tersenyum, menyambut uluran tangan itu dan kemudian melirik Ara yang berdiri di belakang Yuno. “by the way lo dateng sama siapa?”

“Ah iya,” Yuno menarik pelan tangan Ara, membawa gadis itu untuk berdiri sejajar dengannya. “Kenalin, ini Ara. Adik kelas kita, dia anak sepuluh IPS satu,” jelas Yuno mengenalkan Ara pada Baby.

“Ha..hi Kak Baby, happy birthday ya Kak.” sama seperti Yuno, Ara juga menyalami Baby, jujur, Ara gak berekspektasi jika Baby akan seramah dan sehangat ini padanya.

“Hai, Ara. Makasih banyak yaah udah datang, by the way gak usah canggung gitu ah, nikmatin aja yah, eh, No. Ajak ke sana gih, ambil cake sama minuman.”

Yuno terkekeh pelan, kemudian mengangguk kecil. “Kalo gitu. Gue ke sana dulu yah, sekali lagi. happy birthday, By.”

Setelah berpamitan pada Baby, Yuno menggandeng Ara melewati kerumunan siswa dan siswi lainya. Semua mata tertuju pada Yuno dan Ara, jujur saja Ara canggung dan benci menjadi pusat perhatian. Meskipun ia merasa sedikit nyaman dengan bagaimana Kak Yuno menggandeng tangannya, sepertinya Kak Yuno tahu kalau Ara tidak begitu nyaman berada di sana.

Semua orang yang dilewati Yuno dan Ara memperhatikan mereka berdua, sesekali mereka juga berbisik, bingung kenapa Yuno justru membawa Ara untuk menghadiri pesta ulang tahun Baby malam itu. Tentunya Ara sudah bisa menebak, jika setelah ini ia akan menjadi bahan gosip di sekolah.

“Minum dulu yah.” Yuno memberikan segelas cola untuk Ara dan satu slice cheese cake untuk gadis itu, mereka berdiri di dekat kolam renang. Area itu yang agak sedikit sepi.

“Makasih ya, Kak.”

Ara meminum sedikit cola nya, setelah itu, Gadis itu menghela nafasnya pelan, ia baru bisa sedikit bernafas lega waktu mereka berhasil lolos dari kerumunan teman-teman Kak Yuno. Dan ekspresi Ara yang seperti itu membuat Yuno terkekeh pelan, baginya wajah Ara ketika tegang tadi sedikit lucu.

“Kok ketawa Kak?” tanya Ara.

Yuno menggeleng, “gapapa, lucu aja.”

“Emangnya aku badut apa.”

“Ra?”

“Ya, Kak?”

“Kamu enggak nyaman yah?”

Ara meringis, namun demi menghargai Kak Yuno gadis itu menggeleng pelan. “Enggak, Kak. Cuma sedikit canggung aja.”

Yuno tersenyum, memperhatikan wajah cantik yang berada di depannya itu yang sedang mencicipi cheese cake yang tadi ia ambil.

“Tapi aku suka lihat kamu malam ini, Ra.”

“Su..suka?” untung saja Ara tidak tersedak mendengar ucapan Kak Yuno barusan.

“Iya, suka. Kamu cantik banget.”

Ara yakin, wajahnya saat ini pasti sudah seperti kepiting rebus. Ia juga merasakan udara di sekitar mereka sedikit memanas saat Kak Yuno mengatakan jika ia cantik malam ini.

“Ak..aku sempat gak percaya diri padahal.”

“Kenapa?”

Ara menghela nafasnya pelan, mengingat satu jam yang lalu ia sempat mematung di depan kaca. Ia masih merasa asing dengan make up natural mahakarya Cindy di wajahnya. Tapi siapa sangka, jika hasil make up Cindy di wajahnya membuahkan pujian dari Kak Yuno.

“Karena aku gak pernah pakai make up sebelumnya, Kak.”

“Tapi kamu nyaman?”

Ara mengangguk. “Aku cuma takut kelihatan aneh.”

“Ra, lain kali. Jangan maksa apapun itu yang bikin kamu enggak nyaman, aku lebih suka kamu jadi diri kamu sendiri.”

Setelah mengatakan itu Kak Yuno tersenyum, mata mereka bertemu beberapa saat dan itu membuat degup jantung Ara berdegup tidak karuan. Namun sedetik kemudian beberapa gadis menghampiri Yuno dan Ara yang masih asik mengobrol di dekat kolam renang. Gadis asing, dan beberapa siswi kelas sebelas yang Ara kenal.

“Haii Yuno!!” gadis berambut panjang yang wajahnya asing itu tiba-tiba saja memeluk Yuno. Membuat Ara yang berada di sana merasa tidak nyaman.

“Jasmine..” ucap Yuno bingung.

“Aku kangen banget sama kamu.”

Mendengar ucapan gadis bernama Jasmine tadi, hati Ara merasa sakit. Jujur saja Ara cemburu, dan rasanya matanya sedikit memanas. Desiran bagai kembang api di hatinya tadi berubah menjadi sebuah rasa pedih.

“Ka..kamu kok bisa disini?” tanya Yuno lagi.

Yuno tidak memeluk balik gadis itu, namun tidak melepaskan pelukannya juga. Ia hanya mematung menatap gadis-gadis lain kelas sebelas dengan bingung, namun tidak lama kemudian gadis bernama Jasmine tadi melepaskan pelukannya.

“Aku di undang Baby. Aku juga kangen sama kamu, makanya aku datang ke Jakarta.”

Ara tidak sanggup lagi melihat pemandangan di depannya, jadi gadis itu menyingkir dari sana. Ara enggak tahu mau kemana dan mengajak bicara siapa, dia bingung. Yang terpenting baginya saat ini adalah, lari saja dulu dari sana. Sedang berjalan sedikit cepat menghindari kerumunan di sana, tiba-tiba saja bahu Ara menabrak orang lain hingga Ara limbung dan jatuh.

“EH HATI-HATI KEK LO! JALAN TUH LIAT-LIAT!” bentak seseorang yang tidak sengaja Ara tabrak.

“Ma..maaf, Kak.”

“Eh apaan sih lo, jelas-jelas lo yang nabrak pake marahin dia lagi,” itu adalah suara yang Ara kenal, Ara mendongak demi melihat orang yang membelanya. Dan benar saja dugaan Ara, itu adalah suara Kak Genta.

Kak Genta ini adalah Kakak kelas Ara di SMP dulu, dan mereka bertemu lagi di SMA. Mereka dulu dekat, Kak Genta banyak membantu Ara, terutama waktu mereka masih satu ekskul dulu.

“Kak Gen?” ucap Ara.

Kak Genta menghela nafasnya pelan, kemudian membantu Ara berdiri dan membersihkan kotoran di dress yang di kenakan gadis itu.

“Kamu kok bisa di sini? Sama siapa ke sini?” tanya Kak Genta.

Ara tidak menjawab, ia hanya menunduk dan melirik Kak Yuno yang masih di monopoli oleh gadis bernama Jasmine tadi.

“Kak Genta bisa anterin aku pulang gak? please Kak, Ara mohon..” ucapnya lirih.