I'm Sorry 02
“Ibu, kita ke rumahnya siapa sih?” tanya Hana.
Ara memberhentikan mobilnya di depan pagar rumah Kevin dan Yves. Mereka memang berkumpul di rumah Kevin, di depan mobil Ara sudah terparkir mobil Arial dan Gita yang sudah datang lebih dulu.
Tadi Arial sempat menelepon, menanyakan apa Ara mau di jemput atau tidak. Kebetulan rumah Gita dan Arial searah dengan mereka, tapi Ara bilang dia akan datang sendiri bersama Hana. Ara memang datang sedikit terlambat dari jam yang di tentukan, tadi dia harus menjemput Hana dulu di kolam renang.
“Ini rumahnya teman Ibu, sayang. Namanya uncle Kevin sama Aunty Yves, teman Ibu waktu sekolah dulu.” Ara membuka seatbelt pada tubuh Hana dan sedikit menyisir rambut anaknya itu. Rambut Hana itu panjang dan tebal, anak itu juga senang sekali dengan rambut panjangnya.
Ara mengambil bando berwarna pink dengan hiasan manik-manik di atasnya, kemudian memakaikan anak itu bando yang ia bawa dari rumah.
“Ada uncle Iyal sama Aunty Gita juga yah, Buk?” Hana menunjuk mobil milik Arial di depan mobil mereka.
“Iya, kakak. Ada Kak Eloise sama Kakak Elios juga, nanti Ibu kenalin sama anak-anak yang lain yah.”
Hana hanya mengangguk, setelah memastikan Hana sudah rapih. Barulah keduanya turun, benar saja di rumah Kevin dan Yves sudah sangat ramai. Anak-anak kosan Abah itu sudah hampir semuanya berkeluarga Kevin dan Yves menikah 3 tahun yang lalu. Mereka baru memiliki 1 anak, namanya Leiv, anak mereka masih kecil. Umurnya baru mau menginjak 2 tahun jadi masih harus di awasi kalau bermain.
“Ara... Ya ampun kangen banget,” sambut Yves. Wanita dengan paras cantik dan anggun itu menghampiri Ara dan memeluknya erat.
“Sama, kamu apa kabar?” tanya Ara.
“Baik, kamu sendiri? Mas Yuno gak di ajak, Ra?”
Ara menggeleng pelan, “i'm fine ah, iya. kebetulan Mas Yuno ada jadwal praktik, dia juga tambah sibuk sekarang karna lanjut studi spesialis nya. Makanya aku datang sendiri deh.”
“Gapapa, astaga. Sampai kelupaan aku belum nyapa si cantik ini. Ini Hana kan? Kok udah besar banget sekarang sih.” Yves jongkok, mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan tubuh Hana. Dulu Yves dan Kevin sempat menjenguk Ara waktu Hana baru lahir dulu, dan sekarang ia baru melihat anak itu lagi. Karena tahun kemarin Kevin dan Yves enggak ikut kumpul-kumpul.
“Salam dulu sama Aunty Yves, sayang.”
Hana menyalami Yves, senyum anak itu mengembang. Apalagi saat Leiv menghampiri Yves dan menyapa Hana, namun begitu melihat sepupunya menghampiri. Hana langsung lari ke taman belakang bersama Elios, Eloise dan anak-anak lainya, sementara Ara dan Yves berkumpul di ruang tengah.
Selain Kevin dan Yves yang sudah menikah. Ada Januar dan Elara juga yang sudah menikah, mereka juga sudah memiliki 1 anak laki-laki. Namanya Raja, umurnya sama seperti anaknya Kevin dan Yves. Kalau Chaka dan Kak Niken anak mereka masih sangat kecil, namanya Kanaya umurnya itu baru 6 bulan, Mereka menikah 2 tahun yang lalu.
“Kayanya tahun depan kita kudu kumpul kaya gini lagi gak sih? Enaknya di rumah siapa yah?” tanya Chaka.
“Tahun kemarin di rumah Bang Ril sama Gita, di rumah Ara sama Bang Yuno lah. Rumah baru belum di pakai buat ngumpul-ngumpul, sekalian kita acak-acak rumahnya!!” pekik Januar, sontak itu juga langsung mendapat cubitan di pinggangnya dari Elara.
“Elu yah, rumah orang di berantak-berantakin. Lu pikir gak capek apa beresinnya Janu!!” hardik Elara. Pasangan ini emang agak bar-bar, tapi Janu dan Elara akan berubah menjadi orang tua yang manis jika sudah di depan anak mereka.
“Sakit banget anjir!! Maksud aku kan yang berantakin anak-anak, yah mana tau Raja udah punya Adek lagi, terus Chaka sama Kak Niken udah nambah anak lagi yakan! Jadi pasukan krucil tambah rame.”
“Enak aja lu anak gue di sebut krucil!” samber Kevin tidak terima.
Ara hanya menggeleng kepalanya saja, teman-temannya semua masih sama. Enggak ada yang berubah meski sudah menjadi orang tua sekarang. Mereka masih sering bertukar kabar dan kadang hang out bareng jika ada waktu luang.
“Boleh kok, gue malahan seneng banget kalo bisa kumpul di rumah gue sama Mas Yuno.”
“Nanti gue bantuin bikin cemilannya deh, tahun depan tuh Ara juga udah punya baby lagi, pasti tambah repot,” ucap Gita, tahun kemarin saat berkumpul di rumah Gita dan Arial. Gita menyiapkan semuanya sendiri, wanita itu enggak beli cemilan di luar. Padahal Arial sudah menawarkan untuk membeli cemilan di luar atau catering saja, tapi Gita lebih suka menyiapkan semuanya sendiri.
“Kalo ngumpul gini, tiba-tiba jadi keinget waktu kita jalan-jalan ke Korea gak sih?” celetuk Arial, topik ini enggak pernah di skip saat sedang kumpul bersama. Bahkan Yves dan Niken yang enggak ikut aja sampai hapal mereka ngapain aja selama di Korea.
“Gila sih, di Korea tuh beneran se seru itu, terutama di bagian Chaka sama Janu mau di culik Suzy KW,” samber Kevin.
Kemudian yang lainya tertawa, dulu Chaka sama Januar memang pernah bicara sama orang asing. Perempuan asli Korea, cantik banget dan sayangnya perempuan itu bukan perempuan baik-baik. Alih-alih berteman, Chaka dan Januar nyaris mau di ajak masuk ke dalam komunitas.
Sebuah komunitas yang mengajarkan cara mereka untuk jauh lebih tenang dari hiruk piruk duniawi, dan lebih dekat dengan sang pencipta. Entah lah itu komunitas apa, tapi yang jelas. Hal ini sudah menjadi rahasia umum di Korea sana.
Untungnya saat itu Gita datang dan membawa Chaka dan Januar menjauh dari perempuan itu. Dan kejadian itu selalu Arial dan Kevin ungkit-ungkit setiap mereka kumpul, karena menurut mereka itu adalah bagian memalukan tapi juga lucu untuk selalu di ceritakan.
“Malu-maluin banget sumpah lu Janu!” Elara lagi-lagi menepuk pundak Suaminya itu.
“Tapi sumpah, El. Ceweknya tuh cantik banget, mulus dan mukanya setipe Suzy gitu,” Bela Chaka.
“Yah logikanya aja di pakai dong, Mas. Masa Bae Suzy mau nyamperin kamu sih,” sambung Niken, biarpun lebih tua Niken dari pada Chaka. Tapi semenjak menikah Niken tetap memanggil Chaka dengan sebutan Mas.
“Kacau banget elu berdua, gue gak bisa bayangin mereka berdua di culik Bae Suzy KW. Gak bakal lahir kayanya Kanaya sama si Raja.” untungnya waktu itu Gita lumayan bisa berbahasa Korea, alibinya waktu itu berhasil membuat gadis yang akan membawa Chaka dan Janu akhirnya melepaskan mereka.
“Nanti Bigos nya rombongan kosan Abah sama Dukun nya gak ada lagi,” ucap Ara.
Tidak lama kemudian bel rumah Kevin berbunyi, Kevin juga izin membukakan pintu dulu sementara yang lainnya tetap berada di ruang tengah menikmati beberapa cemilan yang Yves suguhkan di sana.
“Ini dia nih tamu yang paling susah di ajak kumpul dan di hubungin,” ucap Kevin. Laki-laki itu datang dengan seseorang yang mengekorinya.
Itu Julian, waktu Julian masuk ke ruang tengah. Matanya langsung bertemu mata Ara, dan itu juga sontak yang membuat cowok itu merasa enggak nyaman. Begitu juga dengan Ara, ia menunduk dan sesekali menoleh ke arah taman belakang untuk melihat Hana.
“Gue enggak bisa lama-lama yah,” ucap Julian.
“Yaelah, Jul. Baru juga nyampe lu udah bilang gak bisa lama-lama aja. Tahun kemarin aja lu gak dateng, parah banget sumpah. Ini orang habis wisuda udah kaya ilang di telen bumi!” Chaka ceramah, udah terlanjur kesel banget karna menghubungi Julian sesulit itu. Jika di ajak bertemu ada saja alasan agar ia tidak hadir.
“Beneran gue, Ka. Abis ini ada meeting juga.”
“Iyul apa kabar?” sapa Gita, Gita masih suka banget manggil Julian pake sebutan Iyul.
“Gini-gini aja, Git. Lo gimana sama Bang Ril?”
“Gue udah punya anak 2, lo gak mau kenalan dulu sama anak-anak gue? Susah-susah si Kevin ngajak lo ke sini, udah gatel aja itu kaki mau pulang,” hardik Gita yang membuat Julian nyengir dan menggaruk belakang kepalanya.
Sedikit Ara pahami bahwa Julian benar-benar canggung, apalagi laki-laki itu sempat berbisik ke Kevin mengatakan bahwa dia gak bisa lama-lama, Hubungan Julian dan Ara memang menjadi canggung sejak Julian menyatakan perasaanya, waktu itu mereka habis pulang dari Malang. Julian bilang kalau dia menyukai Ara dari awal mereka bertemu.
Ara dan Julian memang sempat dekat waktu itu, anak-anak fakultas dan kosan juga sering menjodoh-jodohkan mereka berdua. Julian juga lah yang banyak menemaninya waktu Ara masih dalam proses melupakan Yuno, yup. Ara dan Yuno sempat putus saat Yuno memutuskan untuk kuliah di Jerman.
Tapi sayangnya perasaan Ara ke Julian hanya sebatas teman, ia menyayangi Julian seperti ia menyayangi teman-temannya yang lain. Waktu itu Julian masih nampak ikhlas dengan keputusan Ara menolaknya, sampai akhirnya Ara memberi kabar bahwa ia kembali bersama Yuno dan akan segera menikah. Julian seperti menjauhinya, bukan hanya Ara. Tapi Julian juga seperti menarik dirinya dari teman-teman yang lain.
“Guys, sorry yah. Gue enggak bisa lama-lama, barusan dapat pesan kalo Mama mau dateng ke rumah jenguk Hana,” Ara pamit, ia berdiri dan mengambil kunci mobilnya. Alibinya saja, sebenarnya Mama Lastri itu masih di Bogor untuk acara seminar.
“Mama Lastri mau ke rumah lo, Ra? Udah pulang dari Bogor yah?” tanya Gita yang di jawab anggukan oleh Ara.
“Yah, Ra.. Bentar banget masa sih?” ucap Niken.
“Nanti gampang, kita bisa kumpul-kumpul lagi.”
Setelah berpamitan dengan teman-temannya, Ara langsung pulang. Sebenarnya hanya alibi saja bahwa mertua nya akan datang ke rumah menjenguk Hana. Ia ingin Julian bisa sedikit bersantai menikmati waktu-waktu bersama teman-temannya yang lain tanpa rasa canggung karena dirinya.
“Ibu?” panggil Hana, mereka sudah berada di perjalanan pulang.
“Ya, Kak?”
“When are we going to play at Uncle Kevin's house again?” kedua mata anak itu berkedip memperhatikan Ibu nya yang masih fokus menyetir.
“Kenapa, sayang? Kakak suka main di sana?”
“Kakak senang main sama Leiv, sama Raja juga. Tadi Kakak juga berani pangku Adik Naya, dia lucu deh, Buk. Masa tadi rambut Kakak di tarik-tarik.”
“Oh, Ya? Yang naruh Adik Naya di pangkuan Kakak Tante Niken, sayang?”
“Um!” Hana mengangguk, “Naya is really beautiful, her eyes are round, her cheeks are chubby and her voice is cute. Kakak jadi enggak sabar mau mangku Adik Nathan.”
“Sabar yah, sayang. Sekarang karena Nathan belum lahir, tugas Kakak cuma berdoa supaya Ibu sama Nathan sehat-sehat terus yah.”
“Aamiin.”
“Se canggung itu lo sama Ara, Jul? Belum bisa move on apa gimana sih?” tanya Janu.
Setelah Ara pulang, Julian baru bisa sedikit menikmati acara kumpul-kumpul ini. Tadinya waktu Ara masih ada di sana, Julian selalu sibuk memeriksa jam dan beberapa kali berpamitan pulang ke Kevin. Namun Kevin menahannya sampai kunci mobil yang Julian bawa itu di sita agar Julian enggak bisa kabur gitu aja.
“move on, Jul. Lo mau nunggu janda nya Ara apa gimana sih? Dosa loh masih ngarepin bini orang.”
Mendengar Chaka bicara seperti itu, Gita langsung menendang kaki Chaka sekuat tenaga. Apa maksudnya bilang begitu? Chaka emang suka asbun kalau bicara.
“Janda-janda, lo nyumpahin Kak Yuno meninggal apa gimana sih?” pekik Gita.
“Gak gitu, nyil. Biar sadar aja ini si Ijul, abisnya mau sampe kapan dia galauin bini orang mulu?” jelas Chaka.
“Gue maunya juga lupain Ara, tapi gimana. Susah banget, bahkan gue enggak kepikiran deket sama cewek lagi,” Julian itu emang gak pernah deket cewek dari dulu. Cewek pertama yang Julian dekati itu cuma Ara. Dan saat Julian yakin perasaanya dan Ara sama, harapannya justru pupus karena Ara justru menganggapnya hanya sebagai teman dekat saja.
Waktu itu Julian bisa menerima keputusan Ara soal perasaanya, tapi waktu tahu Ara kembali dengan laki-laki yang membuatnya patah hati. Julian justru marah dan kecewa, pikirnya waktu itu adalah. Dia yang menjaga Ara dan mengobati hatinya, namun Ara justru membuat semua itu sia-sia karena Ara kembali bersama laki-laki yang menyakitinya dulu. Julian pernah berpikir, jika Ara enggak berakhir bersama Yuno. Mungkin Julian akan lebih bisa menerimanya.
“Yah gimana, Jul. Namanya juga enggak jodoh yah mau di apain, Ara juga udah bahagia banget sama Yuno. Gue yakin, Ara juga berharap lo bisa berdamai dan hidup bahagia sama pilihan lo,” ucap Arial.
“Gue jodohin aja mau gak, Jul? Sama anaknya temen bokap gue, cantik sih. Gue ada kontaknya nih,” usul Kevin.
“Oh, jadi setelah dulu Kevin si bandar miras, sekarang jadi Kevin si bandar cewek?” ucap Yves yang membuat Kevin meringis, tahu dari mana dia dulu Kevin bandar miras nya kosan?
“Kok kamu tau sama sebutan itu?”
“Dari Janu.”
“Ember ye lu kampretttt!!” hardik Kevin, ia melempar Janu dengan cushion yang tadi ada di pangkuannya.
Julian hanya menggeleng saja dan menenggak habis lemon tea yang ada di meja, melihat Ara kembali setelah sekian lama. Rasa sakitnya masih sama, Julian pikir seiring berjalannya waktu rasa sakit itu akan memudar.
Alasan Julian mau untuk datang ke rumah Kevin adalah, Kevin bilang Ara tidak datang maka dari itu Julian akhirnya memutuskan untuk datang, tapi siapa sangka jika Ara datang bersama anaknya.