Lost
Keesokan harinya kedua orang tua Yuno datang ke rumah Gita dan Arial setelah kemarin Ara memberi tahu jika Jeff telah mengambil alih Yuno, pagi ini juga Gita dan Arial mengajak anak-anak mereka dan Hana keluar agar obrolan mengenai rumah tangga Yuno dan Ara ini tidak terdengar sampai ke telinga Hana.
“Tensi kamu masih agak tinggi, Ra. Pagi ini udah makan belum?” tanya Mama, mereka belum memulai obrolan serius itu. Yang pertama kali Mama lakukan saat datang adalah memeriksa kondisi Ara.
“Udah, Mah. Ara udah makan kok.”
“Mama tadi bawain kamu semangka sama pisang, di makan nanti yah. Itu bagus buat nurunin tensi kamu.”
Mama mengusap rambut panjang menantu kesayangannya itu, Ara nampak tidak sehat. Bagian bawah matanya juga menghitam dan itu menambah kekhawatiran Mama, tidak lama kemudian Papa juga datang dan duduk di ruang tamu rumah Arial dan Gita itu.
Tadi Papa keluar untuk menelfon Jeff ke ponsel Yuno, tapi laki-laki itu tidak menjawabnya. Sampai saat ini enggak ada yang tahu keberadaan Jeff dimana, tadi pagi Ara juga sudah menghubungi ke rumah tapi Budhe Ani bilang Jeff enggak pulang ke rumah semalam.
“Sejak kapan, nak? Sejak kapan Jeff muncul?” tanya Papa membuka obrolan di antara mereka.
“Sejak Mas Yuno mulai studinya, Pah.”
Papa memijat keningnya, Papa merasa bersalah akan hal ini. Tindakannya yang dinilai gegabah itu menjadi malapetaka untuk rumah tangga anaknya dan menyakiti hati menantu kesayangannya itu.
“Papa dan Mama minta maaf, Ara. Terutama Papa, karena Papa Yuno jadi begini. Papa sama sekali gak mengira hal ini terjadi, Papa cuma berusaha menjadikan Yuno yang lebih baik lagi,” ucap Papa lirih, Ara bisa mendengar suara Papa bergetar karena tangisnya yang ia tahan.
“Pah...” Ara menggeleng, ia enggak tega melihat Papa terlihat hancur dan merasa bersalah begini. “Ini bukan salah Papa..”
“Kalau Papa gak menekan Yuno untuk melanjutkan studinya, mungkin Jeff enggak akan kembali, kamu juga gak akan tersiksa seperti ini, Ra. Maafkan Papa..”
Ara menoleh ke arah Mama, Mama mertua nya itu juga menangis membuat hati Ara menjadi ikut menjerit melihat mertua nya itu merasa bersalah atas rumah tangga nya dan Yuno.
“Papa akan coba bicara sama Jeff. Tapi untuk setiap keputusan Ara, Papa dan Mama serahkan semua yang terbaik menurut Ara. Papa dan Mama gak mau memaksakan kamu harus tetap bersama Yuno di saat Jeff berada dalam tubuh Yuno, Papa gak mau batin kamu dan Hana tersiksa, Nak.”
Kedua orang tua Yuno nampak pasrah dengan keputusan yang Ara ambil, keduanya sejalan dengan Gita yang juga menyerahkan semua keputusan pada Ara. Keduanya enggak menahan Ara untuk tetap bertahan pada Yuno karena mereka tahu seberapa kerasnya Jeff, bahkan gak ada yang bisa membantah ucapannya sedikit pun.
Bahkan Jeff pun berani melawan kedua orang tua Yuno untuk hal-hal yang menurutnya bertentangan dengan keinginannya, seberani itu Jeff. Semakin ia di tentang akan semakin keras sikap Jeff dengan orang yang menentangnya.
“Orang tua kamu udah tahu soal ini, Nak?” tanya Mama.
Ara menggeleng, ia mengusap pipi nya yang sudah basah karena air matanya itu. “Belum, Mah. Rencananya Ara baru akan cerita ke Bunda sama Papa besok.”
Mama mengangguk, “kami serahkan keputusannya sama kamu, tolong pikirin ini baik-baik yah. Mama dan Papa hanya bisa membantu untuk bicara dengan Jeff saja.”
Ara mengangguk, setelah kedua orang tua Yuno pulang. Ara masih berdiam diri di kamar tamu, kebetulan Arial dan Gita juga belum pulang. Di kamar, Ara banyak merenungi tentang keputusannya untuk berpisah. Berat baginya juga untuk mengambil keputusan ini, ia sangat mencintai Yuno. Ara bahkan gak bisa bayangin hari-harinya tanpa Yuno nanti.
Ara bahkan gak bisa bayangin Yuno akan kembali merasa sendiri, dengan segala beban yang orang tua nya berikan. Baru membayangkannya saja sudah berhasil membuat Ara kembali menangis.
Sinar cahaya pagi matahari serta denyutan di kepalanya yang terasa nyeri itu membuat laki-laki yang tengah terbaring di kamar itu mengerjapkan matanya, ia merasa seluruh tubuhnya remuk dan badannya menggigil, Yuno kaget saat mendapati dirinya tertidur bukan di kamarnya dan Ara.
Ya, Yuno telah kembali. Ia sudah berhasil mengambil alih dirinya lagi, ia bangun dari ranjang dan mencari ponselnya sendiri. Namun saat ingin membuka ponsel miliknya untuk menelpon Istrinya itu. Yuno bingung karena password yang sudah ia setting pada ponselnya tiba-tiba saja di ganti.
“Jeff.. Si brengsek itu,” gumam Yuno.
Tidak memperdulikan badanya yang demam, Yuno bangkit dari tempat tidur dan mencari buku yang menjadi penghubung antara dirinya dan Jeff itu di laci sebelah ranjangnya. Sembari mencari password baru ponselnya, Yuno sembari membaca hal-hal yang terjadi dan di lakukan Jeff selama laki-laki itu mengambil alih dirinya.
Tidak ada yang aneh, hanya kegiatan biasa serta materi-materi dari studinya yang Jeff tulis di sana. Setelah menemukan kode ponselnya yang baru, Yuno langsung bergegas menelpon Ara kembali. Tapi sayangnya Istrinya itu tidak mengangkat panggilannya.
“Kamu kemana sayang...” ucap Yuno lirih
Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban atas panggilannya, Yuno akhirnya merampas jaket yang Jeff gantung di belakang pintu masuk apartemen milik Yuno. Ia langsung berlari keluar untuk bergegas pulang menemui Istri dan anaknya, beberapa hari tidak melihat keduanya membuat Yuno sangat-sangat merindukan keluarga kecilnya itu.
Saat Yuno sampai di rumah, ia di buat bingung ketika melihat tidak ada mobil Ara terparkir di halaman rumah mereka, waktu itu pikiran Yuno hanya, mungkin Ara sedang mengantar Hana sekolah atau sedang pergi sebentar. Maka dari itu Yuno tetap masuk ke dalam rumahnya dengan langkah yang terburu-buru.
“Budhe, Ibu sama Hana kemana?” tanyanya.
Budhe Ani yang di tanya begitu hanya bisa mengerutkan keningnya bingung, pasalnya beberapa hari yang lalu Suami Istri itu pulang ke rumah. Dan mereka pergi di waktu yang hampir bersamaan, Budhe Ani pikir Yuno tahu kemana Istrinya itu pergi.
“Loh, Ibu sama Hana kan menginap di rumahnya Ibu Gita dan Pak Arial, Pak. Sudah beberapa hari ini malahan. Bukanya Bapak tahu? Kan Budhe sudah cerita waktu itu.”
Yuno terdiam, dia jadi semakin bingung kenapa Ara dan Hana harus menginap di rumah Gita dan Arial. Dalam rangka apa? Pikirnya, Tapi dari pada terus bertanya-tanya, Yuno akhirnya pergi menyusul Istri dan anaknya itu.
Begitu sampai di rumah Gita dan Arial, Yuno langsung buru-buru masuk. Di sana ia bertemu Arial lebih dulu, Yuno bingung kenapa Arial menatapnya penuh dengan kebencian tidak seperti biasanya, dengan senyum atau dengan sapaan nyeleneh khas laki-laki itu.
“Ril, Ara sama Hana disini?” tanya Yuno.
Arial masih belum paham kalau yang berdiri di depannya itu adalah Yuno bukan Jeff, tapi laki-laki itu justru menyeringai dengan tatapan penuh kemarahan, jika ini bukan di rumahnya, dan jika tidak ada anak-anak di rumahnya. Mungkin Arial sudah menghajar laki-laki di depannya itu karena sudah berani menyakiti Adik nya lagi.
“Masih perduli lo sama Ara? Mendingan lo pergi deh, Jeff.” ucap Arial.
Yuno menggeleng, perasaanya sudah tidak enak. Iya yakin ada sesuatu yang buruk yang di lakukan Yuno pada Istri dan anaknya.
“ini gue, Ril. Ini gue Yuno.”
“PAPA...”
Hana yang mendengar suara Papa nya itu berlari, ia menghampiri Yuno dan memeluk Papa nya itu erat, begitu juga dengan Yuno yang langsung menghampiri Hana dan memeluk putri kecilnya itu. Sungguh, Yuno sangat merindukan Hana.
Arial yang melihat Yuno memeluk Hana itu akhirnya menyingkir dari sana, membiarkan Hana bersama dengan Yuno dahulu. Mereka sudah tidak bertemu setelah beberapa hari, dan Arial tahu betapa Hana merindukan Ayahnya itu.
“Papa mau jemput Hana sama Ibu yah?” tanya Hana.
Yuno nampak bingung harus menjawab apa, pasalnya dia juga tidak tahu alasan Ara membawa Hana untuk menginap di rumah Gita dan Arial sementara waktu.
“Nanti kita tunggu Ibu dulu yah, Papa harus bilang ke Ibu dulu.”
“Um,” Hana mengangguk, “Papa jangan pergi-pergi lagi, Hana kangen sama Papa.”
Yuno belum mendapatkan penjelasan apa-apa atas apa yang terjadi pada dirinya selama Jeff mengambil alih, Gita bilang, dia akan menjelaskannya nanti setelah Hana tidur. Karena menurut Gita ini akan menjadi penjelasan yang cukup panjang dan rumit.
Setelah mendongengkan Hana, Yuno pikir Hana sudah tidur tapi ternyata anak itu menangis dalam diamnya, membuat Yuno jadi khawatir apa yang Hana rasakan sampai membuat anak itu harus menangis.
“Sayang, hey? why are you crying, um?” tanya Yuno, ia mengusap air mata anaknya itu dengan ibu jarinya. “are you sad? Hana?”
“Papa kenapa sekarang berubah? Papa udah lupa sama Hana yah? Papa juga suka marah sama Ibu dan buat Ibu sedih.”
Yuno bingung apa yang tengah Hana bicarakan, namun mendengar suara anaknya itu yang bergetar karena tangisnya. Membuat hati Yuno terasa di sayat-sayat.
“Mungkin, Papa sedang emosi. Sampai Papa gak sengaja marah sama Ibu yah? Nanti Papa minta maaf yah kalau Ibu pulang.”
“Kata Brian, kalau sering marah-marah itu artinya Papa udah sayang sama Ibu. so you don't love Ibu anymore?” Hana menatap mata Yuno yang nampak berlinang air mata itu. Yuno tidak bisa menahan kesedihannya.
“Hey, Of course i love her, i always do, okay? yang di ucapin Brian itu gak benar, Hana. Kakak harus percaya sama Papa dan Ibu, yah?”
Hana mengangguk, Yuno memeluk anaknya itu erat dan menciumi pucuk kepalanya. Ia juga cepat-cepat mengusap air matanya yang jatuh ke kedua pipinya itu waktu Hana ia peluk, Yuno gak ingin melihatnya menangis.
”“Papa, I miss you so much, i still really love papa. Walau kadang kalau melihat Ibu sedih karena Papa, Hana juga enggak bisa menyembunyikan kalau kasih sayang Hana ke Papa sedikit berkurang. i want Papa to know, when Papa hurt Ibu, Papa also hurt me. I wish there was something i could do to get Papa back with us. Hana berharap Papa minta maaf sama Ibu, Hana dan adik bayi karena udah bikin sedih, tapi kalau Papa enggak minta maaf, Hana still love Papa.“
Mendengar Hana yang bicara seperti itu dalam pelukannya, Yuno menahan dirinya mati-matian untuk tidak menangis dan terisak, Yuno gak tahu apa saja yang Jeff lakukan pada Istri dan anaknya, mimpi buruk bagi Yuno jika suatu hari Hana tahu keberadaan Jeff di dirinya. Tapi cepat atau lambat, Hana pasti akan paham dengan kondisinya. Yuno cuma berharap, jika hari itu tiba. Hana bisa mengerti dirinya.
“Papa minta maaf, do you want to forgive Papa, hm?”
Hana mengangguk, setelah memastikan Hana tidur. Yuno keluar dari kamar tamu, Gita bilang malam ini Ara enggak tidur di rumahnya. Ara pulang ke rumah kedua orang tua nya itu karena ada hal yang harus Ara bicarakan.
Begitu Yuno keluar, Gita menghela nafasnya dengan kasar. Dia prihatin banget sama keadaan Yuno saat ini yang tidak tahu apa-apa. Begitu Yuno duduk di sebelahnya, Gita menepuk pundak Kakak sepupunya itu. Gita bisa melihat kedua mata Yuno sembab, sudah jelas sekali Yuno habis menangis.
Badan Yuno masih sedikit demam, dia gak tau kenapa dia bisa sakit kaya gini. Tapi Yuno sama sekali enggak perduli pada kesehatannya, yang ia khawatirkan sekarang ini adalah Ara dan juga Hana.
“Hana banyak cerita soal perlakuan gue ke Ara akhir-akhir ini, Git.” ucap Yuno.
Ia menggelengkan kepalanya, jika Jeff ada di depannya. Mungkin Yuno akan menghajar laki-laki itu karena telah berani menyakiti Istri dan anaknya, padahal Yuno sudah menuliskan pesan pada Jeff jika ia mengambil alih dirinya. Jeff tidak boleh menyakiti Ara dan Hana.
“Sebenarnya apa yang gue lakuin, Git? Apa yang Jeff lakuin ke Ara dan Hana?”
“Kak Yuno—”
“Jelasin semuanya, Git. Gue mau tahu dan gue mau perbaiki kekacauan yang udah Jeff perbuat.”
Gita mengangguk, “Jeff banyak bicara kasar ke Ara, Kak. Awalnya Ara masih sabar aja sama semua perlakuannya, sampai akhirnya Jeff ketahuan jalan sama perempuan lain.”
“Perempuan lain?!” pekik Yuno kaget.
“Um,” angguknya. “Tapi Ara udah ketemu sama perempuan itu dan jelasin semuanya, Jeff tahu soal ini dan ada yang aneh. Jeff marah banget kata Ara waktu Ara ketahuan ketemu sama perempuan yang jalan sama Jeff. Mereka ribut besar, Ara juga sempat drop waktu itu. Tapi kayanya kesabaran Ara udah habis buat ngehadapin Jeff, Kak.”
Kedua tangan Yuno terkepal dengan kuat, bahkan buku-buku tangannya itu sampai memutih saking kencangnya ia mengepalnya.
“Kak, ada hal yang lo harus tahu. Tapi gue enggak tega ngomongnya.”
“Apa?” Yuno menengadahkan kepalanya menoleh ke arah Gita. “Bilang, Git. Cerita semuanya, tolong jangan ada yang lo sembunyiin.”
Gita jadi enggak tega sendiri, mendengar penjelasannya tentang apa yang Jeff lakukan saja sudah membuat Yuno marah dan dan hancur, Gita gak bisa bayangin bagaimana jika dia memberi tahu kalau Ara ingin pisah darinya?
“Git? Ada apa?” tanya Yuno sekali lagi karena Gita enggak kunjung bicara.
“Ara minta pisah, Kak.”
Kali ini pertahanan Yuno benar-benar runtuh, Yuno menangis karena kesal yang tidak bisa tersalurkan pada si pembuat masalah dan merasa bersalah kepada anak dan Istrinya. Yuno benar-benar menangis menyesakan, Gita ingat Yuno pernah menangis seperti ini juga sewaktu ia dan Ara putus dahulu, dan kali ini Yuno menangis untuk alasan yang sama, Yaitu kehilangan Ara.
To Be Continue