Jalan jalan
Bertholdt dan Ymir memutuskan untuk berkeliling-keliling dulu sambil mencari tempat yang enak untuk dikunjungi. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke pasar malam yang baru saja buka dan berkeliling di pasar malam tersebut.
“Bert, lo takut ketinggian ga?”
“Ngga sih kenapa?”
“Naik bianglala yuk!” Ymir langsung menarik tangan Bertholdt menuju ke wahana Bianglala.
Sesampainya di depan wahana tersebut Bertholdt dan Ymir harus mengantri dulu untuk membeli tiket, kini giliran mereka pun tiba.
“Bang mau beli tiket nya dong untuk 2 orang ya,” ucap Ymir sambil membuka tas selempang yang dia bawa untuk mencari dompetnya.
“Berapa bang?” Tiba tiba Bertholdt bertanya sambil mengeluarkan duit dari dompet miliknya
“20 ribu mas,” jawab sang penjual tiket. Bertholdt lalu membayar tiket tersebut dan segera mengajak Ymir untuk naik bianglala.
“Bert kenapa lo yang bayar, kan tadi gue yang mau bayar,” ucap Ymir saat berada dalam bianglala.
“Gapapa kali kan tadi siang kamu udah traktir aku, sekarang giliran aku yang traktir,” jawabnya sambil tersenyum.
“Astaga padahal mah gapapa tau Bert, santai aja”
“Yaudah kalau begitu kamu juga santai aja”
“Oke deh kalau begitu, makasih ya Bert,” ucapnya sambil menepuk pundak Bertholdt.
“Udah dibilang gausah makasih makasih kali kayak sama siapa aja”
Bertholdt dan Ymir akhirnya berbincang-bincang sambil melihat pemandangan dari atas sana, beberapa kali Ymir sampai heboh bertepuk tangan karena melihat pemandangan yang indah. Bertholdt tersenyum melihat tingkah Ymir yang menurutnya itu gemas, dan juga dia senang Ymir sudah tidak sedih lagi.
Setelah selesai menaiki bianglala, Bertholdt dan Ymir memutuskan berkeliling lagi. Ymir membeli 2 buah gulali untuknya dan untuk Bertholdt, sambil memakan gulali tersebut Bertholdt dan Ymir berjalan mengelilingi pasar malam.
“Ymir main itu yuk, yang lempar lempar bola. Kamu mau hadiah apa nih?”
“Wah ayo ayo, gue mau itu dong bert boneka jerapah, soalnya tinggi mirip lo”
“Okee tunggu ya,” ucap Bertholdt lalu pergi memulai permainan lempar bola tersebut. sedangkan Ymir hanya berdiri melihat Bertholdt di belakangnya.
Sekali lemparan dari Bertholdt mengenai sasaran, Bertholdt berhasil mendapatkan boneka jerapah yang diinginkan Ymir. Lalu dia memberikan boneka tersebut ke Ymir, dan melanjutkan perjalanan.
Beberapa langkah dari sana Bertholdt dan Ymir bertemu dengan sepasang pasangan Blonde, dia adalah Annie dan Armin. Annie adalah mantan kekasih Bertholdt dulu, tetapi hubungan Annie dan Bertholdt masih berteman baik sampai sekarang bahkan dia juga berteman dengan pacar Annie yaitu Armin.
“Eh halo Bert,” sapa Annie saat melihat Bertholdt dan Ymir.
“Halo Annie Armin kalian berdua ternyata disini juga,” balas Bertholdt.
“Iyanih jalan jalan hahahah, eh btw lo sama siapa tuh? Pacar baru lo ya?” Tanya Armin.
“Hah bukan dia cuma teman ku doang kok sama tetangga apartemen,” jawab Bertholdt sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. dia merasa tidak enak dengan Ymir saat Armin mengatakan kalau Ymir adalah pacarnya.
“Halo nama gue Ymir gue temennya Bertholdt,” ucap Ymir memperkenalkan diri sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman
“Hai Ymir gue Annie dan disebelah gue ini Armin dia pacar gue,” balas Annie sambil membalas uluran tangan Ymir.
“Halo mir gue Armin,” lanjut Armin sambil menjabat tangan Ymir.
Setelah perkenalan dan ngobrol-ngobrol sebentar Bertholdt dan Ymir memutuskan untuk lanjut berkeliling begitu juga Armin dan Annie.
“Bert kita keliling di tempat lain aja yuk,” ajak Ymir tiba tiba.
“Loh kenapa?”
“Gapapa gue bosen disini,”
“Beneran?”
“Coba lihat ke belakang, tapi gausah terlalu dilihatin banget,”
Bertholdt lalu menoleh ke belakang dan menemukan dua pasangan yang satu laki laki berambut blonde bertubuh tinggi besar dan satu lagi gadis bertubuh kecil dengan rambut blonde, mereka berdua sedang berpelukan pasar malam sambil tertawa-tawa.
“Itu mereka ya?” Tanya Bertholdt. Dan hanya dibalas anggukan oleh Ymir.
Bertholdt segera menarik tangan Ymir menuju parkiran dan menghidupkan motornya juga menggunakan helmnya, dia memasangkan helm ke kepala Ymir. setelah membayar parkir, Bertholdt langsung menjalankan motornya menjauhi pasar malam.
“Kita gausah ke situ ya? Kita ke mall aja mau gak?” tanya Bertholdt saat mereka dalam perjalanan.
“Iya ayo, di manapun terserah lo. tapi jangan di situ, gue gamau,” balas Ymir.
Bertholdt dan Ymir saat ini berada di mall, mereka berdua sedang berkeliling-keliling mall. Lalu akhirnya memutuskan main ke timezone.
“Bert mau duel basket ga?” tanya Ymir.
“Boleh, siapa takut,” jawabnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Ymir pergi untuk membeli koin terlebih dahulu, lalu mereka pun bermain permainan basket di sana. Ternyata point Bertholdt lebih banyak dari Ymir, jadi Bertholdt lah yang menang.
“Yahh gue kalah nih lo hebat banget mainnya Bert bisa cetak banyak point gitu,” ucap Ymir sambil bertepuk tangan.
“Hehe makasih ya sebenarnya udah lama banget aku ga main basket, terakhir itu kayaknya pas masih kuliah deh,” ucap Bertholdt sambil tersenyum malu-malu.
“Wah udah lama banget ya berarti? Eh tapi kita kan udah tetanggan di apartemen itu dari jaman jaman masih kuliah hahaha udah lama juga ya,” balas Ymir sambil tertawa.
“Lah iyaa ternyata kita udah tetanggan dari pas masih kuliah,” ucap Bertholdt. dia juga baru sadar kalau selama ini mereka sudah bertetangga sejak masih kuliah.
Setelah berjalan-jalan lama Bertholdt dan Ymir akhirnya memutuskan kembali ke apartemen nya.
“Makasih ya Bert”
“Untuk apa?”
“Semuanya, untuk hari ini untuk semua yang lo lakukan buat gue”
“Iya sama sama, kayak sama siapa aja”