Ketemuan

Setelah Reiner sampai di rumah Historia, dia melihat gadis itu. Gadis itu sangat cantik sekali hari ini, mengenakan dress panjang berwarna hijau dan rambut pirangnya yang dia gerai.

“Buset cakep amat bu,” puji Reiner sambil membuka kan pintu mobil untuknya.

“Yaa makasih pak,” balas Historia.

Gadis itu bukannya malah duduk di bangku depan yang sudah di buka kan pintu oleh Reiner, tetapi malah duduk di bangku belakang.

“Woy lo ngapain disitu buset”

“Lah mang kenapa sih, kan yang penting gue duduk”

“Ya jangan di belakang lah, lo kira gue supir lo kah”

Historia akhirnya berpindah ke kursi depan, di sebelah Reiner. Lalu Reiner pun menghidupkan mobilnya, dan melaju menuju rumahnya.

“Eh ntar kalo kita ditanyain ketemu nya dimana, bilang aja di Paris ya,” ucap pria blonde tersebut.

“Paris darimana, kita aja ketemu pertama kali di warung mba Pieck? Gue ingat banget waktu tuh gue disuruh beli gula, disitu ada lo lagi makan gorengan mana gorengannya ngutang lagi”

“Sttt elahh lo diem dah, gausah membahas masa lalu. Lagian itu gorengannya udah gue bayar juga”

“Oke, tapi kenapa harus Paris sih? Jauh banget kenapa ga yang lokalan aja”

“Yaudah first meet di Jogja aja”

“Mang lo ngapain di Jogja”

“Yaelah His katanya tadi suruh lokalan aja”

“Ya kan gue cuma nanya? Kalau ditanya ntar kita di Jogja ngapain lo emang mau jawab apa? Kalau gue sih masih bisa bilang mba Frieda tinggal di Jogja, karena emang dia tinggal disana”

“Ya gue alasan aja sih liburan”

“Ohh iya bisa juga”

“Btw mba Frie apa kabar?”

“Ya ga kenapa napa sih, dia baik baik aja”

“Ohh dia di Jogja sama siapa deh?”

“Sama suami nya lah?? Bang Zeke? Lo nih lupa apa gimana sih pengen gue pukul”

“Ya gue lupa elah maap, tapi ini kenapa kita jadi bahas Mba Frieda deh”

“Ya lo duluan bahas bahas Jogja, kan gue keinget mba Frieda”

“Yaudah, terus ini kita kalau ditanya pacaran udah berapa lama gimana?”

“Ya sesuai sama kita temenan aja ga sih?”

“8 tahun?? Lama banget buset”

“Yaudah 4 tahun aja kalo gitu”

Setelah mengobrol lama tentang pertemuan nanti, tak terasa mereka berdua sudah tiba di rumah Reiner. Mereka pun turun dari mobil, dan berjalan masuk ke rumah Reiner.

“Ini kita harus gandengan banget nih?” Tanya Historia sambil berbisik saat melihat Reiner menggandeng tangannya.

“Yaiyalah ntar kalo ga begitu nanti dicurigain lagi,” balas Reiner sambil berbisik.

Di dalam sana sudah ada keluarga jauh Reiner dan juga mama nya Reiner yang sedang menunggu mereka. Mama nya menatap Reiner dan Historia dengan tatapan bingung, perasaan tadi Reiner izinnya pergi jemput pacarnya kok yang datang malah Historia?. Begitu kira-kira ekspresi mama Reiner, menyadari ekspresi mama Reiner yang bingung Historia menoleh dan mengedipkan matanya sebelah. Seakan-akan dia berkata “ini cuma bohongan”, mama Reiner langsung paham dengan kode dari Historia tersebut dia segera mengangguk-angguk an kepalanya sambil tersenyum.

“Ehm, halo om tante ini dia pacarnya Rei,” ucap Reiner memperkenalkan Historia kepada keluarganya.

“Halo om tante, salam kenal saya Historia,” ucapnya sambil melemparkan senyum manis miliknya.

Tiba-tiba seorang perempuan maju ke depan dan memeluk Historia, dia mengusap-usap rambut Historia. Historia yang sedikit terkejut itupun langsung membalas pelukan sang wanita tersebut.

“Ya ampun ternyata ini pacarnya Reiner cantik banget ya,” pujinya.

“Hehe iya tante, makasih banyak. tante juga cantik kok,” puji Historia balik.

Setelah itu mereka semua berkumpul di meja makan, Historia duduk di sebelah Reiner. Mereka berbincang-bincang sambil menikmati hidangan yang telah di sediakan.

“Jadi kalian ini sudah berapa lama Pacaran?” Tanya Pria di depannya.

“Sudah 4 tahun om,” jawab Reiner.

“Ohh lama juga ya, boleh tau pertama kali ketemuannya di mana?” Tanya wanita di sebelah pria tadi.

“Di Jogja tante, kebetulan kakak aku tinggal disana. Pas itu aku lagi di Jogja, lagi jalan jalan. Eh ketemu Reiner yang lagi liburan di sana juga,” jawab Historia sambil tersenyum lembut.

“Wahh, oh iya kalian kan sudah lama pacaran nih. ga ada niatan lanjut?”

“Maksudnya Tante?” Tanya Reiner.

“Kalian kapan tunangannya?”

Historia langsung terbatuk mendengar hal tersebut, Reiner yang panik langsung memberikan air kepadanya.

“Kamu gapapa sayang?” Tanya Reiner kepada Historia.

“Gapapa kok hehe cuma kesedak aja tadi,” jawab Historia.

“Jadi.. soal yang tadi kalian kapan mau tunangan?” Tanya tante Reiner lagi.

“Ehm.. ya ga tau kapan sih tante, di tunggu aja,” balas Reiner.

“Secepatnya aja Rei, pacarmu cantik loh ga takut di embat orang? Mending kamu cepat cepat lamar dia”

Reiner dan Historia keduanya saling bertatapan saat mendengar ucapan wanita di depan mereka.

“Ya mungkin secepatnya tan, di tunggu aja”

Setelah selesai acara makan malam bersama tersebut, Reiner memutuskan untuk mengantar Historia pulang. Hanya sedikit percakapan keduanya selama perjalanan, mereka berdua masih agak canggung setelah momen “kapan tunangan” tadi. Sesudah mengantar Historia pulang, Reiner pun memutuskan untuk langsung kembali ke rumahnya.