Sakit

Bertholdt kembali beberapa saat setelah mencari makan diluar, dia segera mengetuk pintu apartemen Ymir. tapi tidak ada jawaban

“Ymir? Halo? Kamu di dalem?”

Tetap tidak ada jawaban dia sudah mengetuk pintu daritadi, sudah 20 menit dia di depan pintu apartemen milik Ymir tapi tidak ada jawaban. Awalnya dia berpikir mungkin Ymir sudah tertidur, tetapi tiba-tiba dia kepikiran bagaimana jika di dalam terjadi hal yang tidak diinginkan. Bertholdt tanpa pikir panjang langsung mendobrak pintu apartemen Ymir dan dia melihat gadis itu tergeletak di ruang tamu dalam keadaan tidak sadarkan diri, Bertholdt yang melihat hal itu panik langsung menaruh makanan yang dia bawa tadi di atas meja dan segera menggendong Ymir menuju rumah sakit.

Sangking paniknya dia menggendong Ymir sambil berlari mencari rumah sakit terdekat, dia bahkan tidak menaiki motor miliknya. Tetapi berlari sambil menggendong Ymir, dia berlari sambil menggendong Ymir dari lantai 3 menuju rumah sakit terdekat. Untung lah tidak jauh dari apartemen mereka ada rumah sakit, Bertholdt segera membawa Ymir ke UGD.

“Mba tolong ini teman saya pingsan,” ucap Bertholdt sambil ngos-ngosan karena daritadi berlari-lari sambil menggendong Ymir.

Para suster dan dokter yang ada di sana langsung segera mengurus Ymir, dan Bertholdt sedang mengurus biaya administrasi. Setelah melakukan pembayaran, Bertholdt menemui dokter yang tadi mengurus Ymir.

“Jadi keadaan teman saya gimana dok?”

“Teman anda hanya kelelahan sepertinya dia belum makan ya, biarkan dia beristirahat dulu setelah sadar dia sudah boleh pulang”

“Baik dok, terimakasih banyak ya kalau begitu saya izin permisi dulu,” ucap Bertholdt lalu pergi ke ruangan Ymir.

Disana ternyata ada suster dan Ymir yang masih belum sadar, Bertholdt lalu menghampiri Ymir sebentar.

“Suster saya izin permisi sebentar ya mau ngambilin pakaiannya dulu”

“Oh iya mas, tenang aja saya jagain kok”

Setelah itu Bertholdt pergi kembali ke apartemen nya untuk mengganti pakaiannya yang sudah basah karena keringatnya berlari-lari tadi, sekaligus mengambilkan pakaian milik Ymir.

Bertholdt memasuki apartemen Ymir, dia jujur saja merasa tidak enak karena masuk ke apartemen orang lain. Tapi ya mau bagaimana lagi mau tidak mau dia harus masuk untuk mengambil pakaian Ymir, setelah mengambil pakaian tersebut Bertholdt langsung pergi kembali ke rumah sakit tapi sebelum itu dia pergi dulu mencarikan bubur untuk Ymir.

Di rumah sakit, Ymir sudah sadar dia membuka matanya perlahan-lahan. Dia melihat seisi ruangan, ini bukan apartemennya. Ini bukan kamarnya.

“Ini dimana? Bukan kamar gue deh,” gumam Ymir sambil berusaha untuk duduk. Kepalanya terasa sedikit pusing, tiba tiba suster masuk ke dalam ruangannya.

“Akhirnya mba nya sudah sadar”

“Hah? Ini dimana ya mba?”

“Mba ini sekarang lagi di rumah sakit tadi dibawa sama pacarnya di gendong sampai kesini soalnya mba pingsan tadi”

“Pacar..?”

“Iya mas mas tinggi rambut hitam, orangnya sekarang lagi pergi katanya mau ngambil pakaian dulu”

“Ohh..”

Ymir kembali diam tidak ada pembicaraan lagi, lalu tidak lama kemudian pintu ruangan terbuka menampilkan seorang pria bertubuh tinggi dan berambut hitam seperti yang di bilang suster tadi. Orang itu adalah Bertholdt. Setelah Bertholdt masuk, suster pun keluar dari ruangan itu.

“Ymir kamu udah sadar?” Tanya Bertholdt. Ymir hanya menjawab dengan anggukan kepala.

“Ymir gimana keadaannya? Udah enakan? Mau makan dulu? Ini aku tadi beliin makanan buat kamu, aku beliin bubur. Kamu ini belum makan, jadi ini dimakan dulu ya. Aku tadi panik banget soalnya pas aku ke apartemen mu ga ada jawaban aku panggil panggil pas aku dobrak pintunya eh ternyata–”

Ymir tidak mendengarkan ucapan Bertholdt lagi dia sibuk menatap pria di depannya.

“Bertholdt baik banget.. dia mau nolongin gue yang bahkan kita baru dekat beberapa bulan, dia rela bawa gue ke rumah sakit tengah malam begini beliin gue makanan, banyak banget hal yang udah dia lakuin buat gue tapi gue nya malah cuma ngerepotin dia gue yang selalu galau galau an sedih sedangkan dia selalu ngehibur gue, gue bahkan gatau sama apa yang Bertholdt rasain selama ini. Maaf ya bert gue cuma nyusahin lo doang tapi makasih banyak sudah mau perduli sama gue,” batin Ymir.

Bertholdt daritadi sibuk menata makanan dan juga pakaian milik Ymir sambil berbicara, saat dia mengangkat kepalanya dia melihat gadis dihadapannya ini daritadi hanya menatapnya tanpa bersuara.

“Ymir..?” Panggil nya sambil melambaikan tangannya di depan wajah Ymir.

“Hah eh kenapa bert?” Ymir lalu tersadar dari lamunannya.

“Kamu daritadi ga dengerin aku... Kamu masih ngerasa gaenak?”

“Eh maaf ngga kok gue udah enakan, makasih banyak ya bert udah mau nolongin gue maaf gue cuma ngerepotin lo selama ini”

“Apaansi ngomong nya, ngga kok santai aja kayak sama siapa aja deh kamu ngomong begitu, yaudah nih ganti dulu pakaiannya terus makan”

Ymir pun segera menuju ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya, setelah itu Bertholdt menyuapi Ymir bubur yang dia beli tadi. Bertholdt tahu Ymir pasti tidak mau makan jadi dia menyuapi bubur tersebut ke Ymir.

Setelah beres beres Ymir dan Bertholdt memutuskan untuk pulang, kali ini mereka pulang menaiki motor. Karena Bertholdt sudah membawa motornya saat kembali dari apartemen.

“Bert kata suster tadi lo gendong gue ya ke rumah sakit?”

“Hah.. iya soalnya tadi aku udah panik banget..”

“Hahaha ya ampun bert, gue pasti berat deh. Maaf ya”

“Ngga kok”

“Jangan gitu dong kalau lo mau menghibur gue, gue tau gue berat bert”

“Ngga kok beneran deh, kamu ga berat”

“Iya deh iya gue ga berat, sekali lagi makasih banyak ya Bert”

“Iyaa udah di bilang gausah makasih-makasih”