Jalan

tw // abuse

Saat berjalan-jalan di trotoar Nahen dan Lalitha tidak sengaja melihat Jovan dan Shane.

“Jovan sama Shane kan?” tunjuk Lalitha.

Nahen menyipitkan mata dengan harapan pandangan menjadi sedikit agak jelas. “Eh, iya itu mereka, tapi.” ucapan Nahen berhenti. Ia merasa ada yang janggal.

“Kenapa?” tanya Lalitha.

Nahen menunjuk dua orang dibelakang Jovan dan Shane. “Kayanya orang itu ikutin mereka deh, lihat itu gerak geriknya mencurigakan,” kata Nahen.

Lalitha memperhatikan dua orang itu, seperti yang dikatakan Nahen mereka mencurigakan. Memotret Jovan dan Shane yang sedang berjalan dan mereka mengikuti langkah Jovan dan Shane.

“Ayo ikuti mereka, gue takut kenapa-kenapa,” ajak Lalitha khawatir.

Nahen pun setuju. Mereka berdua mulai mengikuti dua orang tersebut dengan hati-hati agar tidak ketahuan.

Disaat Jovan dan Shane memasuki minimarket, dengan cepat Nahen menghadang dua orang yang mengikuti Jovan dan Shane.

“Minggir lo,” cetus salah satu dari mereka.

Nahen pun membiarkan mereka lewat.

“Aneh,” lanjutnya.

“Tha, nunggu disebelah aja sambil perhatiin karena takutnya ketahuan Jovan sama Shane,” ucap Nahen.

Lalitha hanya mengangguk dan menuruti perkataan Nahen.

Nahen mengintip dari jendela minimarket dan benar saja dua orang itu adalah penguntit. Nahen tidak mengenalinya karena mereka memakai topi dan masker sehingga tidak terlihat jelas wajahnya.

Tak lama Jovan dan Shane keluar dari minimarket, dua orang itupun mengikuti mereka.

“Tha, lo diem disini aja,” kata Nahen.

Lalitha mengangguk kembali.

Dengan cepat Nahen menahan dua orang itu.

“Ngapain lagi sih lo? Minggir!” titah salah satu Laki-laki itu.

Nahen merebut ponsel yang dipegang oleh Laki-laki itu dan benar saja dugaan Nahen bahwa mereka adalah penguntit.

Laki-laki itu merebut kembali ponselnya.

“Suruhan siapa kalian?” tanya Nahen.

“Ga ada urusan lo,” jawab Laki-laki itu dan ia segera meninggalkan Nahen.

Nahen menarik baju Laki-laki itu.

“Tunggu dulu anjing, lo belum jawab pertanyaan gue!”

Laki-laki itu menepis tangan Nahen dan bersiap untuk memukul Nahen, namun Nahen dengan sigap menahannya.

Teman Laki-laki itu tidak terima dan menendang perut Nahen hingga Nahen terjatuh. Tak hanya itu Teman Laki-laki itu memukul pipi Nahen sehingga menyebabkan luka pada ujung bibir Nahen.

Lalitha yang melihat itu dari jauh ia segera berlari untuk menyelamatkan Nahen. Lalitha menghadang Laki-laki itu ketika dia akan lanjut memukuli Nahen.

“Pergi lo semua atau gue panggil polisi!” bentak Lalitha.

Lalitha mengeluarkan ponsel dari tasnya dengan tangan gemetar.

Laki-laki yang melihat itu pun takut dan segera pergi meninggalkan mereka berdua.

Lalitha berbalik dan membantu Nahen untuk berdiri. “Na, lo gapapa?”

“Gapapa,”

“Gapapa gimana? Ini bibir lo berdarah ayo obatin dulu,”

“Gapapa Tha, pulang aja obatin dirumah ya?” pinta Nahen.

“Yaudah ayo, gue yang nyetir ya udah punya sim ko tenang,” ucap Lalitha.

Akhirnya mereka pun pulang ke rumah Nahen.