BABY BORN

Sejak beberapa hari terakhir, kandungan Letta yang membesar dan beberapa kali Letta sudah merasakan kontraksi. Beberapa lenguhan dan rintihan sakit juga membuat Jevin panik yang akhirnya membuahkan hasil keputusan Jevin membawa Letta ke rumah sakit.

Rasa sakit di perut Letta di suatu malam tidak mau berhenti, ia sudah tidak tahan lagi. Jevin yang panik pun memanggil dokter untuk ke ruangan Letta. Seorang dokter ditemani seorang suster datang. Dokter itu memberikan suntikan perangsang pada Letta, wanita itu sudah merasa detak jantungnya tidak karuan. Letta merasa sakit dan nyeri di bagian pinggang dan perutnya, sakit bukan main. Tak lama, air ketuban Letta pecah dan Letta sudah mencapai bukaan sempurnanya.

Akhirnya, hari itu, pukul tujuh malam dilakukan proses persalinan. Saat mendapat telepon dari Jevin, Lea dan Jeremy bergegas ke rumah sakit saat itu juga. Proses persalinan berlangsung dengan persalinan normal dan Jevin menunggu di sebelah istrinya. Letta menangis menahan sakit dan merintih kala ia merasakan tulang-tulangnya seperti dipatahkan.

Seluruh rasa sakit yang Letta rasakan saat itu rasanya tidak bisa Letta deskripsikan dengan kata-kata. Dokter itu meminta Letta mengatur napasnya. Jevin yang mendampingi di sebelah Letta tak henti menggenggam tangan istrinya itu sambil sesekali mengecup kening istrinya itu. Terkadang Letta kesulitan bernapas. Ia mengejan sekuat tenaga saat ia merasakan sakit yang bukan main. Letta merasakan ada sesuatu yang keluar dari tubuhnya tapi seakan merobek dan mematahkan tubuhnya. Sementara Jevin tak henti membisikkan kalimat, “sayang, kamu bisa, kamu kuat buat anak kita.”

Dokter itu memberi arahan kepada Letta untuk lebih tenang dan mengatur napasnya. Beberapa kali Letta mengejan sekuat tenaganya sampai akhirnya usahanya yang terakhir berbuah manis, tangisan bayi mungilnya terdengar menggema di sana. Dokter itu berkata, “syukurlah, bayinya laki-laki. Selamat Ibu Letta dan Pak Jevin.” Sang dokter menyerahkan bayinya kepada suster di sebelahnya sebelum memberikannya untuk Letta baringkan di dadanya. Jevin dan Letta sama-sama menangis haru kala bayi mungil itu lahir ke dunia. “Thank, God, semua lancar. Kamu sama anak kita selamat dan kuat. Makasih, Sayang, udah kuat.” Kalimat itu dilafalkan Jevin dengan lirih dan terbata-bata karena tangisnya kala melihat perjuangan keras Letta untuk melahirkan sang buah hati.

Jevin mengecup bibir dan kening Letta bergantian, tak henti mengucapkan terima kasih dan betapa ia menyayangi Letta. Wanita itu juga meneteskan air mata kala melihat usahanya dan perannya sebagai seorang ibu sudah semakin sempurna karena kehadiran buah hatinya. Tepat hari ini, malam ini, bayi mungil bernama Aaron Eugene Geneva Adrian lahir ke dunia, menambah sempurna rumah tangga Letta dan Jevin. Bayi mungil yang sangat ditunggu oleh Jevin dan Letta, yang mematahkan vonis dokter, ternyata memang benar, hari-hari kemarin, Jevin dan Letta sedang dicobai untuk menjadi orang tua. Sekarang, sudah saatnya mereka menjadi orang tua sungguhan.

Pada mata Letta, bisa Jevin lihat raut bahagia dan lara di saat yang bersamaan. Jevin menahan kuat-kuat air matanya yang sudah mengantre, ia alihkan dengan mengecup istrinya lagi dan bayi kecilnya bergantian. Kebahagiaan keluarganya sudah lengkap. Jevin resmi menjadi seorang ayah, sementara Letta menjadi seorang ibu. Keduanya akan memerankan peran orang tua dengan sebaik mungkin setelah ini dan bersiap menghadapi misteri kehidupan yang akan terjadi lagi. Yang tersisa dari dua pasang netra yang saling memandang hanyalah titipan doa, harapan, dan asa agar semuanya menjadi lebih baik.