BE MY LAST

Lagi dan lagi, Clayton dan Natasha tengah menikmati waktu berdua, kali ini keduanya duduk di atas rumput di tepi danau buatan yang sepi. Diiringi kagum tak berkesudahan, Clayton melihat hasil foto di ponsel Natasha dengan wajah sumringah. Natasha tengah bahagia karena ia mendapat kesempatan untuk diangkat menjadi kepala bagian finance di kantor.

Thank God sekarang gaji aku lumayan, aku tabung sama kasih ke Papa sama Mama, ke Jona juga buat kuliah, hehe.” Natasha yang tengah menyandarkan tubuhnya di dada bidang Clayton yang masih fokus ke layar ponsel Natasha.

Good girl, gitu dong,” balas Clayton lalu merenggangkan pelukannya. Ia mengembalikan ponsel kekasihnya itu lalu merogoh saku jaket jeansnya dan mengeluarkan sesuatu.

“I have something, close your eyes,” kata Clayton yang membuat Natasha kebingungan.

“Hah? Apa, sih?”

“I said close your eyes, Natasha Archie Rivera.” Hal itu pun dituruti Natasha, bahkan sang puan pun tidak mengerti rencana apa yang hendak Clayton lakukan. Saat Clayton memerintahkan Natasha membuka mata, hal itu dilakukan oleh Natasha.

“Natasha...” Clayton mengeluarkan sebuah kota kecil untuk kekasihnya itu, Clayton membuka kotak kecil yang berisi cincin itu. “Nat, is this relationship seems like a joke for you? I’ll make love to us, will not let you go, are you ready to through the rest of our life together? Mau jadi tunangan aku, mau jadi calon istri aku? Maaf nggak romantis tapi aku bakalan dateng ke rumah kamu buat lamar kamu, kok,” ucap Clayton, Natasha terkejut dan tidak menyangka. “Maaf banget aku nggak romantis jadi pacar, tapi siniin tangan kamu.”

Gadis itu masih tidak bergeming ia masih heran akan sikap Clayton. Tanpa pikir panjang Clayton memasangkan cincin itu di jari manis Natasha. “Minggu depan aku ke rumah kamu, terus kita cari tempat buat tunangan terus selanjutnya kita bahas sama keluarga, oke?” tanya Clayton sambil tersenyum sambil membelai surai panjang Natasha, gadis itu akhirnya tersenyum dan mengangguk, “I will Clayton, I will be yours forever, Clayton Isaiah Sylvester!” maka Clayton menarik Natasha dalam dekapnya, dekap hangat yang membuat Natasha jatuh hati, sepasang sejoli yang memadu kasih itu memang menautkan hati di satu tempat. Natasha dengan segala ketulusan, Clayton dengan segala kasihnya dan kejujuran hatinya.

Mata Natasha tidak lagi berkaca-kaca tapi sudah mengeluarkan bulir air mata, Clayton tidak pernah memberikan puisi-puisi atau bualan, tapi Clayton bisa membuat Natasha tersesat pada pancaran sorot mata dan kasih sayang yang memenjaranya, “be my last, Natasha,” kata Clayton sambil menangkup pipi Natasha lalu mengusap lembut jejak air mata di pipi Natasha dengan ibu jarinya.

Dunia yang luas tersedia di paras ayu Natasha yang tengah menangis haru. Paras ayu yang sayu itu berhasil menenggelamkan Clayton pada iris legam wanitanya. Maka bertemulah sorot netra mereka pada satu titik temu yang menghantarkan Natasha mengangguk sudi, sungguh. Clayton belai surai panjang wanitanya itu perlahan lalu memberikan senyumannya. Detik berikutnya sudilah Clayton untuk menjajah seluruh inci dan paras Natasha dengan bibirnya.

Dikecupnya pipi, kening dan bibir wanitanya itu. Sebuah scene baru dibuka lagi karena Clayton menghantarkan deru napasnya bisa dirasakan oleh Natasha lalu bibir keduanya kini sudah menyatu dan lidah mereka bertaut, tangan Clayton yang memeluk erat pinggang kekasihnya serta tangan Natasha yang menekan tengkuk leher Clayton memperdalam ciumannya. Lumatan dan tempo perlahan tanpa terburu mengalun untuk menemani keduanya, menjadi sebuah hal yang memancing keduanya lebih dalam lagi dalam afeksi candu kala itu.