Dari Lea
Untuk semua wanita yang membaca ini,
Terima kasih sudah membaca kisahku. Aku dan kamu adalah wanita dengan sejuta kisah kelam yang hanya akan membuatmu lelah jika terus kamu selam, diantara kita mungkin datang dari jutaan kisah kelam yang berbeda. Aku yakin, kita semua juga pecandu lara dalam setiap perpisahan yang kita hadapi di dunia ini. Percaya atau tidak lara dan duka seiringan menggiring dalam setiap musim kehidupan.
Terkadang tak ada tempat untuk merebahkan lelah untuk kita para wanita dengan sejuta angan yang sulit diwujudkan dan diungkapkan, bahkan hampir tidak ada seorangpun yang mampu menerjemahkan. Aku dan kamu juga adalah wanita dengan isi kepala yang sulit diterka, yang sering dihadapkan pada pilihan dalam kehidupan yang kadang kedua pilihan hanya membawa pada air mata namun harus kita ulaskan sebuah senyuman pada paras ayu kita. Sadarkah kalau kita semua ayu dengan cara kita masing-masing?
Wanita dengan gambar di tubuh mereka seperti aku, wanita yang selalu memegang puntung rokok setiap harinya, wanita yang bekerja membanting tulang, wanita yang harus melakoni peran sebagai ibu dan istri atau wanita yang harus melakoni peran sebagai seorang pasangan dan seorang anak, atau bahkan menjadi orang tua tunggal.
Peran yang beragam―alangkah indahnya jika kita satukan sebuah asa dalam sebuah genggam.
Pada senyumanmu akan berlabuh sorot mata teduh yang memandangmu penuh cinta dan akan menyambut dengan sebuah rengkuh. Pundak setegar karang itu berhak untuk mendapat tempat ternyaman, hati yang luas itu layak untuk mendapatkan sebuah dekap.
Luka bak hujan abadi akan sirna pada waktu yang sudah dijanjikan sang pemberi hidup ini. Cara aku dan kamu, kita para wanita mengambil sikap dan ketulusan atas setiap hal yang kita lakukan jauh melampaui materi dan apapun standar di dunia ini.
Kita pasti pernah ada di masa saat kita menjajaki kehidupan di dunia yang dipandang sebelah mata, menjajal setiap luka dalam perjalanan dimana memanusiakan manusia adalah dianggap sebagai suatu hal yang dikesampingkan―masa bodoh.
Aku adalah contoh nyata dimana aku tidak dimanusiakan saat aku mengalami kehancuran, dunia seakan runtuh dan tak ada peluk yang merengkuh. Lontaran kata-kata serta kalimat yang mematikan perasaan yang tercuat dari bibir manusia lain hanya menambah perasaan tak berguna bersarang dalam hati dan perasaan.
Jangankan untuk dimanusiakan, dipandang saja aku jarang merasakan. Kadang aku berpikir apa yang diharapkan dari wanita sepertiku? Cacian? Makian? Buruknya penilaian? Jangan bicara masa depan denganku kalau kamu masih menganggapku wanita rendahan karena tubuhku sudah direngkuh dan dijamah banyak pria.
Mungkin kalian juga mengalami hal yang sama, seberapa keras aku mencoba membela diri bahwa aku tidak pernah menjual diri tetap saja dipatahkan oleh argumen mereka yang membenciku.
Sebelum melangkahkan kaki setiap harinya ada ketakutan terbesar dalam diriku. Ada gelisah yang menembus hingga selalu hadir dalam sadar dan pejamku.
Aku tidak menuntut sebuah tingginya pengakuan dan sanjungan, sejatinya wanita juga berhak atas keadilan dan masa depan. Dunia semakin jahat dan perasaanku semakin dikikis dan dikeruk kenyataan mengenaskan, aku selalu menantikan seseorang yang bisa memanusiakan aku saat semua orang berlomba meniadakan aku. Ia yang sudi memeluk kala semua orang berlomba mengutuk.
Aku tidak butuh pengakuan, dianggap ada sudah lebih dari cukup. Setiap pribadi, aku dan kalian berhak memilih jalan hidup dan bagaimana cara kita menyikapi suatu hal. Disuap harap tanpa diberi dekap, diperkenalkan dengan mereka yang singgah dan meninggalkan luka. Untuk bermimpi pun seakan tak sanggup, tapi bukankah tak ada mimpi yang tidak berkesempatan untuk diwujudkan?
Terkadang perasaan iri itu hadir melihat mereka yang selalu mendapatkan peluk, kecup dan janji yang bertaut hingga suatu kebahagiaan. Mereka yang selalu mendapatkan kehangatan seakan disuguhkan cahaya bulan yang menuntun langkah menuju kebahagiaan yang tidak pernah aku dapatkan. Untuk kita semua yang masih berjuang merenda takdir, namun pada akhirnya harus berakhir pada kepulan asap kenangan karena cerita yang terenda terpaksa henti dan terbakar habis, percayalah bahwa senja akan selalu menghadirkan temaram namun esok ia akan datang lagi. Akan ada seseorang hadir menjadi yang terakhir. Aku ingin aku dan kamu, kita semua panjang umur supaya aku bisa melihat kamu mencapai segala hal yang kamu inginkan. Boleh aku melihat celah diantara lebam dan pilu hatimu? Aku ingin kamu tahu bahwa ada aku, jangan pernah merasa sendiri. setidaknya sediakan jalan setapak agar aku bisa datang merengkuh pilu hatimu sebelum membiru, sebagai sesama wanita yang ingin dimanusiakan. Sebagai seorang manusia yang mendamba kebahagiaan.
Mereka berkata aku jalang, mereka berkata aku pelacur, mereka bilang aku sampah. Mungkin diantara kalian ada yang merasakan sama, percayalah, sayang―membiarkan mereka tenggelam dalam spekulasi mereka sendiri itu menyenangkan. Mereka sibuk merendahkan sedangkan kita sibuk membuktikan dan melakukan apa yang tidak mereka ketahui kebenarannya.
Mereka hanya sibuk berdalih dengan kebenaran mereka sendiri tanpa mau tahu tentang kesalahan mereka, dan mereka belum sadar bagaimana mereka suatu saat akan mendapatkan balas akan segala hal yang mereka lakukan dan semua ucapan yang mereka lontarkan. Ditipu oleh segala kenyataan yang kita dambakan, dihancurkan oleh segala ekspektasi yang kita inginkan. Selama ini mungkin tawa yang kalian hadirkan hanyalah sandiwara menutupi luka dan beban bahkan aku tidak tahu kapan kalian benar-benar tertawa bahagia atau sekedar menutupi luka.
Mungkin bagi beberapa dari kita sering menangis sendiri saat semua orang dirumah tidak tahu menahu. Aku dan kamu, kita semua dengan semua beban yang kita tanggung masing-masing pribadi. Kuatmu dan tawamu bahagia untuk orang yang melihatmu.
Terima kasih sudah selalu menyediakan bahu untuk orang sekitarmu bersandar, terima kasih untuk telinga yang selalu mendengar segala keluh kesah disaat isi otakmu sudah tidak bisa lagi dijabarkan.
Terima kasih sudah mengesampingkan ego demi kebahagiaan orang sekitar. Lukamu jangan dipendam, temukan seseorang untuk berbagi tawa serta luka, tahun-tahun penuh luka akan terbayar dengan tawa dan bahagia, percaya kan? Beristirahatlah selagi kamu lelah, berjuang selagi kamu kuat, jangan pernah katakan aku menyerah.
Hidup ke depannya selalu menuntut lebih, sudah biasa kan dituntut untuk menjadi lebih? Terima kasih sudah ikhlas untuk segala sesuatu yang hilang dan pergi. Lelahmu akan terbayar dengan senyum orang terdekatmu.
Sesekali lepaskan tangismu, jangan ditahan dibalik bantal atau guling yang kamu peluk jangan menangis saat kamu menyalakan shower atau keran air saat kamu membasahi tubuhmu. Sebuah peluk dan telinga yang mau mendengar juga pantas kamu dapatkan.
Terima kasih sudah ikhlas saat hak dan kebahagiaanmu dirampas. Terima kasih sudah memaafkan dan mengampuni setiap mereka yang menyakiti. Terima kasih sudah membuat ilusi yang diimpikan orang tersayangmu menjadi nyata dan tetap merangkai mimpi yang belum sempat kamu wujudkan sendiri. Banyak yang tidak bisa diwakilkan dengan kata dan suara, sampaikan semuanya kepada sang kuasa untuk kalian semua agar selalu bahagia.
Aku dan kamu, kita semua adalah setiap pribadi dengan kesusahan serta kesulitannya masing-masing bukankah indah jika bisa saling menguatkan?
Untuk setiap kisah yang harus berakhir dengan tidak bahagia kelak kita semua mengukir asa penuh cinta hingga akhir usia. Wanita dengan cara mereka menunjukkan isi kepala yang seluas semesta berhak bahagia dengan seseorang yang bisa menafsirkan setiap bahasanya.
Aku menjalani lakonku dalam sebuah kisah besar yang tersaji dimana di dalamnya aku bisa melawan orang-orang yang berlomba meniadakan aku dari dunia. Jangan pernah lupa akan siapapun yang menyakiti serta ucapan tajam yang mencuat dari birai banyak orang yang membenci. Mengampuni―jangan hanya memaafkan. Bisa aku berbangga hati untuk sekali? Aku lepas dari perbudakan orang-orang yang tidak mempunyai hati.
Beberapa kesedihan memang sejatinya kawan dalam mengarungi kehidupan sebelum dua manusia yang saling menjatuhkan hati sudi menjadi kawan sepenanggungan. Setelah bersepakat dalam dekap bersama. Aku tidak lagi merasa seperti sampah karena aku yakin hidup yang ku jalani sekarang akan menjadi anugerah. Setiap wanita berhak untuk dicintai dan mencintai. Terlepas dari apapun yang pernah terjadi.
Tak apa-apa untuk berjalan seorang, tak apa untuk berani berangan dan melawan mereka yang mencoba menghancurkan. Mencandu pilu dalam setiap langkah kehidupan, disakiti dan ditusuk berkali-kali bahkan pada akhirnya hanya akan membawa kita menghela napas karena terlalu banyak dan terlalu sering kita disakiti. Tak ada kehidupan tanpa kesedihan, namun ada kebahagiaan yang bisa diwujudkan lewat suatu perjuangan.
Kalau mereka berkata bahwa kamu adalah sampah, tolong dengarkan... aku menganggapmu anugerah.
Kalau mereka berkata kamu jalang, tolong dengarkan... aku menganggap kamu pemenang.
Kalau mereka berkata kamu lahir karena kesalahan, sekali lagi tolong dengarkan, kamu adalah sebenar benarnya bukti nyata seorang perempuan hebat yang bertahan!
Bertahanlah, paling tidak untuk dirimu sendiri. Sekali lagi aku katakan, tentang nilai diri seorang wanita, bukan karena standar kecantikan paras dan rupa. Tidak ditentukan oleh bagaimana cara mereka berpakaian. Namun, jauh melampaui itu semua―budi dan hati, serta terlepas dari segala latar belakang yang ada. Ketangguhan dan cara menjalani kehidupan serta menikmati proses jauh berarti melampaui segala dalih yang ada. Kehidupan ke depannya adalah sebuah misteri. Bahkan satu detik ke depan pun kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, namun percayalah ada satu pribadi yang memegang kendali atas semua hal yang terjadi.
Mau bergandengan dengan wanita sepertiku? Mau mencurahkan semua perasaanmu? Mau untuk melangkah tanpa takut karena kita sepenanggungan? There will always be a goodness in every sadness I’ll be there for you supply all of your support need I’m grateful to know you Aku juga bukan sosok wanita sempurna, sejuta kegagalan dan ribuan luka yang bisa aku suguhkan. Namun akan tetap aku suguhkan jka itu menenangkanmu dan membuatmu tidak merasa sendiri lagi. Sekali lagi, terima kasih sudah hadir di dunia. Terima kasih sudah bertahan sampai sekarang, tidak ada kehidupan yang serupa dongeng. Kalau mau, kita tulis kehidupan dengan segala perjuangan yang sudah kita lakukan, ya?
With Love,
Cecilia Praise Elleanor