EPILOG Broken Vessel

Jevin kali ini tengah berada di atas yacht yang tengah bersandar di dermaga. Ia mengulurkan tangan untuk sang juwita genggam, Nicholetta. Tangan yang saling menggenggam itu kini dibubuhi dengan tubuh yang saling merengkuh. Keduanya saling berhadapan dan saling ucapkan kekaguman satu sama lain.

Satu sama lain seakan temukan muara atas perjalanan kehidupan selama ini. Letta meraba mata Jevin yang membuat Jevin memejam, Letta mengecup sejenak kelop[ak mata yang tertutup itu. “Teman hidupku,” katanya.

Untuk wanita yang sudah Jevin pilih sebagai kawan sampai akhir usia itu, Jevin sematkan kecupan di dahi Letta untuk beberapa saat, makamkan segala cemas dan duka, “Separuh dari diriku,” kata Jevin. Langit cerah, debur ombak pelan, sepoi angin jadi saksi keduanya saling merengkuh.

Jika diminta melagukan Letta mungkin tak akan cukup waktu bagi Jevin menjabarkannya. Jika diminta mengisahkan perjalanan mereka, mungkin tak ada kata yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan keduanya pada akhirnya. Rasanya sekarang seperti mengenang saat pertama mereka berjumpa dan bersepakat merenda kehidupan berdua.

“Kita udah lewati semuanya, sayang. You are my power and amazing present from God. You stay there by my side no matter what happened. Aku tepatin janji aku buat wujudin kemauan kamu, kita berdua ada di kapal yang lebih besar dari yang dulu pernah kita naikin. Dengan keadaan yang jauh lebih baik, dengan perjuangan yang nggak mudah dan dengan usaha juga doa kita selama ini, it’s only by God’s grace.” Jevin merapikan rambut istrinya dan menyingkapkan ke belakang telinga Letta.

“Iya, dan kamu sama aku tetap bersama, as we know it was never easy, we spend all time to smiled, cried and laughed together. I thank God that He gave you to me, Jevin. Love and care that I can get from you is one of my greatest blessings, and see? Makasih udah wujudin lagi keinginan kita berdua dan mimpi aku saat itu. Apapun cobaan yang Tuhan kasih, seberapa banyak celah keretakan rumah tangga kita, aku dan kamu selalu bisa lewatin itu tanpa ada kata pisah, we always can fix our broken vessel,” balas Letta.

“Kan apa yang dipersatukan Tuhan...” Jevin menggenggam tangan sang puan, “tidak bisa diceraikan dan dipisahkan manusia,” keduanya berkata bersamaan.

Hingga akhirnya pekikan suara yang memanggil nama Letta dan Jevin membuat keduanya menoleh. Jeremy menggendong Eugene, Lea menggendong Yoel, Lauren dan Willy yang menggandeng Shannon, juga Grace dan Mevin yang juga bersama Miracle dan Shallom melambaikan tangan kepada Jevin dan Letta. Tak lama juga datang Jordie dan Verica ke sana, keduanya tersenyum dan melambaikan tangan juga kepada Jevin dan Letta. Saat itu juga yacth yang mereka tumpangi melaju meninggalkan dermaga.

We love you Papa Mama!!” teriak Eugene sambil melambaikan kedua tangannya.

We love you too, all!” Jevin juga berteriak, tangan Jevin merangkul Letta yang ada di sebelahnya.

Sinar surya masih menemani mereka hingga hilang dari pandangan.

They fixed their broken vessel at the end, they love each other as God loved us. In our life sometimes blessing comes through raindrops and tears. All those trial make us stronger than before, we learn from our last mistake and repair all things. Letta and Jevin always have faith to believe in God and fix their broken vessel, until the end of time. There are so many great things in this world but remember the greatest thing that God gave to us is Love. Hugging and saying that you love your beloved person like God love His children. This is a new beginning from new journey. Put love in everything you do, forgive those people who hurt you, love each other and be thankful to God for what you have right now, especially for family and all those trials of this life. You are special, you deserve to be loved even you feel there's no one loved you, but God will always loving you more than anyone in this world, God's love is neverending and everlasting. With love, Jevin and Letta.