FIRST KISS
Malam itu, Clayton sedang menunggu kekasihnya selesai mandi, hujan turun lagi bersamaan dengan hujan di pipi Clayton usai ia membaca chat dari orang tuanya, tak ada yang mengetahui Clayton menangis awalnya. Sampai saat Natasha melangkah mendekati Clayton, ia melihat punggung sang tuan sedikit bergetar dan Clayton terisak di sana. Tak ada aba-aba, Natasha langsung menempatkan dirinya di sebelah Clayton dan merangkul kekasihnya itu.
“Sayang, kenapa?” tanya Natasha, cepat-cepat Clayton mengusap wajahnya kasar dan menghapus air matanya, ia tidak ingin terlihat lemah di depan Natasha. Namun, tangan Natasha mencegah dan memegang kedua tangan Clayton.
Natasha menatap lekat pria di depannya itu, “jangan dihapus air matanya, kalau mau nangis silahkan, kalau mau cerita silahkan.” Natasha tersenyum yang membuat matanya menyipit. Clayton sedikit tersenyum lalu ia membelai rambut panjang kekasihnya itu dan berakhir dengan menggenggam tangan sang puan.
“Nggak papa,” kata Clayton berbohong, bagaimana bisa pria satu ini berkata seperti itu sedangkan matanya sembab dan merah, juga hidungnya memerah, ah, Clayton memang pernah menjadi pemain teater tapi kali ini ia tidak bisa membohongi Natasha, ini bukan akting.
“Ah, males sama tukang bohong,” kata Natasha ketus lalu melepaskan genggaman tangan Clayton lalu ia bersandar di headboard ranjangnya itu sambil menyilangkan tangannya di depan dada juga memasang wajah cuek.
Tapi Clayton malah menidurkan kepalanya di paha Natasha.
“Aku lagi marah, jangan manja ke aku!” kata Natasha sambil memanyunkan bibirnya, Clayton masih terus menatap kekasihnya itu, ia masih menatap sang puan hingga jari telunjuknya ia gunakan untuk menyentuh bibir kekasihnya, “kamu kalau marah aku cium, ya.” Clayton mengancam.
“Nggak mau!”
“Ya udah jangan marah.”
“Ya kamu kenapa?”
“Inget nggak kalau aku nolak abis-abisan permintaan Papi buat nerusin kantor?”
“Inget, dong, kenapa?”
Perlahan, Natasha mulai luluh, ia menyisir surai legam Clayton yang mulai memanjang itu ke belakang dan mengusap dahi Clayton lembut dan menatap wajah Clayton selagi ia berbicara, “ternyata pandanganku ke orang tuaku selama ini salah, aku sendiri nggak pernah ngomong dengan jelas mauku apa, Papi sama Mami nerima juga keputusanku buat wirausaha, kantor bakalan diserahin ke Marcell nantinya kalau dia udah beres pendidikan. Papi Mami nambahin modal aku, selama ini beberapa kali Mami sama Papi sakit tapi nggak kasih tahu aku juga. Aku akhirnya janji bakalan do my best di keputusanku kali ini, aku bakalan bikin Papi sama Mami bangga, selama ini aku emosian kalau diajak ngobrol mereka, nggak tahu, ah. Melow.”
Mata Natasha mendelik saat itu juga, “Udah dibilang, ngomong sama orang tua itu kepala dingin, jangan kabur-kaburan, orang tua sakit itu nggak keitung sedihnya, apalagi kalau kita selalu bikin onar, nyesel banget kalau tahu ortu sakit, jangan bikin Papi Mami kamu pusing lagi, Clayton.”
Clayton mengubah posisinya menjadi duduk dan mencubit kedua pipi Natasha hingga Natasha meringis kesakitan,“iya bawelku sayang, aku gigit juga pipi kamu!”
“Gigit aja!” kata Natasha kesal.
Tanpa aba-aba Clayton malah mencium pipi Natasha berulang kali dan menyerangnya dengan kecupan bertubi-tubi. Rasanya ingin Clayton habisi saja pipi kekasihnya ini.
“Clayton! Udah! Udah! Aaaaa!” rengek Natasha yang malah dibalas Clayton dengan pelukan erat hingga kekasihnya itu sulit bernapas tapi Clayton lepaskan dalam beberapa detik.
“Gemes banget gue sama lo, ah elah!” kata Clayton sambil mengepalkan tangan gemas.
“Watch your language, gue, lo, ciihhhh,” cibir Natasha.
“Ya udah maaf.”
“Maaf, maaf. Sorry!”
Clayton mendengus kesal, “ya udah, Sorry!”
Natasha melirik ke arah Clayton, “sorry, sorry. Mian!”
“Iya mian iyaaaa!”
“Mian .. mian .. Mianhae!!” pekik Natasha sambil menahan tawa.
Clayton yang kesal pun bangkit berdiri di depan Natasha lalu menyenandungkan lagu yang tak asing, “mianhae mianhae hajima ...” tingkah Clayton pun menirukan penyanyi aslinya, Taeyang. Hal itu mengundang gelak tawa Natasha yang sedari tadi ia tahan.
“Wuaaahh!! Peyang oppa! Clayton peyang!” kata Natasha heboh seakan sedang menonton konser, padahal meroasting kekasihnya.
Clayton langsung lesu lalu mengempaskan tubuhnya di sofa lalu menyandarkan kepalanya di pundak Natasha. “Capek, yang. Engap nih oppa.”
“Najis!” cibir Natasha lagi.
“Ya udah buruan cerita lagi!” Suara nyaring Natasha kembali menusuk rungu Clayton.
“Aku pikir selama ini orang tuaku yang nggak sayang aku, ternyata aku yang terlalu bodoamat dan nggak peduli. Udah keburu negative thinking duluan.” Clayton terdengar putus asa. Natasha menatap Clayton dengan tatapan sendu, Clayton yang menyadari kekasihnya itu menatapnya sedikit aneh pun mengubah posisi menjadi mendekatkan wajahnya dengan Natasha.
“Kenapa?” tanya Clayton.
“Sedih,” balas Natasha.
Tangan Clayton bergerak mengacak pelan rambut sang puan di sebelahnya, “nggak usah sedih, aku aja,” katanya.
“Aku jadi inget Papa sama Mamaku..”
“Kita harus bisa bikin orang tua kita bangga pokoknya, oke? Doain mereka panjang umur, biar orang tuaku jadi orang tua kamu, dan orang tua kamu jadi orang tuaku juga. Nat, aku belum pernah pacaran dan jatuh cinta sedalam ini. Sederhananya kamu dan koplaknya kamu, juga recehnya kamu bikin aku yakin kalau kamu bener-bener sigaraning nyawaku, Nat. Janji ya panjang umur, biar aku bisa bahagiain kamu sama orang tua kita?” Mata Clayton memerah lagi, tanpa kata-kata apapun Natasha langsung memberikan pelukan dan tepukan pelan di punggung Clayton, tubuh Clayton melemah, perlahan kepalanya menunduk dan kini ia sudah mendaratkan kepalanya di ceruk leher Natasha. Sekarang Natasha merengkuhnya dalam hangat dekapannya. Di penghujung pekatnya malam kala itu, Natasha menyadari bahwa sekuat-kuatnya lelaki pasti ada sisi lemahnya, dan kehidupan Clayton tidak sebahagia perkiraannya.
Saat pelukan direnggangkan, Clayton membingkai pipi Natasha lalu mengecup dahi, ujung hidung, dan kedua pipi Natasha lalu berakhir di bibir sang puan untuk beberapa detik. Saat ciuman direnggangkan kini gantian Natasha yang melakukan hal yang sama.
“I’ll always be there for you, Clayton. We’ll through this life together.” Natasha menutup kalimatnya dengan untai senyum yang menenangkan bagi kekasihnya itu. Maka saat itu, Clayton mulai menarik dagu Natasha mendekat, ia memiringkan kepalanya perlahan, Natasha yang berdebar bukan main nyatanya mengerti maksud Clayton kali ini.
“Clay ....”
“Can I?” tanya Clayton. Natasha telan ludah dengan kasar lalu ia memantapkan dirinya untuk mengangguk. Clayton pun membungkam bibir Natasha dengan bibirnya. Awalnya hanya belah bibir yang saling menempel, hingga Clayton mengawali permainan dengan mencium dan melumat bibir Natasha. Sang puan pun mengimbanginya, lalu, Clayton menggunakan lidahnya untuk menyapu bibir Natasha. Wanita itu belum membalasnya, Natasha masih melipat bibirnya, Clayton tak berhenti disana ia menekan tengkuk leher Natasha lidahnya bergerak lembut yang akhirnya membuat Natasha membalas ciuman itu, saat rongga mulut Natasha dibiarkan terbuka, lidah Clayton melesat masuk mengeksplor setiap inci bagian dalam rongga mulut Natasha dan menautkan lidahnya disana membiarkan keduanya bertukar saliva dan saling membalasnya. Clayton berikan lagi pagutan lembut bagi sang puan dengan memegangi dan menahan rahang Natasha hati-hati.
Natasha mulai hanyut begitu juga dengan Clayton yang mulai menuntun dan mulai menidurkan Natasha di ranjang. Jiwa keduanya terbakar saat Clayton mulai menggigit bibir bawah Natasha. Keduanya jadi satu karena nikmat yang sama-sama disajikan membuat mereka terbang melupakan luka sejenak. Natasha masih luruh dalam dekap dan membalas pagutan mesra dengan sukarela. Natasha adalah seorang yang mengajarkan Clayton cara tertawa, dan Clayton adalah seseorang yang menangkap Natasha dengan sigap agar sang puan tidak jatuh ke dalam lubang duka. Seketika jagat raya semesta berhenti saat sesuatu di bawah sana menjadi berbeda, Clayton tahan dirinya agar tidak melakukan lebih lagi, perlahan juga mereka sudah saling terengah. Lalu selanjutnya, Clayton dengan tubuh gagahnya mulai mengukung Natasha pun berkata, “you are good kisser ternyata, Nat.”
Natasha mendelik sesaat, “so, this is your first kiss?” tanya nya.
“Iya, bibir ini cuma punya kamu.”
“So, can I taste it again?
Clayton tersenyum smirk, “let me taste yours first,” kata Clayton lalu memeluk Natasha lalu berguling membuat posisi Natasha berada di atas. Sungguh, ciuman pertama mereka dibuka dengan sepenggal cerita dengan taburan sajak elegi, ditutup dengan kecup dan lumatan mesra yang hanya ingin mereka bagi berdua dengan menahan hasrat agar tidak melakukan lebih dari itu. Clayton janji untuk jaga wanitanya hingga janji suci terucap nanti.