Happy Birthday Sammy

Yoel yang hari ini memang pulang bersama Shallom memilih untuk mampir ke sebuah cafe untuk membeli minuman sejenak.

“Shall, take away kan?” tanya Yoel saat keduanya berdiri di depan kasir. Shallom yang sedang memainkan ponselnya mengangkat wajah sejenak lalu mengangguk. Sembari menunggu pesanan mereka dibuat, keduanya duduk di bangku yang ada di sana dan Axel mengirimkan pesan kepada Yoel. Setelah membaca pesan dari Axel itu, Yoel refleks menepuk jidatnya.

“Astagaaaa!” Kata Yoel.

“Kamu kenapa?” tanya Shallom.

“Shall, hari ini Sammy ulang tahun. Kamu udah ngucapin belum?” tanya Yoel. Shallom tidak kalah terkejut, karena ia sendiri belum mengetahuinya.

“Aku nggak tahu. Tadi di kelas juga diem diem aja, ih astaga…”

“Ini Axel chat aku. Dia lagi sama Sammy di deket sini, mau surprisein Sammy nggak? Kita beli slice cake atau cupcake disini aja, udah nggak keburu banget ini kalau mau ke mall cari tart.” Yoel memberikan usul yang langsung disetujui Shallom. Yoel pun langsung memesan cupcake dan dua minuman lagi untuk Sammy dan Axel. Mungkin dengan kejutan sederhana ini bisa menghibur Sammy yang sedang merayakan hari specialnya. Akhirnya setelah beberapa menit menunggu, pesanan mereka datang dan mereka beranjak dari sana.

“Sammy sama Axel dimana?” tanya Shallom yang berjalan di sebelah Yoel keluar dari cafe itu.

“Di deket cafe ini. Motor biar disini dulu ya, kita kesana jalan aja. Deket banget soalnya, mau?”

Shallom tersenyum dan mengangguk antusias. Maka Yoel dan Shallom pun berjalan menuju tempat yang diberitahukan Axel kepada Yoel. Tak butuh waktu lama untuk menyusuri jalanan. Mereka tiba di sebuah taman yang tidak ramai sama sekali kala itu, langit jam empat sore masih terlihat cerah menemani Yoel dan Shallom yang menyiapkan lilin di atas cake yang mereka beli tadi. Sementara Yoel sudah memberitahu Axel lewat chat agar mengalihkan perhatian Sammy entah dengan mengajaknya mengobrol atau mengulur waktu agar tidak beranjak dari sana.

Sembunyi di balik pohon, Shallom dan Yoel bersiap siap memberikan memberikan kejutan. Keduanya berjalan mengendap dan Shallom sudah bertukar kontak mata dengan Axel dan memberi kode agar bersiap-siap. Tak ada curiga dari Sammy hingga akhirnya, “SURPRISEEEE!! Happy birthday!!” Seru Yoel, Shallom dan Axel hampir bersamaan. Betapa terkejutnya Sammy saat melihat kedua sahabatnya yang lain ada di sana Mata Sammy langsung berkaca-kaca seketika melihat Yoel dan Shallom membawa sebuah kue dan lilin di atasnya. Saat itu juga Shallom, Yoel dan Axel langsung menyanyikan lagu Happy Birthday untuk Sammy.

Tapi seperti apa yang Mevin katakan tadi, Papa dari Shallom itu melihat mereka. Mevin yang tak sengaja ada di dekat sana pun turun dari mobilnya. Mengamati dari jarak beberapa meter. Mevin bisa melihat betapa bahagianya Shallom bersama Yoel, Sammy dan Axel. Selama ini Mevin belum pernah mendapat cerita yang kurang baik dari anak anak ini. Mevin melihat bagaimana Sammy sangat bahagia dan nampak sumringah meniup lilin dan berfoto bersama ketiga sahabatnya itu. Mevin melihat bagaimana satu per satu dari mereka memeluk Sammy dan mengucapkan doa serta harapan untuk Sammy di ulang tahun kali ini. Meskipun Mevin melihat Shallom memeluk Sammy, ia biarkan saja, Mevin paham bagaimana mereka bersahabat selama ini. Akhirnya saat mereka berempat tengah berfoto bersama, Mevin berjalan ke arah mereka.

“Om Mevin?” kata Sammy yang pertama kali menyadari kehadiran Mevin di sana. Maka Shallom, Yoel dan Axel juga ikut menoleh. Benar saja Mevin sudah ada di sana tersenyum kepada mereka. Maka cepat cepat Yoel, Sammy dan Axel memberi salam mencium tangan Mevin.

“Papa ngapain kesiniiii…” Shallom protes.

“Emang papa kesini nyamperin Shallom? Orang mau ngucapin selamat ulang tahun buat Sammy,” balas Mevin. Yoel dan Axel hanya menahan tawa, sementara Shallom mendelik bingung dengan sikap Papanya itu. Mevin memegangi kedua pundak Sammy lalu berkata, “Sammy, Happy birthday ya. Om doakan yang terbaik buat Sammy. Panjang umur dan sehat selalu ya anak baik, semoga di usia sekarang kamu semakin jadi kebanggaan keluarga dan diberi Tuhan kebahagiaan. Nggak usah takut sama masa depan karena udah dipegang sama Tuhan, ya?” Mevin berkata sambil mengusap kepala Sammy. Jujur saja jangankan Sammy, Yoel, Shallom dan Axel yang mendengar ucapan Mevin pun merasa terharu. Terlebih mereka semua tahu bagaimana keadaan keluarga Sammy. Terlebih saat Sammy dipeluk oleh Mevin. Sammy menahan tangisnya kuat-kuat. Sosok Mevin memang sangat baik kepadanya.

“Om terima kasih banyak, lagi dan lagi saya nggak tahu gimana harus berterima kasih sama Om Mevin. Terima kasih banyak, Om.” Sammy terharu bukan main saat Mevin memeluknya.

Saat pelukan direnggangkan, Mevin menatap Sammy, “sama-sama, harus bahagia ya hari ini pokoknya!” Sammy mengangguk dan tersenyum.

“Axel, ya?” tanya Mevin saat menatap Axel. Lelaki itu mengangguk dan tersenyum, “iya om, saya Axel,” katanya.

“Axel terima kasih sudah nolongin Shallom waktu itu katanya sampai luka dan jatuh, ya? Gimana? Udah mendingan kan?” tanya Mevin.

“Aman kok, Om! Sama sama, kami berdua baik baik aja kok, that’s what bestfriend for,” balas Axel. Mevin tersenyum lalu gantian menatap Yoel, “Yoel makasih ya udah jagain Shallom juga, makasih udah jadi sahabat dan saudara yang ngertiin Shallom. Yoel, Sammy, Axel, Shallom, semoga persahabatan kalian awet terus ya,” ujar Mevin.

“Iya om,” kata mereka bertiga hampir bersamaan sementara Shallom hanya tersenyum haru melihat bagaimana Papanya melakukan hal yang membuatnya tersentuh apalagi saat memeluk Sammy tadi.

“Sini Om fotoin kalian, dari tadi fotonya gantian terus, gih foto berempat.” Mevin memerintahkan mereka berempat mengatur posisi foto dan langsung dituruti oleh anak anak itu. Akhirnya beberapa pose diabadikan dengan formasi lengkap, Yoel, Shallom, Sammy dan Axel. Pose saling merangkul, saling menunjuk, pose candid sekalipun Mevin abadikan.

Saat Mevin berpamitan dari sana dan sudah mengambil langkah beberapa meter, Sammy mengejar Mevin menahan langkah Mevin. “Ada apa, Sam?” Tanya Mevin ramah.

“Om, terima kasih udah peluk saya. Beneran, saya tadi pengen nangis karena inget mendiang Ayah. Di ulang tahun saya yang kesekian setelah ditinggal Papa akhirnya saya bisa ngerasain pelukan Ayah. Walaupun Om Papanya Shallom tapi udah cukup bikin saya bahagia. Makasih sekali lagi doa dan ucapannya, Om.” Sammy berkata dengan sungguh.

“Sama-sama, Om juga doakan kamu biar kamu merasakan kasih dari orang-orang sekitar kamu. Papa kamu pasti bangga sama kamu.” Mevin mengacak pelan rambut Sammy sebelum berpamitan lagi dari sana.

Sammy berlari kecil kembali menuju ke bangku dimana Yoel, Shallom dan Axel berkumpul.

Sementara saat Mevin sudah ada di dalam mobilnya, ponselnya berbunyi tanda sebuah pesan Shallom kirimkan, “papa mevin itu papa terbaik sedunia, papa bisa jadi sosok papa, superhero, teman, sahabat. Bukan hanya buat Shallom sama Koko aja tapi buat orang sekitar Shallom juga. Papa makasih buat hari ini. I love you so much Papa!! Even one day i’ll find my prince, you will always be my king!❤️”

Tanpa Mevin sadari air matanya menetes membaca pesan dari Shallom, ia tersenyum setelahnya lalu berkata dalam hati, “anak papa udah besar, but you will always be my little princess, Imanuella Shallom Gravianne Adrian.”