KISS AND HUG
Letta sedang berada di dekat jendela kamarnya, memandang ke luar melihat memandang langit malam yang bisa dilihat dari balkon ini. Jevin yang baru saja keluar dari kamar mandi pun berjalan mengendap mendekati Letta. Tak lama kemudian Letta merasakan ada yang memeluknya dari belakang dan menaruh dagunya di pundak Letta serta menghujam pipi Letta dengan beberapa ciuman.
Letta berkata, “Cium-cium, bayar!” Letta menjauhkan tubuhnya dari rengkuh Jevin. Namun Jevin masih menahan pinggang Letta dengan tangannya dan membuat Letta berbalik badan lalu Jevin menempelkan ujung hidung mereka.
“Bayarnya seumur hidup tinggal bareng nanti sama eugene dan adik-adiknya.”
“Mau anak berapa?”
“Sepuluh.”
“Buset!”
“Aku harus memperbanyak Jevin junior,” balas Jevin terbahak diikuti Letta. Tanpa kata Jevin melayangkan kecupan ke pipi wanita di depannya itu. Letta hanya mendengus geli sambil memukul pelan lengan Jevin.
“Letta―promise me that you will stay with me?” kata Jevin, Letta mengangguk dan tersenyum.
“You don’t need any answer for this question, right?” kata Letta sambil mencolek hidung Jevin dengan jari telunjuknya. Kalimat itu tidak diindahkan Jevin karena pria itu langsung mengecup bibir Letta dan memeluk Letta lembut.
Jevin mencandu bibir ranum Letta laksana pawang yang punya kendali penuh atas wanitanya.
Pagutan lembut dibalas dengan lumatan sedikit dalam, Jevin memimpin pertukaran saliva kala itu dengan begitu manis. Tanpa ragu juga Letta kalungkan tangannya di leher Jevin. Tangan Jevin melingkar di perut Letta, Jevin melangkah maju sedangkan Letta memundurkan langkahnya hingga tubuhnya menempel di tembok, tak ada pergerakan lagi dari Letta, yang ada hanya penerimaan atas apa yang Jevin lakukan.
Jevin menurunkan ciumannya, lidah dan bibirnya menyapa di bagian leher dan telinga Letta dengan seduktif. Letta yang hanya menggunakan tanktop dan hotpants bisa dirajai oleh Jevin dengan mudah. Wanita dibawah kendali Jevin menggeliat saat lidah Jevin bermain di sela lehernya untuk menghisap dan menggigit sedikit hingga meninggalkan sedikit bekas disana. Kepalanya mengadah dan tangannya membelai tengkuk leher Jevin berulang kali.
“Kayak gini nanti Eugene tiba tiba nangis nggak lucu, sayang,” bisik Letta.
“Aman, udah nyenyak anaknya, hehe,” balas Jevin.
Jevin pun menggendong tubuh istrinya, membawa dan menidurkan tubuh istrinya itu di ranjang perlahan, dan KLIK! lampu dimatikan.