OUR INTIMACY
Jaehyun Oneshot AU by awnyaii
Cinta tak selalu menghadirkan keindahan terlebih dalam perihal rumah tangga. Dua kemungkinan yang terjadi adalah cerita indah atau cerita menyedihkan. Tapi bukankah akan indah jika berjalan berkesinambungan?
Suasana malam hari ini berbeda dari biasanya, Jeremy menemui Lea di kantor dan pulang bersama istrinya itu. Selalu ada obrolan ringan diantara keduanya. Entah perihal pekerjan atau perasaan masing-masing dari mereka dalam sehari.
“Oh iya Jer, Anak-anak ke rumah Timothy katanya mau barbeque an disana. Kita mau nyusul nggak?” Kalimat pembuka pembicaraan kala itu.
“Enggak usah biar mereka disana aja, sumpek juga mungkin anak-anak di rumah. Aku nggak mau nyusul maunya nyusu haha,” kata Jeremy, ia terkekeh selanjutnya.
“Ngomong sekali lagi aku pukul!” Lea melotot sambil menahan tawa.
“Aku nggak mau nyusul maunya nyusu!” Lalu Jeremy menjulurkan lidahnya saat memarkirkan mobil saat sudah memasuki garasi rumah mereka. Lea langsung mencubit keras lengan Jeremy sebelum keduanya terbahak dan masuk ke dalam rumah.
Lea baru saja memasuki kamar mandi, ia masih memanjakan dirinya di bathup, memejamkan mata, menikmati tubuhnya yang direndam air hangat serta aroma scented candle yang menenangkannya. Seharian mengurus segala pekerjaan membuatnya lelah dan saat ini saatnya ia merilekskan dirinya. Namun dari luar, Jeremy mengendap masuk ke kamar mandi dengan tubuhnya yang berbalut bathrobe.
Cklek..
Suara knop pintu terdengar sehingga membuat Lea mendongakkan kepalanya, dilihatnya sang tuan berjalan menghampiri Lea sambil tersenyum. “Jer, kenapa?” tanya Lea, “Bareng,” jawab Jeremy lalu mendekati bathup. “Hah?” “Majuan, aku mau berendam sama kamu, mau nggak?” Lea mengangguk dan tersenyum.
Karena detik berikutnya, sang tuan berjalan lalu memasuki bathup. Dan melepas bathrobenya Mendekat dengan paras tampan berselubung kerinduan menikmati waktu intim bersama Lea. Jeremy pun tepat berada di posisi belakang Lea, sang puan menyandarkan badannya di dada bidang sang tuan dengan leluasa di dalam sana. Tanpa kata―Jeremy melingkarkan tangannya di perut Lea dan wanitanya itu menyandarkan kepala di dada bidang Jeremy membuat Jeremy bisa dengan leluasa menciumi bagian wajah Lea. Bukan karena mau membuat suasana romantis, Jeremy dan Lea memang sering melakukan hal ini, selain melepas lelah juga membayar waktu intim mereka yang sudah jarang mereka lakukan.
Temaram sudah hampir lelap, tak ada kebisingan, sunyi seketika saat keduanya masih dalam keadaan saling memeluk.
“Jer, kangen ya punya waktu kaya gini?” kata Lea lirih. Bisa Lea rasakan suaminya itu mengangguk.
“Wanna have a long night with me?” bisik Jeremy yang membuat Lea sedikit bergidik karena geli. Namun sang puan mengangguk sepakat, Jeremy terkekeh sesaat.
Tangan Jeremy mulai bergerak menyapa bagian tubuh istrinya dari mulai dada hingga turun ke bagian perut, sentuhan di dalam air hangat kala itu tidak kalah memabukkan sepertinya.
Lea sempat membusungkan dadanya sedikit kala menyadari Jeremy memberikan sapaan di bagian payudaranya. Nama Jeremy terdengar saat sang puan sedikit melenguh. Tanpa ragu, detik berikutnya, birai Lea sudah disapa dengan lembut oleh belah bibir Jeremy yang halus. Pagutan itu berlangsung lama. Dibarengi dengan jemari lihai Jeremy yang mulai menyapa bagian kekuasaan Lea dibawah sana dengan beberapa sentuhan tipis namun hal itu membuat Lea semakin hanyut dalam keadaan kala itu. Jari digerakkan perlahan menyapa semesta Lea yang membuat decapan dan lumatan bertambah dalam dan nikmat. Penyatuan birai keduanya saling bertukar saliva dan kerinduan, walaupun keduanya sellau ada dalam satu dekapan namun tak bisa dipungkiri waktu intim seperti ini juga dirindukan sepasang suami istri yang sudah lama menikah ini.
“Ngh— Jer,” Lea mulai memanggil dalam lenguhnya. Memanggil Jeremy di antara lenguhan dan upayanya menahan rasa nikmat itu. Jeremy menyapa birai Lea dengan lidahnya yang melesat masuk ke rongga mulut Lea memberi jejak dan mengabsen setiap inchi rongga mulut Lea dengan mesra.
Lea semakin terengah pada pagutan yang begitu dikukung birai Jeremy yang membuatnya kehabisan napas. Jari Jeremy dibawah sana tidak hanya menyapa dari luar tapi juga masuk menyapa bagian klitoris sang puan dengan beberapa sentuhan dan sapaan yang membuat Lea menggila.
“Jeremy, please―mmh,” Sang tuan membungkam mulut Lea dengan kecup dan cumbu lagi, tak ada penolakan, bahkan Lea mulai membalas brutal cumbuan itu.
Semakin bibir dicecap, semakin mabuk keduanya dibuai dalam renjana itu.
“Jer,” Lea melepaskan pagutan dan menahan tubuh Jeremy sedikit dengan tangannya, jemari lihai Jeremy menghentikan kegiatannya di bawah sana. “Kenapa sayang?” “Mandi dulu, baru lanjut, hehe.” “Ah, oke, bareng ya?” Lea mengangguk.
Di bawah shower, Lea masih menggosok rambutnya dengan shampo, Jeremy yang juga ada disana pun membantu sang puan untuk menggosokkan shampo juga di rambut panjang Lea, begitu juga sebaliknya, keduanya terkikik dan tertawa saat melakukan itu untuk masing-masing dari mereka.
Lea juga menggosokkan sabun ke badan Jeremy membuat beberapa sentuhan sensual dan menggoda. Jeremy pun membuat Lea berada di bawah shower lalu menggosok rambut Lea lembut agar busa shampo terbilas tanpa sisa.
“Thank you sayang,” kata Lea. Tak ada jawaban dari Jeremy, karena pada detik selanjutnya Jeremy membalik badan Lea menghadapnya dan mengikis jarak diantara mereka.
“My pleasure,” katanya kemudian. Lea mengalungkan tangan di leher Jeremy, sang tuan menarik Lea dalam dekap dan menyatukan tubuh keduanya dalam pelukan erat. Bibir keduanya kembali bertaut, kali ini ciuman Jeremy lebih ganas dari sebelumnya, bagian kekuasaan Lea dan Jeremy bersentuhan di bawah sana. Deru napas dan suara decapan serta suara aliran air dari shower saling beradu riuh disana.
Jeremy memang hebat dalam membuat Leacandu. Ciuman enggan dilepas, pelukan enggan direnggangkan, Lea dan Jeremy sama sama mau terus dicumbu tanpa paksaan. Di sana, Jeremy juga memainkan gundukan sintal di dada Lea dengan seduktif, memilin lalu merematnya lagi, begitu seterusnya. Dan Lea terkekeh kecil sejenak melepaskan pagutan mereka untuk menggoda Jeremy dan sesuatu dibawah sana yang Lea rasakan mulai menegang.
“I miss you lil bro,” ujar Lea sembari mengelus bagian dada Jeremy dengan ujung jarinya lalu turun ke bagian kekuasaan Jeremy lalu mengelusnya perlahan.
“I miss yours tho.” Tangan nakal Jeremy juga turun dari pinggang Lea ke selangka wanitanya. Kemudian bermain disana, Jeremy mencuri start sebelum Lea mempermainkannya, ia sudah menang dalam hal ini, sembari birainya Jeremy melahap birai Lea lagi, disapanya dengan brutal kepemilikan Lea disana.
“Jer, akh! Mmhh,” Lea mendesah saat jari Jeremy memasuki kepemilikannya dan bergerak brutal.
“Moan my name,” bisik Jeremy,
“Jeremy ahh, please don’t babe mhh,” Lea menahan mati-matian namun tak bisa dipungkiri kenikmatan itu memang nyata adanya. Leher dicumbu, kepemilikan Lea dimainkan dengan menggebu membuat keduanya hanyut dalam kenikmatan malam itu. Jeremy menuntun tubuh Lea menghindar dari shower, memenjara tubuh sang puan di tembok dengan kedua tangan Lea dikunci diatas kepala Lea. ciuman Jeremy turun ke leher dan ke bagian dada Lea.
“Jeremy, nghh..” sang puan tak henti melantunkan nama Jeremy dalam lenguhannya, mata Lea memejam menyerahkan seluruh tubuhnya dirajai Jeremy.
“Lanjut di tempat tidur ya, sayang?” tanya Jeremy sambil mendongakkan kepala, Lea mengangguk setuju.
“Come on, i’m turn off already, take your responsibility right now,” mata sayu beradu dengan bilah bawah birai yang digigit membuat Jeremy terbakar gairah membopong wanitanya ke kamar. Jeremy bersandar di ranjang dan Jeremy meminta Lea duduk balik arah menghadapnya di pangkuannya.
“I love you,” bisik Lea sesaat.
“I love you, I want you, I need you, I beg you to through the rest of your life with me,” dan setelahnya Lea memberanikan diri untuk memeluk leher jenjang Jeremy saat itu lalu memberikan beberapa sentuhan nakal dengan lidahnya di leher Jeremy dan memainkan bagian telinga Jeremy dengan sesukanya.
“Mhh, Lea, babe..” Jeremy tak bisa berbohong ia juga hanyut dalam permainan istrinya kali ini.
Lea mencium dan mengecup bagian leher Jeremy tanpa membuat jejak disana. Jeremy yang sudah terbakar pun perlahan menidurkan Lea di ranjang, memberikan lagi ciuman keada sang puan. Lidah bertaut, bibir yang dicecap, tangan Lea yang tak tinggal diam. Bergerak seduktif sensual dari tengkuk leher Jeremy sampai ke punggung lalu kembali lagi.
Dalam pagutannya Jeremy bak menyelami rembulan yang akan menemani setiap malamnya, dan sisi liar Lea menyala saat cumbu dipagut lebih dalam oleh sang tuan yang memeluknya dan melingkarkan tangannya di perut Lea dan bergerak kemanapun, jemari Jeremy bergerak menuju pusat tubuh sang puan dan bermain disana. Bagian yang menjadi titik tumpu dan menyalanya sisi lain dari Lea berhasil dikuasai Jeremy saat ini. Membuat Lea sedikit menggeliat, dan melenguh. Kepala Lea sedikit mendongak saat pergerakan jemari Jeremy dibawah sana semakin liar. Tidak ada perlawanan dan penolakan. Tubuh keduanya saling bersentuhan dan bergesekan menambah gelenyar nikmat yang memabukkan bagi keduanya.
Kekuatan dan ketahanan Jeremy terasa lumpuh. Ia melepaskan pagutan, memberikan pelayanan bagi sang puan dari bawah sana, dikecupnya dengan mesra paha Lea lalu bergerak menuju ke selangka dan ke pusat dunia Lea yang ia jajaki. Lidah dan bibir menyapa lembut namun membuat Lea bergerak risau di atas sana. Kepala sang puan yang mendongak dan tubuhnya sesekali menggeliat dan tangan Lea yang meremas menyalurkan nikmat di antara sela surai Jeremy sedikit menekan kepala sang tuan meminta Jeremy semakin memanjakannya dibawah sana. Lidah Jeremy sudah sibuk bergerak menusuk dan ke atas bawah memanjakan dengan sentuhan sutra membuat sang puan seakan terbang ke awan-awan.
Tangan Jeremy yang satu lagi bergerilya memainkan payudara sang puan, gundukan kenyal dibiarkan Lea untuk dikuasai tangan gagah Jeremy yang memanjakan dengan pijatan dan rematan lembut yang bisa membuatnya semakin sukarela dikuasai pria yang tengah bersamanya. Jeremy yang memilin payudaraa Lea sesekali membuat Lea melafalkan nama Jeremy dalam desahnya.
“Jer, ahh, this is so great mhh, i can’t hold!” racau Lea. Kalimat itu terdengar merdu di telinga Jeremy, ia semakin memagut dan mencumbu mempermainkan klitoris Lea disana.
“Lea, wanna do sixty nine?” tanya Jeremy. Lea mengangguk, akhirnya mereka merubah posisi, Jeremy bersiap melahap bagian sensitive Lea lagi. Dan Lea mengukung tubuh Jeremy dan menempatkan posisinya lalu ia langsung memasukkan kejantanan Jeremy ke dalam mulutnya lagi setelah mengatur posisi badannya dan Jeremy,
“Ngghhh ahhh babe,” desah Jeremy kala Lea mulai menjilat dan mengulum kejantanannya, begitu juga dengan Jeremy kala ia memainkan clit Lea pun gadis itu meracau,
“Sshhh–akhh!!”
Lea memaju mundurkan gerakan kepalanya dan mengulum milik Jeremy dan menyadari milik Jeremy semakin menegang ia menjilati bagian ujung kepemilikan Jeremy yang membuat pria itu menggila juga.
“Yess, babe mhhhh ahhh,” Lea mengulum milik Jeremy dan memaju mundurkan kepalanya dan membiarkan lidahnya bermain di seluruh permukaan sesuatu yang memenuhi mulutnya itu.
“Lea, babe ahhh more mmhh,” desah Jeremy kala Lea mempercepat tempo hisapan demi hisapannya. Keduanya menghentikan kegiatannya kala Jeremy dan Lea semakin panas, kali ini Jeremy mengukung tubuh Lea dibawah kuasanya, dengan beberapa kali hentakan miliknya bisa memasuki milik Lea dengan sempurna. Mereka menghentikan pemanasan mereka sebelum mencapai klimaks mereka masing-masing.
“Lea, can we do it now?” tanya Jeremy yang langsung disetujui Lea.
Lea―seorang wanita dengan isi kepala seluas semesta yang bisa ia dekap sepanjang mata memejam dan mengerjap, Jeremy yakin bahwa hati diciptakan berpasangan bukan bercabang, satu untuk masing-masing. Maka ia titip harap untuk hidup lebih lama lagi dengan wanita pilihannya ini dalam senggama panas malam itu, Lea memeluk tubuh kekar Jeremy memintanya tetap disana dan meraja. Detik selanjutnya suara decapan beradu dengan lenguhan merdu dari sang puan saat Jeremy memasukkan kejantanannya dengan yakin ke dalam milik Lea yang sudah basah. Lea lebih menarik tubuh Jeremy, tangannya berpindah memeluk leher dan pria kekar itu menyatukan tubuh keduanya, senggama kulit keduanya membawa sebuah desiran panas pada dirinya.
“Akh! Jeremy! Babe, mhh,” lenguh Lea saat dirasakan miliknya dipenuhi milik Jeremy dalam penyatuan senggama nikmat dimalam yang dingin. Napas Lea mulai tersengal, namun Jeremy memberi jeda bagi sang puan bernapas lalu detik selanjutnya helaan napas halus membelai atmosfer malam itu. Deru napas keduanya beradu dalam satu titik tumpu saling berhembus untuk satu sama lain, Lea biarkan tubuh sang tuan merajainya karena pada dasarnya memang ia bersedia menyerahkan dirinya sepenuhnya sepanjang masa hanya kepada Jeremy. Lea memeluk erat tubuh yang bergerak diatasnya. Sebab Jeremy sudah memimpin permainan dan menggerakkan tubuh dan pinggulnya dengan pelan―dengan tempo yang beraturan. Hasrat belum sirna. Jeremy memeluk erat tubuh dibawahnya itu dan berbisik pada Lea,
“Lea, you have a good name, I always whisper your name in my pray, but if you don’t mind can i moan it?”
“Sure, doing anything you want,”
“Lea―mhh,” Jeremy bergerak pelan disana, desahan keduanya bersahutan, decitan dan rematan beradu.
Tidak peduli sudah berapa lama mereka bersenggama, tak ada satu inchi pun bagian tubuh Lea yang belum terjamah oleh Jeremy, semua sudah dijajaki Jeremy terlebih dahulu.
“Jeremy..”
“Lea..”
“Mhhh..”
Pergerakan keduanya seiring menggiring kenikmatan yang menghantarkan pada buaian nikmat malam itu. Peluh bercucuran di kening dan tubuh keduanya. Napas yang terengah tak menghalangi keduanya saling mendesah, dibawah sana ada yang semakin erat dikekang dan dihimpit,
“Jeremy―ahh, I’m close mhh but I still want it, more, more..” rengek Lea.
Jeremy yang mendengarnya pun menyeringai ia akan memberikan malam yang panjang, tidak semudah itu ia membiarkan wanitanya mencapai puncaknya dahulu. Jeremy menghentikan gerakan pinggulnya, Jeremy pun mendaratkan cumbu di payudara Lea melahapnya dengan rakus dan membuat sang puan semakin dibuai nikmat.
Dikecupnya lalu digerakkannya lidahnya disana dengan gerakan memutar menggoda Lea habis-habisan. Dicumbu – dikecup – dipilin – dijilat, begitu seterusnya.
“Mhh yass, babe, ahh.” Desah Lea. Tak henti disitu, Jeremy memberikan gigitan kecil disana membuat Lea memekik sesekali. Payudara dimainkan habis-habisan, bibir Lea memang tidak sedang dipagut tapi Jeremy tidak membiarkannya bernapas lega. Jari Jeremy menyapa lagi bagian bawah Lea bergerak sedikit lambat, bisa dirasakannya Lea sudah basah.
“Jer, jangan hmmpph,”
Jeremy abaikan, lidah dan bibirnya bergerak mengecup payudara dan menjilat bagian perut Lea, ujung lidahnya bergerak menjalari tubuh sang tuan.
“Jeremy, mhh,”
“Kamu udah basah banget, selesaiin aja ya?” Lea mengangguk, Jeremy menumpu tubuhnya dengan kedua tangannya, kejatananya kembali melesat masuk dengan mudah dan memenuhi bagian pusat tubuh Lea dalam sekali hentakan keras. Jeremy langsung memberikan gerakan lebih cepat dari tempo sebelumnya, tangan Lea bergerak meremat sprei kadang juga meremat bahu dan punggung Jeremy. Jeremy tak ingin terburu, karena ia ingin menyatu. Akhirnya Lea memeluk erat leher Jeremy dan menciumi leher sampai ke pipi Jeremy
“Jeremy mhh, i love you,” bisik Lea di telinga Jeremy lalu mengecup sang tuan. Pada setiap gerakan yang Jeremy berikan ia menatap wajah ayu Lea yang ada dibawah kendalinya, ia menyerahkan diri untuk jatuh hati pada kali kesekian tanpa pemaksaan. Lea melebarkan kedua kakinya dan mencengkeram bahu Jeremy semakin erat.
Jeremy membungkam mulut Lea dengan kecup dan cumbu lagi, tak ada penolakan, bahkan Lea membalas brutal cumbuan itu sambil menekan tengkuk leher Jeremy membuatnya semakin dalam dan tidak terlepas. Semakin bibir dicecap, semakin cepat gerakan yang Jeremy berikan, dalam beberapa hentakan selanjutnya mengantarkan keduanya hampir sampai di puncak buaian renjana kenikmatan.
“Jeremy, it is closer,”
“Together, Lea.”
Ada yang menunggu untuk dilepaskan bersama, semakin dekat―tiga kali hentakan terakhir membuat tubuh Lea bergetar dan merasakan sesuatu memenuhi rahimnya.
“Ahh,” keduanya sampai di puncak buaian malam itu melebur bersama dalam sapaan dingin malam. Tubuh Lea didekap Jeremy, erat, semakin erat. Jeremy ambruk di sebelah Lea lalu mendekap Lea semakin erat seakan tak ingin berpisah lagi.