SEMUA BERMUARA

Akhir tahun yang cukup indah bagi keluarga Adrian. Lauren sudah menjalani persalinan, Grace dan Mevin sudah membaik keadaannya. Kesembuhan total sudah diberikan Tuhan kepada Mevin. Kehamilan Letta yang dalam keadaan baik juga jadi hal yang keluarga ini syukuri.Teduhnya langit Yogyakarta serta debur ombak di pantai ujung Yogyakarta yang berpasir putih ini menjadi saksi keluarga Adrian yang tengah menikmati liburan akhir tahun mereka. Ditambah kehadiran Grace saat itu yang ikut meramaikan liburan keluarga mereka. Suasana menjelang sore hari dan langit yang bersahabat, serta suasana pantai yang sepi menemani Lauren yang tengah berpose bersama anak pertamanya yang berusia beberapa bulan itu yang tengah diabadikan oleh Willy. Letta dan Jevin yang tengah menaiki canoe, atau Jeremy da Lea yang sedang berada di kedai tepi pantai untuk memilih menu makan siang.

Teman-teman Mevin pernah bercerita bahwa Yogyakarta mempunyai kesan tersendiri bagi insan-insan yang diraja cinta. Yogyakarta dan segala ceritanya menemani keluarga adrian beberapa hari ini. Mevin dan Grace tengah berjalan beriringan bersama di tepi pantai, membiarkan debur ombak menerpa kaki keduanya. Grace terlihat sangat sumringah dan bahagia, keduanya kadang saling mengejar, tak jarang juga Mevin menggendong Grace dan membiarkan tubuh keduanya diterpa ombak.

“Mevin, aku berat enggak?” tanya Grace yang tengah Mevin gendong di punggungnya itu.

“Berat banget, lah!” balas Mevin meledek.

“Ya udah, bagus! Aku enggak mau turun,” kata Grace sambil mengeratkan kaitan lengannya di leher Mevin dan menaruh dagunya di bahu Mevin.

“Haha, dasar, enggak berat ini mah nggak ada apa-apanya,” kata Mevin lalu berputar beberapa kali sambil masih menggendong Grace.

“Mevin!” pekik Grace.

Mevin sendiri tidak menghiraukan ocehan kekasihnya, ia sedikit berlari sambil masih menggendong Grace di punggungnya. Jeremy dan Lea yang melihat tingkah mereka hanya bisa tertawa sambil menggelengkan kepala.

“Mevin persiapan banget mau ajak Grace tunangan, dulu aku langsung ajak nikah, mana kabur ke Singapore, ck.” Jeremy berdecak sambil mengacak pelan rambut Lea. Wanita itu terkekeh sambil menepuk pelan lengan Jeremy.

“Itu lah bedanya kita sama Mevin, biar dalam satu keluarga ada cerita yang berbeda,” balas Lea. Kini, seluruh keluarga Mevin sudah mengerti bahwa Mevin akan melakukan sesuatu untuk Grace dan kelanjutan hubungan mereka. Mevin jatuh cinta kepada Grace bukan karena ketidaksengajaan, tapi cinta itu hadir karena dipupuk sejak lama selama kebersamaan yang terjalin.

Kini, Jeremy, Lea, Lauren, Willy yang tengah menggendong Shannon, Letta, Jevin, Grace serta Mevin tengah mengambil foto keluarga di tepi pantai dengan bantuan seorang fotografer. Beberapa pose diabadikan dengan suasana ceria dan hangat. Jauh dalam lubuk hati Grace, memiliki keluarga seperti ini adalah impiannya. Sedikit ringis haru dari Grace saat ia merasakan kehangatan di keluarga yang menerimanya apa adanya ini.

Saat sesi foto selesai, tidak ada yang beranjak dari sana. Semua memasang raut wajah yang menahan senyum, berbeda dengan Grace yang merasa tidak ada apa-apa. Maka, Lea berjalan mendekati Grace dan memegang kedua pundak Grace lalu merangkul anak perempuan itu.

“Grace, kamu suka nggak liburan kali ini?” tanya Lea.

“Suka, suka banget, Tante!” jawab Grace dengan nada bersemangat.

“Grace suka nggak kalau jadi bagian keluarga kita?” tanya Jeremy yang mendekat juga ke arah Grace. Sedangkan Mevin melangkah minggir dari sebelah Grace dan menghampiri Lauren seakan menerima sesuatu dari Lauren diam-diam.

“Eh, gimana, Om?” tanya Grace bingung.

“Jadi bagian keluarga Adrian, lah,” timpal Jevin sambil tersenyum lebar dan merangkul Letta yang tersenyum di sebelahnya.

“Jadi saudara kita, jadi keluarga kita,” tambah Letta.

“Udah, jangan dibikin bingung, waktunya Mevin ngomong,” kata Lea sambil melangkah minggir dari sana, Mevin berjalan mendekat. Dengan langkah pasti, Mevin meraih jemari Grace dan membawanya dalam genggaman.

“Grace, I know it is crazy, but this is from the deepest of my heart, aku bingung harus mulai dari mana,” kata Mevin sambil menghela napas, sementara Grace mendelik kaget, lidahnya kelu. Angin yang berembus, langit yang menyaksikan, serta banyak pasang mata orang terdekat Mevin dan Grace jadi saksi bagaimana Mevin sebentar lagi akan membuat perasaannya bermuara.

“Bernadetta Gracelline Courtney, I can’t promise I can supply everything that you want, but if you give me a chance, I’ll be everything that you need. I can’t ptomise that we’ll be together forever in this world, but I can promise that I’ll always love you that long. Grace, I can’t promise that you will always be happy, but I can promise that I’ll do anything to see you smile. I want in all my good and bad phases in this life, morning and night, you’re mine and will always be mine. It isn’t easy being so in love with you and ot being able to see you everyday. Every day without you reminds me of the joy you add to my life. Semua perjalanan kita selama ini yang nggak perlu aku jelasin satu-satu, itu semua bukti nyata kasih Tuhan buat aku dan kamu. Nggak peduli berapa kali aku ataupun kamu di ambang kehidupan atau kepergian tapi Tuhan kasih kesempatan buat kita. Aku nggak mau kesempatan itu sia-sia,” ucapan Mevin membuat Grace ditelan keheningan, tidak ada suara dari Grace namun matanya sedari tadi mengalirkan butiran kristal.

Begitu juga dengan Letta yang ada di rangkulan Jevin, keduanya terharu, Lea di pelukan Jeremy yang bangga serta tersenyum haru melihat Mevin dan Grace. Willy yang menggendong Shannon dan merangkul Lauren juga tersenyum mengiringi apa yang Mevin lakukan saat itu.

“We share an understanding, we share hopes and goals together. I wanna marry you because you’re the first person I wanna look at when I wake up and the only one I wanna kiss at night. I know, sometimes I mss up, I don’t even care, trust me that you’re my world. No matter how many times w fight, I’m never going to stop loving you. I will keep my promise and never give up on us. So, on this day I vow to be completely yours forever. I love you Bernadetta Gracelline Courtney, will you marry me?” tanya Mevin sekali lagi. Grace menatap semua anggota keluarga Adrian bergantian yang tak jauh dari mereka dengan mata yang basah karena air mata haru. Semuanya bergantian tersenyum dan mengangguk.

“Mevin, terima kasih buat semuanya, semua hal yang udah kamu lakukan untuk aku, semua hal yang udah kamu korbankan. Bahkan keluarga ini yang ada disampingku saat aku bener-bener merasa nggak punya keluarga sama sekali saat itu. Ada disini dan bisa mengenal keluarga ini adalah berkat Tuhan yang nggak ternilai. Terutama Mevin, dua kali, Vin .... dua kali kamu ada saat aku OD, di pelukan kamu, setiap saat aku inget hal itu aku mikir, aku sama kamu bisa nggak ya berlabuh, bisa nggak ya aku sama kamu bermuara, bisa nggak ya aku sama kamu ada di satu naungan janji suci. Aku doa setiap hari biar Tuhan tunjukin jalan. Kalau memang bukan aku jodohnya kamu, biar Tuhan tunjukin jalan lain dan rencanaNya yang lain buat aku ataupun kamu. Tapi sekarang aku paham, ini jawaban dari semua hal yang aku pertanyakan.” Grace berkata dengan suara yang bergetar. Mevin perlahan menghapus jejak air mata di pipi Grace lalu tersenyum kecil.

“So, the answer is?” tanya Mevin lagi.

“Yes, I will!” ucap Grace dengan suara bergetar, “I want you, I want you to be my husband.” Grace berkata dengan pasti dan penuh penekanan dalam setiap kata yang ia lontarkan dengan yakin.

Letta, dan Jevin berteriak girang dengan refleks, Lauren juga berteriak bahagia dan langsung memeluk Willy yang tengah menggendong Shannon, Lauren menghujam pipi Shannon dengan kecupan. Bayi mungil berusia satu tahun itu seakan mengerti euforia kebahagiaan yang tengah ada di sana, tangannya bergerak-gerak dan Shannon tertawa.

“Yes! Syukuran!” pekik Willy yang mengundang gelak tawa keluarganya. Mevin tidak bisa membendung matanya yang panas, ia berlutut dan ia ambil cincin di kotak di sakunya, mengerjapkan mata beberapa kali lalu memasangkan cincin itu di jari manis Grace.

Lalu, Mevin bangkit berdiri dan langsung membawa Grace dalam hangat dekapannya. Langit Yogyakarta hari ini menjadi saksi bagaimana perjuangan Mevin dan Grace. Langit Yogyakarta menaungi janji yang Grace dan Mevin buat saat ini dan berharap akan terjaga selamanya seperti halnya Lauren dan Willy juga Jevin dan Letta yang akhirnya bermuara.

Satu per satu keluarga Adrian memberi ucapan selamat untuk Grace dan Mevin saat itu. Sampai giliran Letta dan Jevin. Mevin dan Jevin saling memeluk, begitu juga Letta dan Grace. “Grace, makasih udah berjuang makasih udah balik ke sini dan makasih udah jadi wanita yang kuat. Selamat, ya! Doa terbaik untuk kamu sama Mevin,” kata Letta kepada Grace. Tak bisa pungkiri hati Grace juga berdesir terharu mendengar ucapan Letta itu. “Mev, bahagia terus ya, harus bahagia sampai akhir,” kata Jevin tak kalah membuat terharu. Mevin mengangguk dan memeluk Jevin sekali lagi. “Kalian juga, ya?” ucap Mevin sambil menatap Letta dan Jevin bergantian. Letta dan Jevin mengangguk dan tersenyum, maka saling meangkullah mereka di sana, hingga sebuah suara membuyarkan mereka berempat, “kembar, Letta, Grace lihat sini!” Ternyata itu adalah suara Willy yang memegang ponsel mengarahkan kepada Letta, Jevin, Mevin dan Grace, keempatnya tersenyum dan berpose saling merangkul bersebelahan, Klik! Willy mengabadikan moment adik-adik iparnya yang mengharukan itu.