SURAT DARI YOEL UNTUK MAMA DANPAPA
Untuk Papa Jevin dan Mama Letta Papa, Mama… makasih ya udah selalu dukung Yoel dalam segala hal, bahkan Papa sama Mama tetap peluk Yoel dan usap kepala Yoel walaupun Yoel nggak naik kelas.
Papa sama Mama juga tetap ajak Yoel liburan waktu Yoel nggak naik kelas, Papa sama Mama juga pretend like nothing happened walaupun Yoel sendiri aja malu karena Yoel nggak naik kelas, apalagi Papa sama Mama. Tapi… Yoel nggak pernah denger ungkapan malu itu sendiri dari Papa atau Mama.
Papa, Mama… maaf untuk semua hal yang mengecewakan yang pernah Yoel lakuin, ya… Yoel pernah rusakin barang di rumah, pernah nggak naik kelas, pernah masuk BK, pernah berantem sama temen, pernah rusakin motor, banyak deh..
Semua prestasi yang Yoel raih sekarang nggak lepas dari keinginan Yoel bikin Papa sama Mama bangga, nggak lepas dari gimana Papa sama Mama ngingetin Yoel buat belajar, berusaha dan berdoa. Ketiga hal itu harus balance nggak bisa satu aja, nggak bisa ngandelin kekuatan diri sendiri. Karena semua hal yang kita dapetin juga kita dapet dari Tuhan yang kasih kita kehidupan dan kemampuan buat raih semua itu.
Papa sama Mama selalu kasih tahu Yoel biar Yoel lakuin hal yang bikin Yoel sukacita IN A GOOD WAY OF COURSE, and I did… Yoel ikut renang, ikut kegiatan non akademik yang bikin Yoel sukacita dan senang. Tanpa Yoel sadari ternyata hal itu bikin Yoel juga semangat jalanin kegiatan akademik Yoel.
Pa, Ma… mungkin Yoel nggak sepintar Koko ataupun Michelle yang nggak pernah gagal dalam studi mereka sejauh ini. Tapi, Yoel akan terus berusaha untuk selalu lakuin yang terbaik dan bikin Papa sama Mama senyum. Maaf kalau Yoel sering bandel, maaf kalau Yoel sering bikin Papa sama Mama kesel atau capek sama semua hal yang Yoel lakuin. Mungkin Yoel terlalu gengsi ngomong ini kalau langsung, tapi… Papa sama Mama, I Love you so much, I promise to be a better person and thank you for helping me to learn and grow up, thank you for listening and hearing me out. Thank you for caring about me and always making sure that I’m okay. Being your son is my biggest blessing. Thank you for always remind me to surrender all things to God.
I always wishper your name in my pray, I pray to God and ask for wisdom to do a lot of things after this. Papa, Mama, semua hal yang udah Mama dan Papa lewati bikin Yoel bangga punya orang tua seperti Mama Letta dan Papa Jevin yang hebat.
Papa Jevin, Mama Letta panjang umur ya <3 With Love, Christiano Yoel Geneva Adrian
Letta dan Jevin membaca surat yang diberikan anaknya itu bersama, tanpa terasa air mata Letta mengalir deras dan Jevin juga menitikan air mata yang ia usap dengan punggung tangannya. Hal semanis ini baru mereka dapati dari Yoel anak tengah paling super dengan segala gebrakannya. Letta dan Jevin saling bertatapan sejenak, mereka saling tersenyum, Letta memang tersenyum tapi air matanya terus mengalir.
Jevin pun menyekanya lalu memeluk Letta erat.
“Cetakan kamu sama aku yang sukanya gebrak keluarga bisa manis juga ternyata, ya?” bisik Jevin, ia merasakan Letta mengangguk di pelukannya.
Letta pun sedikit merenggangkan pelukan, “aku nggak bisa diginiin anak-anak, apalagi ini Yoel, enam belas tahun aku jadi Mamanya, baru kali ini baca beginian, dan… pecah banget rasanya… nggak bisa,” kata Letta terbata-bata sambil membungkam mulutnya sendiri dengan telapak tangannya. Sekali lagi Jevin memeluk istrinya itu dan mengecup puncak kepala Letta.
“Anak kita itu special, semua special. Tapi kali ini tingkahnya bener-bener bikin speechless.” Jevin berkata sambil terus membelai rambut panjang Letta.
“Bahkan sejak dia lahir,” kata Jevin lagi. Letta merenggangkan jarak, ia sedikit mendongak menatap Jevin, bibir bawahnya sedikit maju dan bergetar, air matanya mengalir lagi dan Letta terisak lagi. Ia teringat akan kejadian sebelum bahkan sampai Yoel lahir ke dunia. Hal yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
“Udah, jangan diingetin lagi.” Letta menangis tersedu. Jevin tersenyum lalu menenangkan istrinya itu, ia paham bagaimana perasaan Letta bertahun-tahun lalu itu. Saat sudah sedikit tenang, Jevin mengajak Letta keluar dari ruangan kerjanya itu. Dan saat mereka hendak keluar ruangan, tiba-tiba Yoel datang dan melangkah mendekat ke arah mereka.
“Papa… Mama…” Yoel berkata dengan menunduk dan mengulum bibirnya sendiri.
Tapi yang Letta lakukan adalah langsung memeluk Yoel, diikuti Jevin.
“Yoel makasih ya sayang ya udah jadi anak baik, Mama sayang Yoel.” Letta berkata sambil mencium pipi anaknya itu. Jevin juga ikut memeluk, ia sudah kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan rasa harunya. Namun tiba-tiba Yoel malah terisak, lagi dan lagi, Letta dan Jevin sekuat tenaga menahan air mata mereka.
“Papa, Mama, please forgive my mistakes, Yoel janji akan jadi anak baik, dan nggak akan bikin Papa sama Mama malu lagi.” Yoel berkata di atas tangisnya.
“No need to say sorry, nak. Mama bersyukur sama kehadiran Yoel dan semua hal yang udah Yoel lakukan sejauh ini, Yoel anak baik.” Letta mengusap punggung Yoel yang sedikit bergetar itu.
“Terima kasih udah selalu doain Papa sama Mama. I believe that God will cover you with God’s hands and lead you in the right pathway.” Jevin berkata sambil mencium kening Yoel. Saat itu juga tangisan Yoel menggema, rasa haru, bangga dan bahagia terselip di sana. Atmosfer ruangan itu seketika berubah menjadi sedikit sendu tapi lebih banyak rasa haru.
“Yoel sayang Papa Jevin sama Mama Letta,” ucap anak lelaki yang tengah menangis di pelukan kedua orang tuanya itu.