THE DAY
Cinta orang tua kepada anak bukanlah sesuatu yang menuntut timbal balik. Begitulah Jovian kepada Mevin. Juga Lea dan Jeremy kepada Lauren, Jevin dan Mevin. Juga meski Mevin bukan anak kandung Lea dan Jeremy, Jovian jalani hidupnya dengan penuh penyesalan dan akhirnya beranikan diri untuk menemui Mevin kala usia Mevin genap tujuh belas tahun.
Jovian datang dengan posisi sudah menikah lagi dengan seorang wanita bernama Auryn dan memiliki seorang puteri dari pernikahannya kali ini bernama Mikayla. Mungkin benar kata orang, sebutan Mantan istri dan Mantan Suami itu memang ada, tapi tidak dengan mantan anak ataupun mantan orang tua. Sejauh apapun dan selama Jovian pergi, saat ia kembali ia tetap ayah kandung Mevin. Meski butuh waktu belasan tahun untuk Jovian berani mengakui semuanya.
Jovian tidak lepas tanggung jawab, ia tetap memperhtikan tumbuh kembang Mevin dari sosial media milik Lea atau Jeremy. Mevin juga seorang anak lelaki yang tumbuh dengan baik juga berhati besar dan mau menerima kehadiran ayah kandungnya lagi. Bukan hal mudah bagi Mevin tapi Mevin tetaplah Mevin yang lahir dari seorang wanita yang hatinya dan sabarnya seluas samudera serta dibesarkan di keluarga Adrian yang mengajarkan banyak hal. Seperti kabar yang diterima Jovian hari ini bahwa Mevin pingsan saat di sekolah dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Jovian pun langsung menuju ke Rumah Sakit kala itu. Saat Jovian sampai di sana, menemui Mevin di IGD. Di sana ada seorang teman Mevin bernama James dan homeroom Mevin. Setelah beberapa lama mengobrol dengan homeroom Mevin pun mereka berpisah di sana karena sang guru harus kembali ke sekolah. Sedangkan Jovian setuju untuk memilih rawat inap bagi Mevin. Setelah mengurus beberapa hal, Mevin dipindahkan ke ruang rawat inap, Jovian ada di sana, saat perawat sudah meninggalkan ruangan itu, Jovian mendekat ke arah Mevin. Sedangkan Mevin tak bereaksi apapun saat Jovian mengusap dahi Mevin lembut, karena Mevin memalingkan wajahnya Jovian meraih jemari tangan anaknya itu.
“Pa, jangan kasih tahu Mama Lea, Papa Jeremy, Cici sama Jevin.”
“Kenapa? Nanti Mevin dicariin.”
“Papa udah baca hasil observsi dan pemeriksaan?” tanya Mevin. Jovian menghela napas panjang, “iya, jantung bawaan dari Mama Petra, makanya itu Mevin gampang capek, dada sesak, keringat dingin sampai pingsan, Mevin juga sering ngerasa nyut-nyutan di jantung, kan? Mevin harus cek rutin, makanya sekarang rawat inap dulu aja karena tadi Mevin pingsan, ya?” Jovian menjelaskan.
Perkataan Jovian membawa Mevin menatapnya sendu, “Makanya jangan sampai keluarga Adrian tahu, Mevin nggak mau jadi beban.” Mevin seakan memohon lewat tatapan matanya dan tangan yang digenggam Jovian itu semakin erat.
“Iya, Papa nggak akan bilang kamu opname kali ini,” kata Jovian. Mevin tersenyum dan berterima kasih, tanpa air mata ataupun gerutu.