TRAGEDI
Seiring dengan kebersamaan yang telah terbentuk di antara dua anak adam yang memadu kasih, Jevin dan Eve mulai paham dan melengkapi satu sama lain. Jevin adalah pria dengan peluk paling nyaman dan senyuman paling hangat untuk Eve. Mereka sudah bersepakat untuk melabuhkan hati satu sama lain dan Jevin menjanjikan keseriusan hubungan dengan Eve.
Hari ini adalah jadwal book showcase Eve di sebuah Mall. Jevin yang sedang berada di luar kota diminta Eve untuk langsung menuju Mall itu. Sedangkan Ayah, Bunda dan Efraim berniat memberikan kejutan bagi Eve karena mereka mengatakan tidak bisa hadir padahal Ayah, bunda dan Efraim sedang menyiapkan sebuah kejutan kecil untuk Eve saat book showcase nanti.
Jevin tidak bisa mengungkapkan sebuah semangat yang ia rasakan hari ini. Hubungan yang sudah ia jalin dengan Eve sudah mendapat restu dari keluarganya maupun keluarga Eve. Perihal cintanya dengan Eve, ada dua hal yang bisa Jevin rasakan, bertahan sejak bersemi hingga membuatnya berlabuh, kekurangan Eve adalah sebuah anugerah yang Jevin syukuri karena Jevin lebih banyak belajar tentang kehidupan dari Eve. Kalau dibolehkan memutar waktu, mungkin Jevin akan meminta agar ia didekatkan dengan Eve jauh lebih cepat.
Tidak ada celah perpisahan sama sekali. Perdebatan kecil yang terjadi menjadi bumbu kebersamaan mereka berdua selama ini. Tidak ada perselingkuhan atau pihak ketiga. Keduanya bisa menjaga hati dan komitmen. Mereka berdua sudah bersepakat untuk saling melafalkan nama dalam doa dan pejam, serta menjadi seseorang yang punya makna dalam kehidupan.
Cuaca hari ini sangat cerah dan sangat mendukung Eve untuk bersemangat melakukan book showcase pertamanya. Perasaan dalam hatinya sangat campur aduk: bahagia, senang, terharu, dan masih sedikit tidak percaya ia bisa sampai di momen ini dan momen ini akan ia lalui bersama dengan Jevin. Letta juga berjanji akan datang menyusul.
Eve yang sedang berada di dalam taksi pun mengirim voice note kepada Jevin. “Kak, nanti di hall nya ya, nanti kakak harus duduk di depan biar aku bisa lihat kakak, oke? Kakak temenin aku, ya? karena Ayah, bunda sama Efra nggak bisa dateng, aku tunggu kakak. Kak Jevin hati-hati. Rasanya masih nggak percaya, sih. Tapi ... i love you sayang.” Eve mengirimkan pesan suara itu tanpa ragu.
Maka setelahnya belum ada jawaban dari Jevin, mungkin karena Jevin masih fokus menyetir. Eve tak henti melayangkan pandangannya ke jendela memandang dunia luar. Raut wajah Eve beritahukan sebuah kebahagiaan.
Tapi, saat itu, taksi yang Eve kendarai tiba-tiba berhenti mendadak karena mobil di depannya juga melakukan hal yang sama, TINNN! suara klakson keras berbunyi terdengar dari arah belakang taksi yang Eve kendarai sedangkan kendaraan di depan masih terhenti.
Saat Eve menoleh, sorot lampu sebuah truk menembus jendela taksi yang Eve kendarai dan jelas laju truk itu sangat kencang, diduga mengalami blong di bagian rem hingga akhirnya menabrak taksi yang Eve kendarai juga menyeret menghempas mobil di depannya. Bunyi tubrukan dan ringseknya beberapa kendaraan terdengar jelas kala itu. Taksi Eve dihempas kencang. Kecelakaan tragis itu terjadi saat Eve hendak melakukan book showcase pertamanya. Semua menjadi gelap bagi Eve.