128

Malvynn masih saja menunggu Bella di kost-annya, berharap Bella memang berada didalam kamarnya. Namun seketika Malvynn pergi meninggalkan tempat kost Bella setelah mendapatkan kabar bahwa Bella sedang berada di sebuah club.

Perjalanan Malvynn menuju club akan memakan waktu sekitar 1 jam, hingga akhirnya Danu yakni teman 1 tongkrongan Malvynn yang juga teman se fakultasnya ini bingung untuk mengulur waktu agar Bella tak pergi.

Hingga akhirnya Danu dan Sheryl yakni kekasihnya mencari cara dengan membohongi Bella dan berkata bahwa ada teman sekelas Bella sedang berada di club juga.

“Sher, udah pergi kali. Coba tolong lo liatin dulu sebentar.” Ucap Bella dimana ia berada di satu ruangan dengen Sheryl.

“Belum Bell, lo mau nanti dia liat lo lagi ada disini?”

“Ya gamau sih.”

“Yaudah tunggu dulu sebentar, Danu lagi cari cara buat bikin temen lo pergi dari sini.”

“Thanks ya udah mau bantu gue Sher.”

“Heem sama-sama.”

Batin Sheryl “Sorry Bell kita bohong sama lo.”

Namun dibalik itu ada Bara dan Jennifer yang terus saja mencari keberadaan Bella. Mereka khawatir kejadian sebelumnya terjadi lagi, dimana Bella meminum minuman beralkohol dan mabuk.

Padahal awalnya Bella hanya meminta izin pergi sebentar untuk pergi ke toilet. Namun ternyata Bella sudah pergi hampir 40 menit. Bara yang akan menghubungi Bella pun tidak bisa karena hp nya yang tertinggal dan sekarang ada pada Jennifer yakni sekretaris pribadinya.

Jennifer pun pergi ke kamar mandi untuk mencari keberadaan Bella namun hasilnya nihil. Pikiran Bara pun kalut, takut Bella akan mabuk lagi seperti sebelumnya, dan bertemu dengan lelaki yang akan mengambil kesempatan.

“Poppy, gimana?” Tanya Bara pada seseorang yang selalu menjaga Bella itu.

“Tidak ada pak, saya sudah cari di beberapa tempat tapi saya tidak menemukan non Bella.”

“Jennifer, coba kamu tanya sama bartendernya siapa tau dia melihat Bella.”

“Baik pak.”

Bara kembali mencari keberadaan Bella. Dan disekitar pukul 10 lewat 40 menit, Malvynn mengabari Danu bahwa ia telah sampai dan sudah menunggu didepan club. Mendengar itu membuat Danu dan Sheryl membiarkan Bella pergi keluar agar cepat diketemukan oleh Malvynn.

“Thanks ya Dan, Sher.”

“Oke oke.” Jawab Danu.

Seketika Danu mengabari Malvynn bahwa Bella sebentar lagi akan pergi keluar dari club bersama dengan Bara. Sepanjang perjalanan untuk keluar dari club, Bara terus saja diam dengan wajah yang sedikit marah, Bella bertanya pun tak dijawab olehnya. Namun seketika Bara berhenti dan berkata.

“Kamu tau saya cemas sama kamu Bella?” Ucap Bara pada Bella.

“Maaf Bara, tadi ada teman saya disini, dan saya tidak mau dia melihat saya ada disini.”

“Harusnya kamu bilang sama saya, biar saya yang urus.”

Ini pertama kalinya Bella melihat Bara marah seperti ini setelah beberapa minggu mengenal Bara. Dan tak lama keduanya pun pergi keluar dan menghampiri mobil yang sudah menunggu didepannya.

Namun tak sengaja Bara bertemu dengan seseorang yang dikenal olehnya, yakni temannya semasa kuliah. Malvynn yang sedang menunggu akhirnya melihat Bella dan seketika menghampirinya. Namun Malvynn ditahan oleh beberapa orang yakni bodyguard yang bekerja dengan Bara.

“Jennifer, dia teman saya.”

Jennifer pun meminta bodyguard bodyguard itu untuk membiarkannya dan seketika Bella menarik lengan Malvynn dan pergi menjauh dari sana. Walaupun Bara masih sibuk mengobrol dengan temannya itu, tapi Bara terus saja fokus melihat Bella yang baru saja pergi menjauh dengan Malvynn.

“Vynn 2 hari lagi, gue mohon sama lo. Biarin gue dulu ya? Gue ga lagi ngelakuin hal hal yang lo pikirin ko Vynn. Gue disini cuma kerja, ga lebih dari itu.”

Namun ucapan Bella sama sekali tak Malvynn hiraukan. Malvynn buru buru membuka jaketnya dan menyimpan jaket itu dipundak Bella. Namun Bella malah melepaskan kembali.

“Bella, pake jaketnya.”

“Ya Vynn?”

“Ini bener bener bukan Bella yang gue kenal.”

Bella pada saat itu memakai dress berwarna hitam dibawah lutut dan tanpa lengan. Awalnya Bella memakai sweater berwarna peach, namun sweater dia basah terkena air tumpahan minuman. Bara pun awalnya memakaikan jas miliknya pada Bella, namun Bella tak ingin memakainya.

“Lo pulang sama gue.”

“Gue ga mau.”

“Bella, gue mohon.”

“Malvynn, dengerin dulu, gue bakal ceritain semuanya sama lo. Tapi setelah semua ini selesai Vynn, 2 hari lagi, ga lebih.”

“Jadi ini alasan lo keluar dari part time, Bella?”

“Vynn.”

“Engga Bella, lo pulang sama gue sekarang. Pake helmnya.” Ucap Malvynn sembari memberikan helm pada Bella, tapi tak Bella ambil.

Tak berapa lama Malvynn pun mengambil kembali jaket dari tangan Bella dan memakaikan kembali di pundak Bella.

“Malvynn, please.”

Bella pun akhirnya membuka kembali jaket itu dan memberikannya pada Malvynn lalu memutuskan pergi meninggalkan Malvynn. Namun melihat itu seketika Malvynn kembali menarik lengan Bella, walaupun Bella menolak Malvynn terus memaksanya.

Bara sebenarnya tidak fokus berbincang dengan temannya itu karena matanya hanya fokus pada Malvynn dan Bella yang jaraknya sedikit jauh darinya, dan ketika melihat Bella yang terus dipaksa oleh Malvynn seketika Bara meninggalkan temannya dan menghampiri keduanya lalu memukul Malvynn, dan Bara membawa Bella ke belakang tubuhnya.

“Saya lihat Bella sudah meminta kamu untuk melepaskan tangannya kenapa masih kamu paksa?” Ucap Bara.

“Bukan urusan anda Bara Enangga.”

Mendengar Malvynn menyebutkan nama Bara membuat Bella terkejut. Harapan agar semua orang tak tau soal ini ternyata nihil, satu persatu orang terdekatnya tau apa yang belakangan ini ia lakukan. Padahal Bella sudah berusaha untuk menutupi ini sampai kesepakatan itu berakhir dan melupakan semua kerja sama dengan Bara.

Tak lama Bara mengenggam tangan Bella dan membawanya berjalan mendekati mobil lalu meminta Bella untuk masuk ke dalam mobil, Malvynn pun berusaha mengejar Bella namun ditahan oleh beberapa bodyguard.

Malvynn terus saja memanggil Bella namun Bella tak hiraukan Malvynn sama sekali. Dan ketika dia akan masuk ke dalam mobil, seketika melihat Malvynn yang terus saja berusaha melepaskan lengan lengan bodyguard itu dari badannya.

Batin Bella “Maafin gue Vynn.”

“Bella, masuk sekarang.” Ucap Bara.

Bella pun akhirnya masuk kedalam mobil disusul oleh Bara yang duduk tepat disamping Bella. Tak lama keduanya berangkat untuk pergi ke sebuah cafe dimana tempat ini kadang dipakai untuk menghabiskan waktu bersama.

Dan dalam perjalanan Bella mulai membuka percakapan dengan Bara padahal biasanya Bella jarang seperti ini, karena selalu Bara yang membuka percakapan.

“Bara, saya mohon tolong jangan lakukan apapun sama temen saya.”

“Tapi dia sudah mau menyakiti kamu Bella.”

“Tidak Bara. Dia hanya khawatir sama apa yang belakangan ini saya lakukan.”

“Pasti dia mikir macam-macam terhadap kamu.”

“Saya mohon Bara.”

Namun Bara tak menjawab sama sekali dan menghiraukan Bella walaupun Bella terus saja memohon padanya. Ketika Bella sedang dalam perjalanan, Malvynn menghubungi seorang temannya yang diminta olehnya untuk melacak keberadaan Bella.

“Gimana?” Tanya Malvynn pada seorang temannya lewat sambungan telepon.

“Udah Vynn, ini nomernya bener punya temen lo kan?”

“Iya bener, udah sampe mana Ben?”

“Baru sampe perempatan Vynn. Ga jauh dari club.”

“Udah lo hubungin bang Jev?”

“Ga aktif nomernya anjir.”

“Duh anjing. Gue tutup dulu teleponnya Ben.”

“Oke oke.”

Setelah menutup sambungan telepon dengan Beni, Malvynn pun buru buru menghubungi salah satu teman tongkrongan Jevera. Dan tak lama seorang teman Jevera itu mengangkatnya.

“Jev, ini si Malvynn telepon gue, katanya mau ngomong sama lo.”

Teman Jevera itu pun memberikan handphone miliknya pada Jevera.

“Bang, kenapa nomer lo ga aktif anjing?”

“Hp gue ketinggalan Vynn, ada apaan?”

“Bella, bang. Ini lo pinjem hp temen boleh kagak? Nanti Beni yang kasih tau Bella ada dimana bang, dia sekarang lagi dijalan sama si Bara.”

“Bara? Anjing.”

“Oke oke, lo kasih aja nomer hp si Januar yang ini Vynn. Gue otw.” Tambah Jevera.

“Oke sip ntar Beni nyambungin nomer hp bang Januar sama nomer hp gue.”

Seketika Jevera mengakhiri panggilannya, dan meminjam motor milik temannya.

“Lo kenapa anjing? Panik begitu.” Tanya salah satu temannya.

“Biasalah, siapa lagi kalo bukan karena Bella.” Jawab salah satu teman yang lainnya.

“Jan, gue pinjem hp, earphone sama motor lo sekarang.”

“Buat apaan anjim? Kalo cewek gue nelepon gimana bangsul?”

“Pake hp lo yang satunya dulu lah jir, urgent sekarang.”

“Yaudah nih.” Ucap Januar sembari memberikan kunci motor dan earphone pada Jevera, Jev tidak memilih membawa mobilnya karena ia pikir akan lebih cepat jika mengendarai motor.

“Ini kunci yang mana anjim?”

“Cross yang item.”

“Bangsul, motor cross lu yang item kan ada beberapa anjim.”

“Polek ijo.”

“Oke sip.”

Tak lama Jevera mengendarai motor milik temannya dan mulai menyusul Malvynn. Jevera dan Malvynn sudah tersambung oleh panggilan dari Beni dimana ia akan memberi tahu keberadaan Bella. Dibalik itu Bella dan Bara masih dalam perjalanan menuju cafe.

“Bara, ini bukan jalan ke tempat yang mau kita datengin.”

“Maafkan saya Bella.”

“Maksud kamu apa Bara?”

Tiba-tiba saja Bara mengeluarkan sebuah sapu tangan yang sudah diolesi obat disapu tangan itu hingga membuat Bella pingsan. Jennifer yang sedang berada didepannya seketika melihat kebelakang.

“Pak, ga gini caranya pak. Yang bapak lakukan sekarang ini salah pak.”

“Saya tidak mau Bella pergi dari saya Jennifer. Jadi ini satu satunya cara untuk membuatnya stay sama saya.”

“Engga pak. Poppy putar balik dan pergi kekost-an Bella.”

“Maaf Jennifer.” Jawab Poppy.

“Poppy, saya mohon.”

“Poppy berentikan mobilnya. Dan pindahkan Jennifer ke mobil belakang.”

“Baik pak.”

Poppy memberhentikan mobilnya di tepi jalan dan memaksa Jennifer untuk keluar dari mobil. Namun dengan cepat Jennifer mengambil ponsel dari sakunya dan berniat menghubungi Jevera dan Malvynn, Poppy yang melihat itu buru buru mengambil handphone milik Jennifer, dan memukul punggung Jennifer sehingga membuatnya pingsan dan kemudian dibawa ke mobil yang berada dibelakangnya.

“Jangan sampe Jennifer menghubungi siapapun. Tunggu sampe pak Bara selesai memperpanjang kontraknya dengan non Bella.”

“Baik bu.” Ucap bodyguard yang ada didalam mobil itu.

“Kita jalan sekarang, tapi nanti kalian tidak usah ikut kedalam, cukup tunggu didepan.”

“Siap bu.”

Tak lama kedua mobil itu pun kembali berjalan dan sesampainya dibawa sebuah jembatan dengan sungai disampingnya, Bara pun menunggu Bella terbangun.

“Poppy kamu tunggu diluar saja.”

“Baik pak.”

15 menit sudah Bara menunggu akhirnya Bella pun bangun. Namun ketika bangun dan melihat Bara. “Bara, saya mohon jangan seperti ini Bara.”

“Kamu tanda tangani kontrak kerja baru kita.”

“Engga Bara, saya tidak mau.”

“Sebenarnya saya tidak mau menyakiti kamu Bella, tapi hanya dengan cara ini supaya kamu masih tetap bekerja dengan saya.”

“Kalau saya menandatangani kontrak kerja ini dengan terpaksa, saya yakin selama kontrak kerja berlangsung saya akan membenci kamu Bara Enangga.”

Bella pun berusaha membuka pintu mobil agar bisa keluar dari sana. Namun Bara sengaja mengunci pintu itu sampai Bella mau menandatangani kontrak kerja baru yang sudah dibuatnya.

“Bella, saya mohon.”

Namun terlihat dari jauh Jevera dan Malvynn dengan mengendarai motornya masing-masing. Melihat itu membuat Bella berteriak minta tolong. Poppy yang mendengar teriakan Bella seketika berbalik dan melihat Malvynn dan Jevera.

“Lo urus si Bara bang. Biar gue yang urus ni cewek.” Ucap Malvynn sembari melihat ke arah Poppy.

Melihat Jevera yang sedang menghampiri mobilnya, Bara meminta Bella untuk cepat cepat menandatangani kontrak kerja itu, namun Bella tetap kekeh dan tidak mau menandatanganinya. Seketika itu membuat Bara marah dan mengeluarkan sebuah suntikan yang berisi cairan obat, lalu menyuntikkan pada punggung Bella. Bella pun seketika menatap Bara dan meneteskan air matanya.

“Kamu jahat Bara.”

“Maafkan saya Bella.”

Dengan kaca yang transparan itu membuat Jevera melihat ketika Bara menancapkan sebuah suntikan pada punggung Bella.

“Bara anjing.” Teriak Jevera yang kemudian memarkirkan motornya lalu turun dari motor.

Seketika Jevera mulai membuka pintu mobil namun ternyata masih terkunci dan mulai mencari sebuah batu besar lalu memecahkan kaca mobil tepat dikursi samping supir kemudian membuka slot kunci pintu tepat disamping Bella. Lalu Jevera membuka pintu mobil.

“Bella, bangun Bell. Ini gue Bell.” Ucap Jevera sembari menepuk pelan pipi Bella.

Melihat itu dengan cepat Bara keluar dari mobil dan beralih ke tempat duduk supir dan mulai menyalakan mesin mobil, namun buru buru Jevera membawa tubuh Bella keluar dari sana dan membuat keduanya jatuh ke tanah.

“Jevera Prasadja brengsek.” Ucap Bara.

Malvynn pun terkejut setelah melihat keduanya terjatuh, namun itu membuat Poppy memukul Malvynn hingga Malvynn tersungkur dan kemudian berlari lalu masuk kedalam mobil yang dikendarai oleh Bara. Tak lama Malvynn berdiri dan berlari menghampiri Jevera.

“Bella kenapa bang?”

“Dia pingsan Vynn, lo ambil suntikkan yang ada dipundaknya mau gue pastiin kalo itu bukan narkoba.”

“Bara bajingan.”

Jevera melepaskan tas Bella yang masih menggantung ditubuhnya, dan mulai melepaskan kemeja yang dipakai olehnya lalu memakaikan pada tubuh Bella. Tak lama meminta Malvynn untuk membuka jaketnya, kemudian menyimpan jaket itu ditanah dan menidurkan Bella yang disimpan tas milik Bella dibawah kepalanya.

Jevera pun mulai menghubungi Andre untuk datang keempatnya sekarang, 30 menit sudah Jevera dan Malvynn menunggu akhirnya Andre pun datang.

“Ade gue kenapa itu anjim?” Ucap Andre setelah melihat Bella sedang terbaring ditanah.

“Bener dugaan gue kan bang?”

“Dugaan apa anjim?”

“Bella berenti magang itu pasti karena ada sesuatu, gue yakin ini ulahnya Bara bang.”

“Bara Enangga PT Thione?” Tanya Andre yang menatap Jevera dan tak lama beralih menatap Malvynn.

Anggukan dari Jevera dan Malvynn.

“Anjing brengsek.”

“Oh iya bang satu lagi, ini coba tolong lo cek apa kandungan dicairannya, gue takut si Bara naro narkoba didalemnya.”

“Anjing, gila tu orang.”

“Kuncinya mana bang?”

“Masih dimobil Jev.”

Jevera pun membawa Bella masuk kedalam mobil dan menidurkannya tepat disamping kursi supir. Dan tak lama disusul oleh Malvynn yang memasukkan tas Bella kedalam kursi dibelakang.

“Jev, tangan lo kenapa anjim?”

Seketika Jevera dan Malvynn melihat kearah lengan Jevera, dimana sepertinya terluka terkena pecahan kaca yang masih menempel di pintu mobil ketika Jevera berusaha membuka slot kunci pintu mobil tadi.

“Duh gimana dong anjim? Tinggalin aja motornya disini Jev, ntar gue suruh orang buat ambil, jadi gue bawa motor Malvynn, dan lo berdua bisa naik mobil. Vynn, lo aja yang bawa mobilnya.”

“Gausah bang, lo bawa aja mobilnya, gue sama Malvynn naik motor ngikutin lo dari belakang.”

“Tangan lo berdarah anjim.”

“Dikit ini elah.”

“Dikit apaan anjim.”

Melihat keduanya beradu mulut membuat Malvynn menggelengkan kepalanya dan Malvynn pun mendekati Jevera dan mengikatkan sapu tangan miliknya dilengan Jevera.

“Kalo sampe Bella tau dan ini karena dia, lo bisa diomelin sama dia anjim bang. Lo tau kan anaknya gimana? Bisa bisa seharian dia ngomel ngomel sama lo bangsul.”

“Ko lo berdua sosweet gini bangsul. Ga ada hubungan diantara lo berdua kan anjing? Apa gara gara lo berdua yang berantem waktu itu jadi membuat kalian sadar kalo kalian ternyata ada perasaan satu sama lain?”

“Kagak lah anjing, gila lo bang.” Jawab Malvynn.

“Iyalah kagak mungkin orang lo berdua sukanya sama Bella hahahaha.” Jawab Andre.

“Makanya temenan tuh kagak usah libatin perasaan bangsul, jadi berantem kan lu berdua.” Tambah Andre.

Namun ketika Malvynn dan Jevera saling bertatapan dan keduanya teringat dengan kejadian pertengkaran di lapangan basket pada saat itu, membuat keduanya tertawa. Hingga akhirnya keduanya sangat yakin betul jika Bella tidak akan pernah menyukai atau memilih siapapun diantara keduanya, dikarenakan perasaan Bella yang masih ada di cinta pertamanya yakni DC, itulah yang membuat keduanya tersadar dan memilih untuk tidak mempermasalahkannya lagi.

“Lu pada kenapa? Wah anjim bener ini pasti ada sesuatu di antara lo berdua. Mana lo berdua jomblo anjim.”

“Anjing ngaca bang.” Balas Malvynn.

“Bangsul emang, ngomong begitu berasa punya cewek lo anjim, udah buruan bang bawa mobilnya.”

“Ni anak ko ngeyel ya anjim. Yaudah gue aja yang bawa motornya, lo bawa mobilnya. Jadi gue sama Malvynn yang ngikutin lo dari belakang.”

“Yaudah berangkat sekarang, udah malem juga ini.”

“Eh Vynn telepon si Chloe dulu, kabarin dia.”

“Emang dia tau masalah ini bang?”

“Hooh, kalo kagak tau berabe anjir.”

“Kalo gitu Firda, Vynn. Dia pasti tau soal ini.”

Malvynn pun menghubungi Firda dan memintanya untuk menunggu diluar kost, karena ada peraturan dimana lelaki tidak boleh masuk kedalam kost. Dan sesampainya di kost-an ternyata tak hanya Firda yang menunggu disana melainkan dengan Tania juga.

“Ada apa Ini Vynn?”

“Ceritanya panjang ka.”

Namun tiba-tiba saja keluar Chloe dari balik gerbang.

“Nah loh kalian lagi ngumpetin apaan dari gue?”

Firda dan Tania pun terkejut karena hanya Chloe yang tidak tahu masalah ini, seketika Chloe melihat ke arah mobil dan terlihat Bella tepat disamping Jevera, kemudian menghampiri Jevera dan membawanya keluar dari mobil.

“Wah anjing lo bang, lo apain bestie gue, anjing?”

“Chloe tenang dulu Chloe.” Ucap Tania.

“Ga ada tenang tenang ka, dia pasti lakuin sesuatu ke bestie gue ka.”

“Ini bukan karena bang Jev ka.” Ucap Firda.

“Lo semua mau nutupin ini dari gue kan?”

“Chloe, Chloe, denger kaka dulu sekarang. Ini bukan waktunya kita buat bahas ini, yang terpenting sekarang bawa Bella masuk dulu, setelah Bella sadar dan dia siap buat cerita, baru kita tanya okay? Kalo kita bahas disini takut ada tetangga yang liat atau denger dan mikir macem macem sama Bella. Jadi sekarang kaka mau minta tolong sama kamu buat alihin mpok, biar Jev atau Malvynn yang bawa Bella masuk kedalem.”

“Lo pasti tau sesuatu ka, ya kan?”

“Chloe, kaka mohon jangan sekarang, hm?”

Namun pada akhirnya Chloe dan Firda pergi kedalam dan mengalihkan perhatian Julia yakni security di tempat kost Bella. Keduanya mengalihkan dengan berbohong bahwa ada seekor tikus didapur kost an. Dan pada saat itulah Tania meminta Jevera untuk membawa Bella ke dalam kamar. Setelah sampai di kamar Bella dan menidurkannya.

“Sekarang lo buruan keluar, keburu mpok balik ke post jaga lagi.” Ucap Tania.

“Gue titip Bella ya ka.”

“Ga perlu khawatir, ada Firda sama Chloe juga yang bakal jaga Bella.”

“Gue balik sekarang.”

“Heem, hati-hati.”

Jevera pun akhirnya memutuskan pergi dari kamar Bella.