246

Hari ini hari wisuda ketiganya, tanggal 28 Maret 2022. Hanya dalam waktu 3 bulan Jevera dan Malvynn menyelesaikan skripsi dengan sidang di bulan februari. Berbeda dengan Bella yang beralih mengambil rancang bisnis baru dan tidak menyelesaikan skripsinya karena beberapa alasan yang membuatnya lebih memilih untuk mengambil rancang bisnis baru.

Bella menyelesaikan tugas akhirnya hanya memakan waktu 1 bulan saja, yang juga dibantu oleh orang orang terdekatnya, dan salah satunya adalah Malvynn. Tidak dengan Jevera yang hanya membantu dibelakang Bella dan tanpa diketahui oleh Bella sendiri. Dikarenakan hubungan keduanya sudah tidak baik sejak kejadian di akhir bulan Januari kemarin.

Dan hari inilah hari terbesar untuk ketiganya. Terdengar riuh suara suara dari mahasiswa dan keluarga keluarga nya. Mereka sibuk dengan berfoto foto ria.

Acara pemberian ijazah telah selesai. Dengan baju toga dan selempang ditubuhnya yang terlihat sangat membanggakan. Jevera dengan selempang lulusan terbaik bisnis 2022, dan juga cum laude dan Malvynn juga Bella yang bertuliskan cum laude. Keluarga masing-masing menemani ketiganya. Dan kini sedang berkumpul bersama.

“Ayo ayo ayo foto dulu.” Ucap Andre pada Jevera, Malvynn dan Bella.

Namun ketika Andre mulai mengarahkan Bella untuk berada ditengah, Jevera dan Malvynn yang disampingnya. Bella sedikit canggung dan sebenarnya Bella tidak mau, namun tak ada pilihan lagi, karena Bella tidak mau orang-orang dihadapannya kini tahu jika hubungan Bella dan lelaki disamping kanannya sedang tidak baik-baik saja.

Andre pun mengambil foto ketiganya. Setelah selesai berfoto foto dan mulai sibuk kembali dengan bertemu teman temannya masing-masing, tiba-tiba saja Shinta menghampiri Bella.

“Dari tadi ibun nungguin kamu buat sendirian sayang, ga dapet dapet mulu nih, temennya dateng ke kamu terus, dan sekarang waktunya ibun ngomong sama kamu.”

“Hehehe maaf ya ibun, ibun mau ngomong apa sih? Kayanya serius banget nih.” Ucap Bella yang kemudian mendekati Shinta dan kemudian menggandeng tangannya.

“Ibun cuma mau bilang kalo ibun kangen banget sama kamu. Kita udah lama ga ketemu. Sekarang kamu susah banget kalo dihubungin, dan susah juga buat diajak main.”

“Hmmmm maaf ya ibun, beberapa bulan kemarin aku sibuk banget bun. Tugas akhir membuatku menjadi sangat sibuk sekali. Sibuknya bahkan berkali kali lipat bun. Tidur aja ga teratur banget.” Ucap Bella sembari memegang keningnya.

Melihat tingkah Bella membuat Shinta tertawa, sudah lama tak berjumpa dengan Bella membuatnya rindu dengan tingkahnya yang seperti ini.

“Ayo sayang.”

“Loh ayo kemana bun?”

“Ibun sama om Pras mau ngadain acara buat kalian bertiga.”

“Ibun maaf, bukannya aku nolak, tapi sekarang aku mau langsung pulang ke Bandung bun, ada urusan di Bandung setelah ini. Jadi aku ga bisa ikut bun, maaf ya bun.”

“Hmm.” Ucap Shinta sembari mengerucutkan bibirnya.

“Maaf.” Ucap Bella yang memegang tangan Shinta.

“Gapapa bun, bawa aja. Masih ada waktu buat pulang ke Bandung ko. Sampe jam berapa kalo boleh tau ya bun?” Ucap Rey yang berbicara dari arah belakang Bella yang sedang berjalan mendekati keduanya.

Batin Bella “Aduh abang.”

“3 jam deh kayanya, 1 jam buat foto studio, 2 jam buat makan sama sama, gimana? Masih bisa kan bang Rey?”

“Oh bisa ko bun, ini saya chat keluarga yang di Bandung dulu ya bun untuk tunda beberapa jam.” Ucap Rey sembari berpura-pura mengetik di ponselnya.

“Emang gapapa?” Tanya Shinta.

“Gapapa bun, acaranya masih lama ko, cuma Bella khawatir aja karena takut macet dijalan dan telat ke acaranya.”

“Hm gitu, jadi bisa nih?”

“Bisa banget bun.”

“Oke, ajak ibu, ambu sama Rania juga ya sayang. Ucapnya pada Bella, Rey ikut ya?” tambah Shinta yang melihat ke arah Rey.

“Kalo saya ga bisa ikut nih ibun, masih ada urusan lain.”

“Oh yaudah gapapa, ibun kesana dulu ya sayang, mau ngasih tau yang lain dulu.” Ucap Shinta sembari mengusap punggung Bella, Bella pun menganggukkan kepalanya, dan tak lama Shinta pun pergi meninggalkan Rey dan Bella.

“Abang, ih apa apaan sih.”

“Lagian kenapa kamu boong? Pake bilang ada urusan di Bandung, padahal kamu ga akan ikut pulang ke Bandung.”

“Ya kan harus ketemu sama ka Billa bang, ka Billa lagi ngidam pengen liat aku pake toga, kalo ga keturutan ntar anak abang ngeces loh. Abang mau kaya gitu?”

“Masih aja percaya kaya gituan. Lagian masih bisa ketemu besok kan? Bisa vcall an juga. Gausah dibuat alesan deh ade.”

“Ga bisa abang. Sekarang aku mutusin buat ikut pulang juga ke Bandung. Aku mau nginep di rumah sakit buat temenin ka Billa sampe sembuh.”

“Kenapa sih? Hari ini kamu aneh banget. Kamu ada masalah kan sama Jevera? Dari tadi abang liat sikap kamu beda banget sama Jevera.”

“Engga, aku ga ada masalah apa apa sama bang Jev.” Ucap Bella sembari mengalihkan penglihatannya ke sembarang arah.

“Boong kan? Sampe boong gitu sama ibun, cerita sama abang, ada apa?”

“Orang ga ada apa apa juga.”

Bella pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Rey. Namun ketika berjalan dan beberapa langkah didepan Rey, Bella kembali menoleh ke belakang dan berkata.

“Jangan sampai ada yang ketinggalan ya bang. Apalagi jalu.”

Rey hanya membalas dengan mengacungkan jempolnya.

Sekitar pukul 3 sore setelah foto studio, dan berpindah ke sebuah restoran yang sudah disewa selama 2 jam oleh Shinta dan Pras, yang direncanakan untuk acara graduation ketiga anak anaknya, Jevera, Bella dan Malvynn.

Bella pun terpaksa ikut acara ini karena ia gagal memberikan alasan pada Shinta akibat ulah Rey. Dan kini keluarga dari masing-masing pun sudah berkumpul berjajar berhadapan hadapan, dan sekarang Bella baru sadar jika ia berhadapan hadapan dengan Jevera, namun juga dengan Malvynn yang berada disamping Jevera.

Bella sebenarnya ingin pindah pun bingung karena kursi sudah terisi penuh, diminta tukar dengan Rania yang ada disampingnya pun Rania nya menolak. Dan dengan terpaksa lagi, Bella harus menerima apa yang terjadi sekarang.

Sebelum memulai makan, Pras memberikan sedikit sambutan dan ucapan selamat kepada anak anaknya, dan sedikit berbincang bincang terlebih dahulu sebelum memulai makan.

Makanan telah siap di meja sedari mereka datang dan setelah Pras memberikan sambutan, makan bersama pun dimulai, ditambah dengan berbincang bincang bersama.

Ditengah makan bersama, tak lama Bella meminta izin untuk pergi ke toilet. Malvynn yang melihat itu seketika berbisik pada Jevera.

“Tuh bang sekarang kesempatan lo buat ajak Bella ketemu, baru ntar malem lo jelasin semuanya sama Bella. Inget ya bang sama taruhan kita berdua waktu itu, dan lo kalah dari gue.”

“Anjim lo.” Balas Jevera dengan suara yang pelan.

Namun balasan Jevera membuat Malvynn sedikit tertawa. Ya keduanya punya taruhan dan itu membuat Jevera kalah, mau tak mau Jevera harus menuruti apa permintaan Malvynn.

Tak lama Jevera pun memutuskan untuk pergi ke toilet. Namun Jevera tak masuk ke dalam toilet lelaki, melainkan menunggu didepan toilet wanita.

15 menit sudah Bella berada ditoilet dan ketika keluar dari toilet, Bella melihat Jevera yang berada tidak jauh dari sana, sedang berdiri sembari menyenderkan tubuhnya di tembok, dan juga menunduk sembari melihat kedua kakinya yang digerak gerakkan kan olehnya.

Dan ketika menyadari ada bayangan, seketika Jevera mendongakkan kepalanya, keduanya pun kini saling bertatapan. Namun tak Bella hiraukan dan langsung pergi dari sana, Jevera pun sedikit berlari dan menghampiri Bella.

“Nanti malem kita bisa ketemu? Ada yang mau gue jelasin sama lo Bell.” Ucap Jevera sembari memegang lengan Bella.

Seketika Bella berhenti ketika Jevera memegang tangannya, namun masih saja menatap ke arah depan dan sama sekali tak menghiraukan keberadaan Jev yang berada disampingnya yang masih saja memegang lengannya.

Tak ada jawaban apapun dari Bella, dan tak lama Bella melepaskan genggaman tangan Jevera yang ada dilengannya dan memutuskan pergi dari sana. Jevera tak mengejar Bella dan hanya melihat kepergian Bella yang terus saja berjalan menuju tempat makan kembali.


Sekitar pukul 7 malam disebuah taman, Jevera menunggu kedatangan Bella. Itu bukan karena Bella mau menemui Jevera melainkan Malvynn yang merencanakan ini. Yang dilakukan ketika masih direstoran tadi, dimana Malvynn meminta Bella untuk menemuinya di sebuah taman yang biasa mereka kunjungi dengan beralasan akan memberi sesuatu pada Bella.

Namun sudah 1 jam Jevera menunggu, tetapi Bella tak kunjung datang. Sampai akhirnya Jevera memutuskan untuk menghubungi Bella namun ternyata nomernya tidak aktif. Dan ketika Jevera menelepon Malvynn ternyata sama, keduanya sama sekali tak bisa dihubungi. Jevera pun memutuskan kembali ke mobil dan memberitahu Tania bahwa Bella tak bisa dihubungi.

Keduanya pun memutuskan untuk kembali ke kost an dan berharap Bella berada disana. Namun sesampainya di kost an, Julia menyampaikan bahwa Bella sudah pulang ke Bandung, barang barangnya pun sudah dibawa tadi siang.

Dan tak lama ada notifikasi dari handphonenya bahwa seseorang telah mengirimkan sejumlah uang ke dalam rekeningnya dengan note. Thanks Jevera Prasadja. Jevera langsung tertuju pada Bella. Walaupun itu tak tertulis dari Bella melainkan nama rekening orang lain. Tanpa berpikir panjang Jevera dan Tania memutuskan untuk pergi ke Bandung.

Dalam perjalanan, Tania mencoba menghubungi Chloe dan Firda berharap keduanya tahu keberadaan Bella, namun keduanya tidak tahu sama sekali, bahkan hanya pamit saja untuk pulang ke Bandung. Jevera pun tak hanya diam, dia mencoba menghubungi Rey, Salma, Indri dan Rania. Namun hasilnya nihil nomernya tak ada yang aktif, hanya penyesalan yang ada pada saat ini.

Sudah hampir 6 jam dalam perjalanan, keduanya pun sampai dirumah Bella. Waktu menunjukkan pukul 3 pagi, dan Jevera mulai mengetuk ngetuk pintu rumah Bella. Jevera mulai memanggil satu persatu keluarga Bella, namun belum ada jawaban, sembari menunggu pintu terbuka, Tania terus mencoba menghubungi Bella, dan beberapa orang yang mengenal Bella, berharap tau kebaradaan Bella sekarang. Namun ketika 15 menit sudah Jevera terus mengetuk pintu rumah, akhirnya ada seseorang yang membuka pintu rumah.

“Bell.” Ucap Jevera.

Namun ternyata itu bukan Bella, melainkan seorang wanita yang sepertinya berumur 20 tahunan.

“Ada apa ya a?”

“Bella nya ada?”

“Bella? Oh anaknya ibu Salma?”

“Iya.”

“Maaf a, mereka udah pindah. Sekarang rumahnya diisi sama keluarga saya.”

Jevera dan Tania saling bertatapan, penyesalan itu semakin besar setelah mendapatkan kabar bahwa Bella sudah pindah. Keduanya pun pergi dari sana, pemilik rumah yang baru tak tahu Bella dan keluarga pindah kemana, nomor Bella yang baru didapat dari pemilik rumah baru pun sudah tak aktif. Keduanya sedang berada di dalam mobil, Tania hanya bisa menangis pada saat ini, Jevera pun terus mencoba menenangkan Tania.

“Ini salah bubun bang, harusnya dari awal bubun ga ajak abang bohong. Harusnya dari awal bubun bilang kalo abang keponakan bubun.”

“Bun, jangan nyalain bubun kaya gini. Abang yang salah. Abang yang buat rencana ini bun. Maafin abang.” Ucap Jevera yang kemudian mendekat ke arah Tania dan memeluknya.

Namun tiba-tiba saja ketika keduanya sedang berpelukan, keduanya mendapatkan kabar bahwa Malvynn mengalami kecelakaan, dan meninggal dunia beberapa jam setelah mendapat penanganan dari dokter. Keduanya benar-benar sedih, setelah Bella menghilang dan tak ada kabar, kini mendengar kabar duka dari Malvynn. Keduanya pun memutuskan untuk kembali ke Jakarta.