Jio sarapan sendiri
Jendral sudah tidur setelah menghisap dada Jio kuat seperti anak bayi yang menyusu.
“Tidur yang nyenyak ya om Jendral sayang” ucap Jio
Pipi Jendral dikecup pelan agar Jendral tak terusik dari tidurnya.
Jio yang belum mengantuk akhirnya berdiri dari tempat tidur dan melihat dirinya didepan kaca.
Bajunya berantakan, putingnya memerah sedikit bengkak.
“Dasar om Jendral, kayak anak bayi aja suka banget nenen sama Jio” ucapnya menatap dirinya didepan kaca.
“Padahal Jio kan engga bisa ngeluarin susu”
Jio iseng memotret dirinya, masih dengan puting menegang dan baju berantakan.
Foto itu ia posting ke akun gembokan miliknya.
Jio merasa ada yang kurang ia lakukan pagi ini, Jio berpikir mengingat kembali.
Setelah memutar kejadian dari pagi ia teringat dirinya belum sarapan, karena Jendral tadi melarangnya makan bubur milik Jendral.
Bukan pelit tapi ia tak ingin Jio memakai sendok yang sama dan berujung ketularan dengannya.
Bergegas Jio merapikan bajunya lalu keluar kamar dan mengisi perutnya yang keroncongan.
●●●
Jio duduk di kursi meja makan bersama Tara dan Nalen.
Keluarganya sudah makan tadi karena harus segera kekantor.
Kalau Papa dan Papinya karena tiga hari lagi mereka pulang ke Chicago mereka pergi jalan mencari oleh-oleh.
Hanya tersisa Jio yang belum sarapan karena harus mengurusi bayi besarnya yang menolak makan tadi dan berakhir ia menyuapinya sambil sesekali tubuhnya di gunakan untuk menyusu oleh suaminya.
“Adek mau makan apa?” tanya Tara pada mantu kecil tersayangnya.
“Jio mau ayam goreng tepung itu” ucapnya dengan semangat menunjuk ayam yang terlihat begitu lezat.
“Okey terus apa lagi lauknya dek?” Tanya Tara lagi.
“Engga, mau ayam goreng aja” ucapnya.
Entahlah makanan lain tak membuatnya tertarik, bau mereka terlalu menyengat membuat Jio merasa gejolak tak enak diperutnya.
“Bubu, makanan yang lain boleh ditutup ga?” ucap Jio yang terganggu dengan bau makanan itu.
“Boleh sayang” ucap Tara.
Jio membantu Tara dan Nalen menutup beberapa mangkok berisikan lauk.
Setelah semuanya sudah tertutup dan tak mengganggu barulah ia makan.
“Nyam.. Bubu ayam gorengnya enak banget” ucap Jio sangat semangat memakan ayamnya.
“Bisa aja anak bayi” ucap Tara mencubit pipi Jio yang masih mengunyah.
“Makannya pelan-pelan adek, ini masih ada lagi ayamnya” ucap Nalen yang melihat Jio begitu bersemangat memakan ayam goreng tepungnya.
“Nasinya juga dimakan sayang” ucap Tara.
“Adek mau minum apa? Air putih? Atau Jus jeruk kayak biasanya?” tanya Tara.
Jangan heran Tara memang selalu memperhatikan menantu-menantunya karena ia menggangap menantunya adalah anak kandungnya.
“Jio mau minum jus jeruk”
Hari ini Jio sangat antusias makan, biasanya Jio hanya mau makan cemilan atau side dish tak mau memakan nasi kalau bukan Jendral yang membujuknya.
Tara langsung mengambilkan botol jus untuk Jio, menantunya ini sangat suka jus jeruk jadi ia akan menyiapkan berbotol-botol jus jeruk dan minuman dengan rasa jeruk dikulkasnya.
Setelah makanannya habis Jio langsung meminum jusnya.
Gleg gleg
“Wah anak bubu laper banget ya” ucap Tara mengusap rambut Jio.
Jio menghabiskan empat potongan ayam tepung buatannya, hal yang langka bahkan menjadi benar-benar langka karena Jio mau makan sendirian tanpa Jendral yang menyuapinya.
“Mau puding dek? Tadi papi Dodo baru bikinin Jio” ucap Nalen menawarkan adeknya.
“Mauuu” Jio semangat.
Perut Jio hebat juga bisa menampung banyak makanan pagi ini.
“Masih kuat perutnya?” tanya Tara.
“Masih, adek mau mam puding ya bubu. Boleh ya” ucapnya.
Tara mengangguk.
Nalen langsung mengambilkan 1 cup puding susu caramel favorit Jio.
“Makannya sambil nonton aja yuk dek” Tara mengajak Jio menonton.
Jio mengangguk dan berjalan bergandengan dengan Nalen menuju ruang TV.
Tara mengikuti dibelakang membawa puding susu untuk mereka bertiga.
●●●
Ketiganya menonton film animasi berjudul Luca sambil menyantap puding susu buatan Doni papi Jio.
“Hihi ikannya keren bisa berubah jadi orang” ucap Jio.
Teman dari Luca yang bernama Alberto memiliki keinginan mempunyai vespa untuk keliling kota.
“Wah Jio juga mau punya vespa” ucap Jio lucu.
Tara gemas melihat Jio yang selalu memberikan respon yang lucu setiap menonton.
“Nanti bubu beli vespa kita jalan-jalan ya” ucap Tara.
“Asiiikk, Jio nanti pinjam ya” ucap Jio.
“Tapi Jeje yang bawa vespanya” ucap Tara membelai rambut mantunya.
“Sama kak Nana aja dek jalannya kita keliling kota” ucap Nalen.
“Boleh, kita ke taman yang engga jauh dari sini itu loh kak Nana, disana ada banyak makanan enak” ucap Jio semangat.
“Iya Jio mau cilok ya, besok kakak beliin bahannya kita bikin sama-sama disini ya” ucap Nalen.
“Boleh tuh buat cilok, sama yang di kasih telor juga enak tuh Na” ucap Tara.
Mereka akhirnya menonton sambil membicarakan rencana membuat cemilan bersama besok mumpung kampus Jio masih libur.
Film sudah selesai terputar setelah dua jam lamanya.
Jio menangis melihat adegan terakhir film itu.
“Utututu.. anak bubu jangan nangis. Adek kekamar aja ya bobok sama Jeje. Ayo bubu anterin”
Jio mengangguk.
Tara mengantarkan Jio menuju kamarnya yang ada Jendral yang masih terlelap.
“Selamat tidur adek” ucap Tara lalu pergi kembali kebawah dan berbincang dengan Nalen.