Cintaku, Lee Hyunjae

Milbbang semi baku oneshoot Content warning; bxb, fluff, hurt/comfort, major character death, skinship in public, dll

Dia adalah pria yang paling indah yang aku temukan dalam hidupku. Tutur kata lembut dan tingkah laku penuh kehangatan. Priaku, Lee Hyunjae ternyata masih dipermainkan keadaan.


Kim Younghoon pagi itu duduk manis dikelasnya sambil mendengarkan penjelasan dari wali kelasnya tentang acara tahun baruan yang akan diselenggarakan oleh sekolahnya. Banyak siswa yang terlihat tertarik dan bersemangat untuk mengikutinya. Acara berkemah akhir tahun, sebelum menginjak masa-masa tegang anak-anak kelas dua belas. Banyak yang sudah riuh ricuh berbisik akan melalukan apa saja dan akan membawa apa saja. Younghoon dan teman sebangkunya Jacob hanya saling tatap dan tersenyum, “Acara kelas dua belas akan dilakukan bulan depan di tanggal dua, hari Kamis Jumat dan Sabtu, minggu pagi kita semua bisa pulang. Siapa saja yang tidak bisa ikut, sekretaris tolong berikan datanya pada ibu maksimal dua minggu sebelum acara, karena data alam dikumpulkan pada panitia penyelenggara ya? Kalian mengerti?”

“Mengerti, Bu” serempak semua menjawab. Younghoon menyikut perut Jacob, “Ikut?”

Jacob mengangguk antusias, “kayaknya seru. Ikut yuk? Eh tapi kan kemahnya di alam terbuka, kamu kuat gak ya?”

Younghoon sedikit mengerucutkan bibirnya, menimang kemampuan dirinya yang bisa atau tidak ikut acara seperti itu. Younghoon mengidap asma sejak kecil, tidak bisa melakukan olahraga berat atau hal-hal ekstrem. Tidak bisa kedinginan dan kepanasan yang terlalu menyiksa juga. Younghoon ingin ikut namun takut menjadi beban.

“Younghoon, mau ikut kan? Nanti Doyeon ke TU buat ambil surat izin orangtuanya. Maksimal dikumpulkan dua minggu sebelum acara, jangan sampai hilang suratnya. Tapi kalau tidak ikut, aku tandai langsung di kertas absensi.” Itu Bangchan. Ketua kelasnya. Menatapnya penuh harap dengan lembut.

“Aku tanya kamu duluan karena aku tau kamu gak boleh maksain diri”

“Siapa saja yang gak bisa ikut?”

“Aku dengar Bambam tanggal dua tidak bisa ikut karena ada acara keluarga yang sudah ditentukan jauh-jauh hari. Mungkin sejauh ini kelas kita hanya Bambam yang gak akan ikut..”

Younghoon terlihat berpikir sekali lagi lalu tersenyum kecil,“nanti aku izin dulu sama Papa Mama ya? Nanti suratnya minta pada Doyeon kan?”

Bangchan mengangguk lalu tersenyum manis sekali sampai matanya hilang,“Semoga kamu bisa ikut. Kita semua harus ciptakan kenangan indah sebelum lulus.. Siapa tahu pas api unggun, Si Hyunjae Hyunjae itu nembak kamu beneran.” Lalu Jacob dan Bangchan tertawa, mengundang pukulan sayang dibahu keduanya.

“Apa sih kok jadi Hyunjae.” Lalu terlihat rona merah muncul dipipinya. “Suka sama suka kok belum jadian-jadian ya, Chris?”

“Iya benar. Dua-duanya cupu..” lalu keduanya kembali tertawa.

Lee Hyunjae. Anak kelas IPS yang gosipnya naksir Younghoon sejak kelas satu itu terus saja menjadi perbincangan ketiganya sampai akhirnya bel istirahat berbunyi, dan mereka semua sibuk dengan bekal masing-masing.


Lee Hyunjae anak IPS itu bersama gerombolannya berisikan tujuh orang siswa begundal lainnya terlihat tertawa-tawa sambil berjalan di koridor. Younghoon yang sedang mengantar Bangchan memberikan absensi kelas pada staff TU memandangnya lekat. Bagaimana saat sosok itu tertawa dunia terasa lebih lambat, disekitarnya menjadi pudar dan hanya ia pusat yang disinari cahaya.

Lee Hyunjae, terkenal sebagai anak yang mudah bergaul dan punya banyak teman. Terkenal sebagai laki-laki yang banyak dijadikan crush baik kakak kelas, teman sekelas, bahkan adik kelasnya. Younghoon akui dia memang bersinar. Tampan, banyak teman, mudah bergaul, orangnya juga asyik diajak bercanda, meski kadang berisik. Hyunjae cukup terkenal dikalangan siswa-siswi disekolahnya karena memiliki bakat bernyanyi dan pernah menjadi pemimpin upacara saat acara besar yang mana orang-orang tentu akan memujinya.

Dan Younghoon salah satu siswa yang juga menaruh hati padanya.

Karena Younghoon sendiri sadar, pesona Lee Hyunjae tidak pernah ada yang bisa menolak.

Saat gerombolannya berjalan melewatinya, Hyunjae yang tak sengaja sedikit menoleh padanya tersenyum sambil menganggukkan kepala, demi Tuhan Younghoon bersumpah senyumnya sangat indah dan Younghoon hanya berani balas tersenyum. Membiarkan pria itu lewat begitu saja.

Membiarkan jantung Younghoon berdebar acak-acakan setelahnya.

“Waduh disenyumin crush.” Lagi-lagi Christopher Bang dengan 1001 cara yang berhasil menggodanya.


Sore itu sepulang sekolah, Younghoon berjalan menuju rumahnya setelah belanja beberapa kebutuhan dapur dari supermarket perempatan jalan kompleknya. Matanya terpaku pada satu lelaki familiar yang berdiri disamping motornya sambil memainkan gawai. Dengan pakaian rapi dilapisi jaket pria itu sesekali tersenyum kecil setelah sepertinya membaca beberapa deretan pesan masuk disana.

Younghoon tersenyum kecil, jauh sekali Hyunjae main sampai komplek rumahnya. Lalu ia kembali berjalan, sampai suara familiar itu menyapa gendang telinganya.

“Younghoon!” Lalu ia terlihat melambai. Younghoon menoleh lalu memberi senyum, berhenti dari langkahnya sebab si pria itu dengan motornya mendekat kearahnya. Keduanya berbagi senyum. Sedikit berbincang basa-basi sebelum akhirnya Hyunjae pamit. “Oh iya, Younghoon. Gosip yang beredar dikalangan anak-anakㅡ”

“Yang kamu naksir aku? Iya aku gak ambil serius kok, kan cuma gosip.” Sedikit getir saat Younghoon mengatakannya. Sedikit tidak rela dan sakit rasanya.

“Ah enggak! Tolong jangan gitu... Soalnya aku naksir ya beneran sama kamu, dari kelas satu.”

Jantung Younghoon berhenti sejenak. Merah menyapa pipi hingga telinga, ia meremas keresek yang ada digenggamannya, menunduk sebab malu dan mati gaya.

“Aku.. aku juga suka sama kamu.”

Hyunjae juga cukup terkejut. Tak mengira bahwa mendapat jawaban secepat ini. Kalau begini ceritanya, kenapa tidak sejak dulu saja Hyunjae mengajaknya berpacaran jika ternyata semudah ini kenyataannya. Banyak ragu dan malu yang selama ini ia pupuk sendiri hingga rasanya mengejar Younghoon cukup mustahil. Sebab pemuda tinggi dan tampan itu juga banyak orang yang menyukai. Banyak coklat yang ia dapat saat Valentine, banyak kado yang ia dapat saat ulangtahun. Hyunjae agaknya merasa kecil sebab ia hanya bisa memandangnya dari kejauhan.

Hyunjae tak bisa menyembunyikan perasaan bahagia yang ia rasa. Dengan sedikit gemetar ia mengusap pipi putih itu, hingga sontak sang empunya mendongak menatapnya sama terkejutnya.

“Kamu indah Younghoon.. Makasih ya, udah jawab perasaanku.”

“Makasih juga sudah jujur terhadap perasaan kamu.”

“Nanti malam aku chat ya, pacar?” Lalu Hyunjae tertawa geli campur dengan perasaan senang yang membuncah saat Younghoon mengangguk. Hyunjae begitu bersyukur sebab ia tak harus mencintainya lagi dalam diam.


Dua minggu setelah keduanya memutuskan menjadi sepasang kekasih, berita menyebar cukup cepat. Terlebih lagi Hyunjae terlihat sering mengantar dan menjemput Younghoon untuk sekedar pulang bersama. Tentu banyak yang patah hati sebab katanya dua-duanya everyone's crush dan malah sudah menjalin kasih dengan yang lain.

Hyunjae, Younghoon harus akui dia pria termanis yang pernah ia dapati. Setiap tutur kata dan tindakannya benar-benar membuat Younghoon meleleh. Dia juga bukan tipe yang mudah cemburu. Selalu mengutamakan izin dan kenyamanan Younghoon dalam setiap tindakannya. Younghoon benar-benar terbuai. Ia merasa sangat beruntung memiliki Hyunjae disisinya. Pemuda yang akan menggandeng tangannya dari tempat parkir hingga ke depan kelasnya. Dan pemuda yang akan duduk menunggu didepan kelasnya saat Younghoon pulang.

Siang itu, Hyunjae mengajaknya bertemu di kantin, katanya mau makan siang bersama. Younghoon mengajak Jacob dan Bangchan untuk bergabung. Berbincang kesana-kemari menghabiskan waktu istirahat makan siang. Diiringi canda tawa hingga bangku mereka menjadi bangku paling berisik disana yang mengundang tatapan dari semua orang.

“Ikut kemah gak?” Hyunjae menoleh kearah Younghoon, bertanya setengah berbisik sambil mengusap surainya, menyingkirkan poni dan anak rambut yang terlihat menusuk mata kekasihnya yang masih melahap bekal makan siangnya.

“Gak tahu. Kamu ikut?” Yang ditanya mengangguk dengan pasti sebagai jawaban. Tangan besar itu dibawa untuk mengusap noda makanan diujung bibir kekasihnya,“Kalau gak yakin, gak usah ya? Nanti sakit.”

Younghoon menghela napas, sejujurnya ia sangat ingin ikut. Bambam saja yang tadinya tidak akan ikut, tadi pagi bersorak pada Bangchan sebab bisa ikut acara kali ini. Maka, Younghoon juga ingin. Mendapat izin dari Papanya cukup sulit, semoga Younghoon bisa mengambil hatinya.

“Mau ikut, ya?” Younghoon mengangguk kecil, “Semua orang pasti ikut..” cicitnya.