Teh manis.

[milkyu oneshoot AU]

content warning; kissing scene ㅡ

Hyunjae selalu kesal dengan jarak. Yang sering memisahkan dirinya dengan pacar gemasnya. Memang di era modern ini kita harus memanfaatkan teknologi yang ada, tapi jika melulu tentang video call dan telfon atau bertukar kabar lewat chat, rindunya jelas tidak terobati.

Hyunjae sangat mencintai pacar gemasnya. Amat sangat. Katakanlah dia si Bucin. Tapi siapa sih yang gak sayang sama pasangannya? Yang gak berani ambil resiko dimarahin bos karena kelamaan cuti demi pasangannya? Yang mau menyebrangi lautan demi pasangannya?

Semua orang adalah Bucin, ya gaes ya... Tapi tentu dengan caranya sendiri-sendiri.

Changmin baru saja selesai ujian akhir. Rasa rindu itu sekarang terasa begitu menyesakkan dada. Hingga keduanya kehilangan akal sehatnya.

Saat malam tiba, di hari pertama cuti kerjanya, Hyunjae memutuskan menghampiri kekasihnya. Niat makan malam dengan si kesayangan. Tangannya menenteng tiga porsi bakso dan satu bungkus olahan seafood. Hyunjae yakin Changmin akan suka.

Hyunjae sangat rindu melihat Changmin senang, tertawa hingga lesung pipinya kelihatan, bagaimana ekspresinya saat makan, menggelengkan kepala , tersenyum, mengunyah yang meskipun sangat lama. Ia rindu menempelkan dahi dengan dahi yang seperti hobi. Ia rindu dengan candu manis bibir Changmin. Ia rindu kekasihnya, pokoknya rindu Changmin!!

Rasanya mau mati. Rindu ini terlalu.

Maka saat si tupai kecil itu tersenyum sambil membukakan pintu, ia merengkuh tubuh itu erat sekali. Dihirupnya dalam-dalam aroma parfum dan sabun yang menguar dari sana. Dan lembut fabrik pakaian yang ia kenakan.

Dengan senang hati Changmin balas memeluk kekasihnya tak kalah erat. Menyelami wangi Hyunjae yang sudah lama tidak berjumpa dengan sedikit bau tembakau dari tubuh lelaki September itu.

Lalu bibir penuhnya dikecup ringan oleh si mesum. Berbuah geplakan maut di bahu kokohnya.

Keduanya tersenyum, dan saat tangan Hyunjae melingkar di pinggangnya, mereka melenggang masuk menuju rumah.

...

Hyunjae rindu mendudukkan tubuhnya diatas kasur milik Changmin. Rindu menatap interior kamar kekasihnya. Rindu menatap deretan foto yang sengaja dipajang disana. Ada polaroid baru, banyak. Isinya adalah kenangan mereka ketika di jalan-jalan akhir tahun waktu itu. Ada gelenyar hangat yang merambat memasuki dada. Senyum terukir. Changmin memajang foto mereka diatas figura kecil, diletakkan diatas meja belajar , berdampingan dengan foto-foto keluarganya disamping laptopnya yang teronggok terabaikan.

Hyunjae jadi gede rasa.

...

“Kak Jeje ini tehnya. Maaf ya lama. Mama sambil telfonan sih bikinnya”

Changmin menaruh secangkir teh diatas meja belajar. Hyunjae tersenyum sambil mengangguk, lalu dengan cekatan menangkap tubuh Seungwoo yang terjun kearahnya diatas kasur. Memeluknya dengan amat erat dan menciumi pipinya sayang. Changmin juga rindu.

“Baksonya enak~” katanya.

Pacarnya hanya tertawa kecil, “baksonya doang? Ketemu aku nya enggak?”

“Enak juga dong bisa peluk hehe. Kak kak kak, mau cium~”

Dan Hyunjae merendahkan kepalanya memagut bibir Changmin pelan pelan. Menyalurkan afeksi yang membuatnya melenguh kecil sambil meremas baju depannya. Changmin dengan nakal dan berani membuka mulutnya, membiarkan Hyunjaenya menjajah isi mulutnya. Demi apapun didunia ini, keduanya rindu ada di moment seperti ini. Gelitik kupu-kupu memenuhi perut Hyunjae, pun Changmin begitu.

Dan saat ciuman itu berakhir, Hyunjae mengusap bibir pacar gemasnya yang basah dengan jempol lalu tersenyum tengil. Keduanya saling memandang dan diakhiri dengan kecupan singkat di dahi. Hyunjae memilih meminum tehnya. Lalu mengernyit sebentar tapi tetap menenggaknya hingga setengah gelas.

“Mau nonton apa? Katanya mau ngajak aku nonton kok malah ciuman sih..” Tanyanya. Changmin mulai menyamankan posisinya didalam pelukan Hyunjae yang kini mengotak-atik laptop dipangkuannya.

“Gimana kalau rewatch The Conjuring?”

“Gak mau!! Kita udah nonton itu ribuan kali, sayang” lalu Hyunjae tertawa lepas karena Changmin memarahinya dan berceramah dari a sampai z karena tidak terima. Hingga akhirnya mereka menonton kartun saja.


“Haus ih habis makan bakso kayaknya belom minum deh aku. Bagi tehnya dong kak”

“Gak boleh. Aku juga haus” dengan cepat tangan Hyunjae meraih gelas diatas meja, menunjukkan gestur melindungi aset miliknya.

“Ih kakak! Bagi dikit aja kok... Biasanya juga gak pelit?”

“Haus tau paham gak sih kalo aku haus?” dan setelah itu ia meminum tehnya hingga habis. Changmin semakin sebal lalu mengerucutkan bibirnya. “Ambil baru aja ya?” Katanya yang membuat Changmin semakin kesal.

Hingga pada akhirnya ia menyerah dan kembali ke dapur untuk mengambil minum lagi.

....

“Adek! Adek...”

Mama Ji berlari dari arah dapur mendekati Changmin yang kebetulan sedang menuju dapur juga sambil membawa gelas tadi untuk diisi ulang.

“Adek??!! Ih anak ini, Ji Changmin!”

“Iya mama? Aku disini kenapa mama teriak-teriak gitu deh ah berisik!?”

Mama memegang bahu Changmin dengan raut muka panik , lalu mengguncangkannya pelan, “gawat dek!!”

“Gawat kenapa, Ma?”

“Mama tuh salah tadi.. mama salah masukin, dek!!”

“Masukin apa sih, ma? Pelan-pelan dong bicaranya....”

“Teh punya Hyunjae mana? Teh Hyunjae mana dek?” nada bicara mamanya kian meninggi.

Changmin menyerahkan gelas tadi dengan ekspresi bingung luar biasa bahkan saat mama kembali mengaduh.

“Kok dihabisin sih dek?” tangan mama kini dibawa untuk mencubit kecil lengannya, membuat Changmin semakin bingung.

“Dia haus, Mama... Apa sih cubit cubit astaga sakit tau ih”

“Mama salah masukin gula adek!! Itu malah mama kasih garam tehnya. Habisnya mama tadi sambil telfonan jadi gak sadar! Terus tau-tau mama malah nutup toples garam, mama kira belom diminum sama sekali...”

Dan Changmin tidak bisa tidak ikut terkejut.

Hyunjae sebenarnya sudah ingin merokok. Tapi ia ingat ini bukan teritorialnya. Kamar Changmin ini area bebas asap rokok. Anaknya benar-benar gak suka. Dan sebagai pengalihan, kini dia sibuk nyemilin pocky greentea punya Changmin yang ia curi dari laci meja belajar.

Teh tadi bikin lidah dan bibir dia mati rasa. Asin banget. Makanya pas Changmin minta, dia gak kasih.

Nahkan udah dijelaskan toh dari awal? Kalau si Hyunjae Hyunjae ini tuh anaknya bucin abis. Dan ini salah satu buktinya.


Sesaat setelah suara pintu tertutup, Hyunjae menangkap Changmin berjalan pelan kearahnya dengan muka menggemaskan, pipinya menggembung dengan bibir mengerucut lucu. Berjalan kearahnya sambil merentangkan tangannya. Heran lah Hyunjae ya kenapa pula dengan kekasihnya..

Tapi Seungyoun bisa apa sih selain memeluknya?

“Sayangnya aku kenapa, hm?”

Changmin mengerang sambil mengecup leher Hyunjae pelan. Mengusakkan hidungnya pada perpotongan leher dan bahunya.

“Kenapa, hm? Berantem sama Mama? Perasaan tadi baik-baik aja dah?”

“kakak ih kenapa gak bilang tehnya asin?” nada bicaranya seperti anak kecil merajuk dengan baju yang bergoyang heboh seperti tak terima.

Hyunjae sedikit terkesiap lalu sedetik kemudian ia tertawa kikuk. Tangannya mengusap punggung kokoh kekasihnya lalu mencium pipinya sayang, “gak apa-apa kesalahan teknis itu mamanya”

“Tapi asin! Emangnya lidah kakak enggak kaku apa abis minum itu?” Tangannya dipakai untuk memukul bahu kokoh Hyunjae sebal. Hyunjae tertawa kencang karenanya.

“Gak apa-apa, aku sayang kamu..” katanya.

“Apaan sih! Gak nyambung banget dasar jelek”

Changmin menarik Hyunjae untuk duduk dikasur, labtas mendudukkan tubuhnya diatas pangkuan Hyunjae dan mengecup bibirnya lumayan lama.

“aduh tumben banget...” ucap Hyunjae setelah ciuman itu berakhir.

Dahi bertemu dahi, Ini adalah hobi yang selalu mereka rindukan. Changmin menubrukkan dahinya ke dahi Hyunjae dan menggesekkan hidung keduanya.

“Udah manis?”

Kayaknya Hyunjae sudah harus mulai mencari konsep yang cocok untuk pernikahan mereka ya? Karena demi segala ikan di lautan, pacar gemasnya ini memang sangat menggemaskan. Dan Hyunjae tidak bisa tidak jatuh cinta setiap harinya.

Finn