ghosting – haksun

cw : beneran banyak harsh wordnya soalnya mereka kayak kucing sama anjing


Sunwoo berjalan menghampiri Haknyeon yang masih duduk di bangku tukang mie ayam depan sekolahnya. Dengan jam tangan mahal terselip di pergelangan kiri dan tangan kanannya sibuk memegang handphone, pria kelahiran sembilan Maret itu larut dalam aktivitasnya dengan gawai kesayangannya hingga tanpa sadar Sunwoo sudah berada di depannya.

Dengan tas ransel yang cukup berat itu jika dilihat-lihat, sepatu mahal Sunwoo menginjak sendal Gucci Haknyeon lalu nyengir di balik masker medis yang ia kenakan sebab si empunya mengerang kesal sandal kesayangannya dibuat kotor oleh pemuda tengil itu.

“Tai! Baru juga gue pake”

“Lagian serius banget sampai kagak sadar gue udah didepan lo.”

Haknyeon menaruh handphonenya ke dalam saku jaketnya dan memasangkan helm pada laki-laki berseragam SMA di depannya.

“Ngapain sih pake motor anjir padahal gue udah bayangin mau tiduran di kursi belakang mobil lo.”

Haknyeon menepuk puncak helm yang Sunwoo kenakan sambil berlalu, mengundang teriakan yang memekakkan telinga karena si aries memulai protes.

“Naik atau gue tinggal?” Katanya sambil menyalakan mesin motornya.

Sunwoo dengan setengah hari akhirnya mendudukkan bokongnya di jok belakang, membiarkan Haknyeon mengendarai motor kesayangannya memecah jalanan.

“Lo mau beli apa di GI?”.

Lampu merah mengehentikan laju mereka sejak beberapa saat yang lalu. Sunwoo mencondongkan tubuhnya ke depan, “Kata kak Younghoon jajanan di belakang GI enak-enak, gue mau coba.”

Haknyeon memutar kepalanya menatap sangsi pada sulung keluarga Kim itu. “Lo mau jajan?”

“Iya. Lo gak mau nganter?

Haknyeon lalu kembali fokus pada jalanan dan mengencangkan laju motornya. Membiarkan Sunwoo yang tak ia jawab pertanyaannya itu menggeplak punggungnya sebal.


Baru setengah jalan mereka harus berhenti untuk berteduh. Di sebuah mall yang tak sengaja mereka lewati, akhirnya Sunwoo dan Haknyeon memutuskan untuk ikut meneduh sebentar sambil membeli jas hujan dan jaket. Kim Sunwoo di mata Ju Haknyeon itu tak ayalnya anak kecil tengil yang menyebalkan.

Sudah tahu dia gampang sakit, malah gak pernah bawa jaket. Sialnya, hari ini Haknyeon juga lupa membawa jas hujan. Akhirnya keduanya memutuskan untuk membelinya sambil berteduh sebentar.

Haknyeon dan Sunwoo berpisah setelah mereka memutuskan untuk bagi tugas. Haknyeon yang tangan kirinya menenteng paperbag, memutuskan untuk menunggu pria tengil itu di tempat yang strategis dan dekat ke tempat parkir.

Cukup lama Haknyeon menunggu hingga akhirnya sosok Taurus itu masuk dalam jarak pandangnya. Jaket yang baru ia beli langsung ia kenakan. Pria itu terlihat berlari mendekat dengan tas ransel yang meloncat-loncat di punggungnya.

Haknyeon berkacak pinggang dan memasang muka galak, “udah gue bilang gak usah lari, Kim Sunwoo! Ayo cari minum.”

“Gak usah, ayo ke Hermes. Lo bantu pilihin buat nenek gue”

Sunwoo berjalan mendahului Haknyeon, namun langkahnya berhenti saat pergelangan tangannya digenggam oleh teman mainnya hari ini.

“Ke supermarket dulu, beli minum.”

“Ih gue gak apa-apa.”

“Lo habis lari.”

Sunwoo berdecak malas lalu melepas paksa genggaman tangan yang membatasi geraknya.

“Gue kagak sekarat lagi segitu doang lagian. Ayo buruan ke Hermes dulu, nanti minumnya di Hermes aja biasa juga disuguhin. Mereka kenal lo, kenal gue juga.”

Haknyeon mau tak mau mengalah dan memilih untuk membuntuti Sunwoo.

Oh mungkin Sunwoo harus menjelaskan sesuatu.

Ju Haknyeon ini meski menyebalkan, dia sedikit overprotektif. Entah mungkin karena iba atau apa, tapi Sunwoo sedikitnya sering terganggu dan merasa kesal karena Haknyeon terlalu memperlakukan dirinya layaknya gelas retak yang bisa pecah sewaktu-waktu tanpa terkira.

Meski sering membuat Sunwoo uring-uringan gak jelas, Ju Haknyeon si anak DPR ini adalah salah satu orang yang paling bawel padanya dalam masalah kesehatan. Sunwoo akan menaruh Changmin di angka satu sebagai teman paling overprotektifnya, lalu diurutan selanjutnya ada Ju Haknyeon. Meski Sunwoo sendiri juga tak yakin apakah pria ini bisa ia sebut teman.

Tahun lalu Sunwoo menjalani operasi jantung tiga hari setelah ia dilarikan ke rumah sakit akibat saat ia dan team sepakbolanya tengah bertanding.

Sunwoo yang saat itu dinyatakan koma tentu membuat orang-orang sekitarnya khawatir.

Bahkan setelah sembuh pun, semua orang memperlakukannya penuh perhatian. Tak terkecuali Ju Haknyeon ini.

Ia dan Haknyeon sudah berteman sejak kecil sebenarnya. Mereka sempat tinggal di cluster yang sama sampai akhirnya Haknyeon dan keluarganya pindah.

Dan jika kalian bertanya-tanya tentang hubungan keduanya, sebenarnya tidak ada yang spesial. Mereka hanya sebatas teman saat kecil saja. Tidak pernah satu sekolah lagi setelah Haknyeon pindah, tidak pernah bertemu lagi, apalagi hangout bareng.

Namun, saat itu, saat Sunwoo dirawat di rumah sakit Singapura, kabarnya keluarga Haknyeon datang menjenguk. Dan setelah itu, hubungan kedua keluarga itu menjadi lebih akrab. Ya mungkin orangtua keduanya yang semakin akrab, anaknya sih enggak. Tetep gitu-gitu aja.

Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, Sunwoo dan Haknyeon malah sering dijodoh-jodohkan oleh kedua orangtuanya. Tak jarang mereka merencanakan dinner untuk Sunwoo dan Haknyeon. Mereka juga pernah merencanakan liburan ke Jepang untuk kedua anak laki-laki kesayangan dari dua keluarga terpandang itu.

Namun ya seperti yang kita tahu, Sunwoo sering mencak-mencak karena Haknyeon terlalu sering ghosting dia.

Kalau hubungan Junhoe dan Chanhee bisa disebut simbiosis mutualisme, kalau hubungan Sunwoo dan Haknyeon lebih bisa disebut kutukan.

Haknyeon sering absen dari pertemuan yang dijanjikan. Bahkan saat Sunwoo jauh-jauh datang ke rumahnya pun, anak itu selalu punya celah untuk kabur atau tak menemui Sunwoo.

Sunwoo tak tahu pasti apa penyebabnya, namun yang jelas Sunwoo tak keberatan. Ia juga tak peduli. Mungkin saja Haknyeon punya kekasih diluar sana? Tak apa! Sunwoo juga punya kok crush sendiri, yang tentunya lebih bisa bikin dia mules karena salting daripada bikin leher dia tegang karena naik darah.

Sunwoo mengantongi credit card-nya lalu berjalan menghampiri Haknyeon yang duduk di sofa menungguinya.

“Thanks ya sarannya. Nenek kayaknya suka sama yang lo pilih”

Haknyeon mengangguk lalu berdiri dan mengikuti langkah Sunwoo. Ditatapnya dari belakang pemuda berambut ikal itu, punggungnya menenteng ransel yang bisa Haknyeon tebak beberapa buku paket ada di dalamnya.

Haknyeon menarik kerah belakang jaket Sunwoo membuat pria tengil itu berhenti berjalan.

“Berat gak ranselnya?”

“Lumayan. Lo mau bawain?” Isengnya. Dan yang tak Sunwoo duga, tangan Haknyeon malah menarik ransel itu hingga terlepas dari punggungnya. “nih lo bawa paperbag aja.”

Sunwoo bengong beberapa detik sampai akhirnya ia berjalan tergesa menyusul Haknyeon yang menuju parkiran.

“Lo kesurupan penunggu mall, ya nyeon?”

“Gue lebih tua, anjing!”.

“Gukguk”

“Monyet lo!”