Jika biasanya kedua pemuda bernama Changmin dan Juyeon ini masih terlelap di alam mimpinya ketika hari Minggu menyapa, lain halnya dengan yang terjadi hari ini.
Baik Changmin maupun Juyeon sudah tiba di taman bermain sejak beberapa menit yang lalu. Keduanya sedang berdiri bersebelahan di dekat pintu masuk untuk menunggu kedatangan Chanhee dan Kevin.
Changmin dan Juyeon telah menawarkan tumpangan pada pujaan hatinya masing-masing di malam sebelumnya, akan tetapi tawaran mereka tidak diiyakan karena Kevin bersikeras untuk berangkat bersama Chanhee.
Setibanya Chanhee dan Kevin, keempat pemuda itu pun akhirnya memulai “double-date” mereka.
Wahana pertama yang mereka naiki adalah komedi putar. Chanhee bilang, mereka akan dapat mengambil banyak foto bagus di wahana yang bergerak dengan perlahan seperti ini.
Setelah puas berputar-putar selama kurang lebih 5 menit, Changmin memberikan ide untuk memasuki wahana rumah hantu. Awalnya ide ini ditolak oleh Juyeon dengan alasan tidak mau melukai tenggorokan Chanhee maupun Kevin. Yang dibela malah mengacuhkan Juyeon dan segera mendorong Juyeon agar berada di paling depan, disusul dengan Kevin di belakangnya, lalu Chanhee, dan di paling belakang adalah Changmin. Belasan teriakan berbeda ketinggian dapat terdengar dalam hitungan menit setelahnya.
Suara tawa yang saling bersahutan terdengar di kemudian ketika mereka berempat telah berhasil keluar dari rumah hantu. Wajah pucat Juyeon dan mata berair Chanhee berhasil membuat Kevin dan Changmin tertawa terbahak-bahak bak orang kerasukan.
Setelah tawa mereka mereda, wahana viking ride adalah wahana yang mereka pilih untuk dinaiki selanjutnya. Sebelum viking ride itu bergerak, petugas taman bermain telah mewanti-wanti mereka untuk berpose sebagus mungkin ketika mereka berada tinggi di udara karena ada sebuah kamera yang akan mengambil foto mereka.
Ekspektasi mereka berempat tentunya adalah sebuah foto yang tercetak dengan bagus. Namun, yang mereka lihat setelahnya hanyalah sebuah foto penuh dengan ekspresi aib di wajah mereka masing-masing.
Berpindah dari viking ride, kali ini mereka berempat sudah duduk dengan manis di sebuah wahana yang memiliki konsep mirip roller-coaster tapi dengan hadiah cipratan air di bagian akhirnya.
Chanhee dan Kevin yang duduk di deretan paling depan menjadi korban utama dari wahana ini. Keduanya turun dengan badan basah kuyup, membuat insting Changmin dan Juyeon terpancing keluar. Dalam hitungan detik, sebuah kemeja dan jaket sudah melingkar di bahu Chanhee dan Kevin. Menghalau angin kencang yang dapat membuat mereka kedinginan.
Juyeon kemudian menyarankan untuk beristirahat sebentar dan mengisi perut mereka di restoran yang berada di dalam taman bermain. Tiga pemuda lainnya langsung menyetujui saran Juyeon.
Banyak hal yang mereka perbincangkan selagi makan. Walaupun Kevin dan Chanhee sama-sama pemilik MBTI introvert, keduanya dapat mengimbangi dinamika Juyeon dan Changmin yang merupakan kaum ekstrovert.
Terlalu larut dalam perbincangan mereka, Chanhee dan Changmin bahkan tidak sadar sama sekali ketika sudut bibir mereka sudah kotor oleh saus dari makanan yang mereka makan.
Secara bersamaan, Kevin dan Juyeon mengambil tissue untuk membersihkan bibir Chanhee dan Changmin. Keempatnya mendadak kebingungan untuk beberapa detik, sebelum akhirnya tawa mereka kembali pecah untuk kesekian kalinya hari itu.
Wahana terakhir yang mereka pilih untuk naiki adalah bianglala. Kali ini, Kevinlah yang memberi saran. Melihat semburat jingga di langit dari ketinggian adalah suatu hal yang sangat Kevin sukai. Oleh karena itu ia sengaja meminta mereka untuk menaiki wahana ini mendekati saat ketika matahari terbenam.
Di antrian, Chanhee membisikkan idenya pada Changmin. Changmin cukup terkejut dengan ide Chanhee, tapi kepalanya langsung mengangguk dengan cepat disertai seringai nakal di wajahnya.
Ketika antrian di depan mereka sudah habis, Chanhee dan Changmin segera mendorong Kevin dan Juyeon untuk masuk ke dalam salah satu kereta gantungnya. Keduanya meminta petugas taman bermain untuk segera mengunci kereta mereka dan mulai untuk memutarnya ke atas.
Tawa puas keluar dari bibir Chanhee ketika dilihatnya Kevin mengacungkan jari tengahnya pada Changmin dan dirinya dari balik kaca kereta gantung.
Tapi tawanya mendadak terhenti ketika ia menyadari bahwa ia akan berduaan dengan Changmin di kereta gantung berikutnya.
Keheningan lantas menyapa mereka ketika keduanya sudah berada dalam kereta gantung. Chanhee dan Changmin duduk saling berjauhan, memalingkan muka masing-masing ke jendela di sebelah mereka.
Ketika kereta gantung yang mereka naiki berada tepat di puncak, Chanhee menjerit kegeringan. Berteriak pada Changmin untuk menghampirinya dan melihat pemandangan mentari terbenam dari jendela bersama-sama.
Chanhee mengalihkan pandangannya dari jendela, memutar kepalanya untuk melihat reaksi Changmin.
Sayang seribu sayang bagi Chanhee, Changmin berada terlalu dekat dengannya.
Terlalu dekat hingga Chanhee bisa merasakan deru nafas Changmin menyapu halus wajahnya, tatapan lekat yang Changmin berikan bak menyihir dirinya.
Changmin terus merapatkan tubuhnya ke arah Chanhee, panik dan tak tahu harus lakukan apa, Chanhee akhirnya menutup kedua matanya kuat-kuat.
Namun tiba-tiba, kereta gantung yang mereka naiki berhenti di udara. Chanhee membuka matanya kembali ketika didengarnya suara isak tangis yang keluar dari pemuda di depannya.
Dilihatnya sosok Changmin yang bergetar ketakutan, kepalanya ia sembunyikan di kedua kakinya yang tertekuk ke atas. Chanhee segera menggeser tubuhnya mendekati Changmin, melingkarkan lengannya untuk memeluk Changmin sembari mengusap punggungnya perlahan.
Isak tangis Changmin akhirnya terhenti ketika kereta gantung mereka akhirnya bergerak kembali. Di bawah, Kevin dan Juyeon sudah menunggu dengan cemas. Chanhee segera membantu Changmin keluar dari kereta gantung, dirinya meminta izin untuk pulang duluan dengan Changmin karena Changmin masih saja gemetaran.
Karena Chanhee dan Changmin sama-sama tidak membawa kendaraan pribadi hari ini, Chanhee akhirnya memutuskan untuk mengantarkan Changmin pulang dengan menaiki bus. Tangisan Changmin kembali pecah ketika di dalam bus, dengan sigap Chanhee kembali merengkuh Changmin ke dalam pelukannya.
Suara dengkuran halus tertangkap jelas oleh telinga Chanhee setelah beberapa menit. Nampaknya, Changmin tertidur karena kelelahan akibat menangis. Dibiarkannya Changmin untuk menggunakan bahunya sebagai tempat bersandar.
Bus yang mereka tumpangi akhirnya tiba di halte dekat rumah Changmin, Chanhee segera membangunkan Changmin dengan berbisik halus di telinganya. Setelahnya, kedua pemuda tersebut lalu berjalan perlahan menuju rumah Changmin dengan kondisi Changmin yang masih ditopang oleh Chanhee.
Dan itulah saat dimana Chanhee bertemu bunda dari Changmin dan Sunwoo untuk pertama kalinya di luar day care tempatnya bekerja. Seperti biasa, Bunda Ji masih memberikan Chanhee sebuah senyuman hangat walau keterkejutan masih dapat terlihat dengan jelas di wajahnya.
Chanhee menyunggingkan senyuman canggung, buru-buru berpamitan ketika Changmin sudah memasuki rumahnya.
Tapi untuk sekali lagi, sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak pada Chanhee. Karena hari sudah gelap, Chanhee tidak diperbolehkan untuk pulang sendirian oleh Bunda Ji.
Chanhee terpaksa menuruti kemauan Bunda Ji dengan berat hati. Malam itu, dirinya terbaring di kasur yang bukan miliknya. Menempati kamar Sunwoo setelah anak asuhnya itu dipindahkan ke kamar sang abang.